Relasi yang Tidak Direstui

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T437B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Tidak semua pernikahan direstui orangtua namun ini tidak berarti pernikahan yang tidak direstui orangtua identik dengan tidak direstui Tuhan. Apa yang harus dilakukan pasangan kepada orangtua setelah pernikahan?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Tidak semua pernikahan direstui orangtua namun ini tidak berarti pernikahan yang tidak direstui orangtua identik dengan tidak direstui Tuhan. Adakalanya orangtua tidak merestui pernikahan anak karena alasan yang salah dan jika ini yang terjadi, setelah berdoa dan meminta banyak nasihat dari anak-anak Tuhan yang dewasa, pasangan bebas untuk melangsungkan pernikahannya.

Pertanyaannya, apakah yang harus dilakukan pasangan kepada orangtua setelah pernikahan? Berikut ini ada beberapa masukan.

  • Apa pun alasannya, keputusan anak untuk tetap menikah tanpa restu akan menyakitkan hati orangtua. Tindakan itu dinilai sebagai tindakan kurang ajar (tidak hormat) dan tidak menghargai orangtua (tidak berterima kasih). Orangtua merasa dibuang dan dianggap tidak bernilai sebab anak lebih mementingkan pasangannya. Setelah pernikahan, penting bagi anak untuk tetap menunjukkan kasih dan hormat kepada orangtua, kendati orangtua berusaha menolak. Lihatlah penolakan ini sebagai upaya orangtua untuk menyembuhkan lukanya dan sekaligus balas "memukul" anak. Biarkanlah sebab mereka membutuhkan waktu untuk sembuh dan "membalas." Selang beberapa waktu setelah kemarahan reda dan mereka merasa cukup puas "membalas," biasanya mereka akan menerima anak kembali.

  • Pada umumnya orangtua akan menimpakan semua kesalahan kepada menantu, seolah-olah gara-gara dialah anak melawan orangtua. Jadi, dapat diduga kemarahan dan penolakan orangtua terhadap menantu akan bertahan jauh lebih lama dan dalam ketimbang terhadap anak sendiri. Sebaiknya menantu tidak agresif mencoba menjahit kembali relasi yang telah robek ini. Sikap yang agresif akan membuat orangtua menjauh dan menimbulkan rasa tidak suka sebab mereka akan menuduh tindakan menantu sebagai tindakan "mencari muka" belaka. Sebaliknya, jangan mendiamkan mertua sama sekali, tetap kirimkan kartu ucapan selamat dan foto keluarga kepada mertua. Mendiamkan orangtua akan membuatnya merasa tidak dihormati. Biarkan orangtua menilai siapa diri kita lewat anaknya sendiri, artinya mereka melihat betapa bahagianya anak menikah dengan menantu yang baik. Dengan kata lain, orangtua melihat kebaikan menantu lewat anaknya sendiri.

  • Berdoa dan terus mengasihi mereka. Tuhan Yesus berkata, "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu, karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga." (Matius 5:44-45)