Percaya Pada Tuhan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T124A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Waktu kita berkata percaya kepada Tuhan, sebetulnya yang sedang kita lontarkan atau serukan adalah bahwa hidup ini tidak berdiri sendiri, ada Tuhan yang menciptakan dan yang mengatur alam semesta ini. Tuhan bukanlah Tuhan yang menciptakan kemudian membiarkan ciptaan-Nya hidup sendiri tanpa pengaturan-Nya dan keterlibatan-Nya.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Kita sering mengucapkan perkataan, "percaya pada Tuhan," namun sesungguhnya apa arti pernyataan ini?

  1. Kita mengakui bahwa ada Tuhan dalam hidup ini dan bahwa Dialah yang menciptakan dan mengatur alam semesta beserta kehidupannya. "Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya dan dunia serta yang diam di dalamnya. Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi? (Mazmur 24:1; 113:5-6) Kita bukan percaya kepada Allah yang pasif; kita percaya kepada Allah yang aktif terlibat dalam kehidupan manusia. Kita percaya bahwa apa pun yang terjadi dalam hidup kita berada dalam jangkauan tangan Tuhan dan kehendak-Nya. Yusuf dijual dan dijadikan budak, akhirnya dipenjarakan akibat fitnah namun semua itu berada dalam rencana Tuhan untuk menyelamatkan Israel dari kelaparan.

  2. Kita percaya bahwa Ia melindungi kita dari bahaya. "Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada Tuhan." (Mazmur 112:7) Kita percaya sebesar apa pun masalah yang kita hadapi, Ia sanggup dan akan menolong dan mengeluarkan kita dari masalah itu. Daniel menolak untuk menyembah allah lain meski ia harus merisikokan nyawanya. Daud lolos dari kejaran Saul dan anaknya Absalom.

Kita tidak menggunakan cara manusia yang salah namun kita menggunakan cara Tuhan yang benar. "Aku berlaku tidak bercela di hadapan-Nya dan menjaga diri terhadap kesalahan. Karena itu Tuhan membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucian tanganku." (Mazmur 18:24-25) Di hadapan kita kita selalu terbentang dua pilihan: cara Tuhan atau cara saya. Pilihlah cara Tuhan! Daud memperoleh kesempatan membunuh Saul namun ia menolak. Gideon bertempur hanya dengan 300 orang (dari 32,000 orang) melawan orang Midian dan Amalek.

Damai tidak bertumpu pada kondisi di sekeliling kita; damai bertumpu pada "percaya pada Tuhan." Manusia mencari damai dan manusia tidak akan menemukannya sebab damai merupakan sebuah akibat bukan penyebab. Damai lahir dari relasi dengan Tuhan yang intim. "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu…" Yohanes 14:27