Seks dalam Berpacaran

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T061B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Seorang pria dan seorang wanita yang berpacaran dalam abad ini menghadapi tantangan yang luar biasa beratnya. Baik yang berasal dari luar maupun dari dalam diri kita. Namun yang menjadi pertanyaan sampai sejauh mana kita sebagai kaum muda Kristen menyikapi masalah ini.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Seorang pria dan seorang wanita yang berpacaran dalam abad ini memang menghadapi suatu tantangan yang luar biasa beratnya. Dari luar tantangan sudah begitu berat, dari dalam dirinya gangguan atau gejolak seksual juga memang sedang pada puncaknya. Bagaimana mereka menahan diri menghadapi semua ini memang merupakan perjuangan yang sangat besar, jauh lebih besar dari pada perjuangan kita 20 tahun lebih yang lalu.

Tuhan memanggil kita baik yang pria maupun yang wanita, untuk menjaga kesucian kehidupan ini. Karena dorongan dan godaan itu begitu besar, maka sekarang kita harus melakukan beberapa hal yang bersifat pencegahan:

  1. Yang pertama adalah saya anjurkan bagi yang sedang berpacaran dari awalnya baik perempuan maupun si pria harus menentukan batas fisik, seberapa dekat mereka akan mendekatkan diri. Dalam pengertian dua-dua harus menyepakati hal apa yang boleh dilakukan dan hal apa yang tidak boleh dilakukan. Misalnya: tidak boleh menyentuh bagian-bagian tubuh yang erotis, membatasi diri dalam berpelukan, menjaga berapa jauh atau berapa panas berciuman. Sebagai orang Kristen kita harus menghormati bahwa tubuh pasangan kita adalah kudus. Sewaktu saya memegang-megang sembarangan, itu berarti saya mencemari tubuh yang kudus tersebut. Saya mau mengingatkan baik kepada pria maupun yang wanita, waktu engkau memberikan tubuh sembarangan yakinlah satu hal bahwa engkau telah membuat dirimu sangat murah di hadapan pasanganmu. Seorang pria pada umumnya akan menghormati wanita yang tidak bersikap sembarangan.

  2. Bagi yang sedang berpacaran ingatlah prinsip ini, semakin lambat semakin baik. Artinya jangan mengawali pacaran dengan hal-hal seksual atau jangan mengawali masa pacaran dengan tindakan fisik yang terlalu berani, terlalu cepat. Sebab kalau pada kali pertama sudah begitu cepat, tinggal tunggu waktu sebelum akhirnya melakukan hubungan seksual.

  3. Prinsip yang berikutnya yakni kita harus mempunyai tanggung jawab yang sama, yang konsisten antara di depan orang banyak, di depan publik dan hanya di antara kita berdua. Artinya janganlah kita melakukan hal-hal yang tidak berani kita pertanggungjawabkan secara umum.

Seks yang terlalu menjadi bagian dalam masa berpacaran akan mengaburkan perspektif orang yang sedang berpacaran. Mungkin ada ketidakcocokan yang seharusnya mereka sadari, tidak mereka sadari karena seks telah mengikat mereka. Mungkin ada hal-hal yang harus mereka tegaskan kepada pasangannya, tidak mereka tegaskan, karena seks telah memenuhi kebutuhan mereka.

I Korintus 6:19, "Tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri."

Sekali lagi firman Tuhan menegaskan bahwa tubuh kita adalah rumah Allah, oleh karena itu tidak bisa kita berbuat sembarangan dengan rumah Allah.