pendengar yang kami kasihi, di mana pun anda berada. Anda kembali bersama kami pada acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso dari Lembaga Bina Keluarga Kristen, akan berbincang-bincang dengan Bp. Heman Elia, M.Psi. Beliau adalah seorang dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang. Perbincangan kami kali ini tentang "Menyatakan Kasih Kepada Anak". Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
Lengkap
GS : Pak Heman, kebanyakan orangtua mengaku bahwa mereka sudah menyatakan kasih sayangnya kepada anak-anaknya, tapi kalau kita tanyakan kepada anak-anak itu mereka seringkali mengatakan papa-mama tidak sayang sama saya. Ada pandangan seperti ini, menjelaskannya bagaimana Pak ?
HE : Mungkin saja orangtua memang bermaksud menyatakan sayang kepada anaknya dan itu sungguh-sungguh bukan sesuatu yang dibuat-buat tetapi herannya anak tidak merasakan hal itu. Bisa terjadi kaena kasih yang dinyatakan oleh orangtua itu tidak dirasakan oleh anaknya.
GS : Jadi ada perbedaan persepsi antara kasih yang diberikan oleh orangtua dan kasih yang diterima oleh anak.
HE : Betul, apa yang orangtua katakan itu di dalam pandangan anak tidak seperti yang mereka bayangkan tentang kasih itu.
GS : Kasih itu memang sesuatu yang bukan benda real seperti kalau kita bilang memberikan sepatu, anak langsung tahu kalau ayah memberikan sepatu, anaknya menerima sesuatu. Tapi memberikan kasih ini memang akan terjadi seperti ini.
HE : Bukan selalu di dalam bentuk materi atau sesuatu yang bisa dilihat tetapi juga sesuatu yang menyentuh hati, sesuatu yang bisa dirasakan. Dan tidak mudahnya disini.
GS : Apakah itu karena orangtua begitu sibuknya sehingga mereka jarang bertemu atau bagaimana Pak ?
HE : Itu salah satu unsur dan ini contoh yang baik. Jadi misalnya, orangtua berpikir bahwa mereka sibuk, lalu cukup anak itu diberikan uang diberi kecukupan, dan pasti anak akan senang dan merea tahu bahwa mama papanya mengasihi mereka.
Masalahnya tidak sesederhana itu, karena bagi anak di dalam hal ini mereka merasakan kehadirannya itu jauh lebih berarti. Jadi didalam hal ini orangtua kalau hadir, memperhatikan , memberikan waktu buat anaknya justru anaknya merasakan bahwa benar orangtuanya mengasihi saya.
GS : Jadi diharapkan anak dari kasih ini atau pengertian anak terhadap kasih bukan hanya uang atau barang tetapi orangnya itu sendiri Pak ?
HE : Betul, orangnya atau kehadiran orangtuanya.
GS : Adakalanya ada juga orangtua mengatakan saya mengasihi anak saya sehingga saya memarahinya lalu mendisiplin anak. Tetapi anak juga tidak merasa bahwa itu bentuk kasih orangtua kepada mereka Pak ?
HE : Ini karena suasana yang dirasakan oleh anak-anak. Jadi misalnya suasana keluarga itu penuh dengan kemarahan, pertengkaran lalu anak-anak menjadi pahit kepada orangtua. Nantinya bagaimana pn orangtua mengatakan sayang dan berusaha menyatakan sayang yang dirasakan anak tetap kepahitan itu.
GS : Seringkali kita jumpai seperti itu, apalagi kalau hubungan suami-istri itu begitu buruknya. Sehingga anak otomatis akan melihat apa yang terjadi antara orangtua ini dan walaupun orangtua mengatakan ini saya lakukan karena mengasihi kamu tetapi anak tetap tidak bisa mengerti.
HE : Bahkan saya ingin tambahkan satu hal yaitu dalam keluarga seringkali pernikahan yang tidak harmonis anak menjadi korban, menjadi rebutan kasih buat orangtuanya. Tetapi dalam hal ini akhirna anak merasa bahwa dia terjepit di tengah pertengkaran keluarga.
Mereka tidak tahu harus memihak ayah atau ibu sehingga membuat mereka semakin merasa bahwa mereka sebenarnya tidak diinginkan di dalam keluarga.
GS : Tetapi kalau dikatakan bahwa orangtua tidak mengingikan kehadiran anak ini atau tidak mengasihi anak ini, orangtua biasanya menyangkal dan langsung berkata "Kami mengasihi anak-anak kami".
HE : Betul, tetapi salah satu contoh misalnya bisa terjadi seperti ini. Seorang istri tidak berani melampiaskan kejengkelannya kepada suaminya, lalu dia menghukum anaknya untuk menunjukkan, inianak yang kamu kasihi saya hukum saya sakiti.
Ini mungkin terjadi diluar kendali atau kesadaran mereka. Mereka tetap berfikir bahwa mereka sayang, tapi tanpa disadari mereka sebetulnya menyakiti anak.
GS : Jadi sebenarnya apakah ada orangtua yang memang tidak mengasihi anaknya ?
HE : Ada, tapi sebetulnya sangat jarang. Kebanyakan memang orangtua yang tidak secara sengaja menyakiti hati anak.
GS : Terutama ibu atau dari pihak istri. Itu dia katakan "Saya yang mengandung anak ini bagaimana mungkin saya tidak mengasihi dia".
HE : Betul, tapi kenyataannya anak-anak merasakan bahwa misalnya dimarahi sedemikian rupa dan kadang dihukum. Itu berlebihan dan merasa ibunya tidak sayang. Seperti contohnya ada anak yang mainnnya dirusak bahkan dibakar, mungkin tindakan ini tidak perlu seperti itu tetapi karena kadang-kadang karena orangtua sudah terlalu jengkelnya.
Dan kenangan itu membekas sedemikian dalam, mewarnai kehidupan anak dikemudian hari.
GS : Untuk meyakinkan bahwa orangtua itu mengasihi anak sagat sulit Pak, kalau sudah dilakukan hal seperti itu. Pak Heman, untuk orangtua yang mengatakan saya tidak mengerti kalau apa yang saya lakukan ini bisa menimbulkan kesan seperti itu terhadap anak saya. Disamping karena ketidak mengertian ini, apakah latar belakang dari orangtua itu juga berpengaruh terhadap hal ini ?
HE : Saya kira sangat besar pengaruhnya. Ada orangtua yang betul-betul merasa dirinya sayang kepada anaknya, tetapi dalam bentuk kontrol. Cara mengontrol anak dalam bentuk kemarahan. Jadi anakna dimarahi, dinasehati terus-menerus apapun yang dilakukan anak ini tidak ada yang benar.
Dan setelah beberapa saat baru ketahuan bahwa dia sendiri sebetulnya dikontrol dan dimarahi dengan cara yang sama oleh orangtuanya. Dengan berbuat demikian akhirnya dia berharap anaknya nantinya akan menjadi lebih baik menjadi seperti dirinya.
GS : Padahal itu akan sangat sulit sekali dengan apa yang dia harapkan.
HE : Karena lebih banyak anak merasakan marah-marahnya itu. Dan marah itu bagi anak seperti tidak mau dirinya, mau menjauhi dirinya.
GS : Apa saja akibatnya kalau anak merasa tidak dikasihi oleh orangtuanya ?
HE : Ada cukup banyak akibat, misalnya saja yang pertama anak bisa membenci dan menolak dirinya. Banyak anak yang merasa tidak dikasihi dan tidak diterima mulai membenci dirinya karena dia meraa tidak diterima oleh orang lain akhirnya dia juga merasa sulit menerima dirinya sendiri.
Anak yang demikian menyesalkan kelahiran diri mereka di dunia ini, beberapa diantaranya meraka jatuh dalam lembah depresi. Beberapa juga berusaha menghancurkan diri baik secara perlahan-lahan. Misalnya dengan berbagai zat atau obat-obat yang tidak baik atau mereka berusaha menghilangkan dirinya secara cepat. Dengan misalnya bunuh diri, gaya hidup awut-awutan, ngebut dan sebagainya tidak peduli bahwa mereka akan sewaktu-waktu mati mendadak. Ada dampak yang lain misalnya lagi yang kedua mereka mungkin mengasihani dirinya sepanjang hidupnya. Mereka terus-menerus merasa bahwa dirinya ini orang yang paling kasihan, akibatnya anak demikian tidak terlalu memperhatikan dirinya terutama hal-hal negatif yang ada di dalam dirinya. Apa pun yang kita katakan, orang lain katakan tidak menolong anak-anak ini untuk keluar dari pandangannya yang buruk atas dirinya. Jadi mereka mengurung dirinya di dalam pandangannya yang negatif terhadap diri sendiri mereka kehilangan kegembiraan hidup. Akibatnya panjang sekali misalnya mereka menyianyiakan potensi, bakat mereka dan mereka tidak merasa mereka adalah orang-orang yang istimewa dengan berbagai karunia dari Allah. Ini dua hal sebagai dampak yang cukup negatif buat anak yang merasa tidak dikasihi.
GS : Dari situ kelihatan sebenarnya bahwa anak yang tidak dikasihi ini menarik perhatian orang lain supaya dia mendapat perhatian. Kalau pun tidak didapat dari orangtuanya dia mengharap dapat dari temannya atau orang-orang yang berada disekitarnya.
HE : Betul, ini juga salah satu contoh bahwa dari anak yang merasa tidak dikasihi.
GS : Apakah ada dampak yang lain Pak?
HE : Yang ketiga misalnya anak itu membenci dan menolak orang lain. Jadi tadi membenci diri, yang ini mereka mungkin justru membenci orang lain karena merasa bahwa semuanya itu menghancurkan hiup mereka dan menolak mereka.
Jadi sebelum mereka merasa lebih sakit lagi, mereka juga berusaha menghancurkan orang lain, menghancurkan kebahagiaan dari orang lain. Anak-anak demikian juga mungkin sering melawan orangtuanya. Tapi sebetulnya di dalam lubuk hatinya yang terdalam mereka ingin dikasihi, tapi perilaku demikian justru membuat mereka lebih jauh dari orang lain. Berikutnya yang keempat misalnya ada anak-anak tertentu yang tidak dikasihi akhirnya bergantung kepada oranglain. Mengapa begitu ? Karena mereka memiliki kebutuhan akan kasih tetapi kebutuhannya ini tidak pernah tercukupi. Jadinya mereka menghisap orang-orang disekitarnya, energi mereka, untuk memenuhi kebutuhan mereka, kebutuhan emosional mereka. Mereka mencari teman-teman, mencari gurunya bahkan beberapa diantaranya untuk memenuhi kebutuhan emosinya mereka sembarangan berpacaran dan pada akhirnya bergaul seksual secara awut-awutan dan seterusnya. Ini hal yang ketiga dan keempat.
GS : Kalau seandainya saja dia mendapatkan perhatian, atau mendapatkan kasih dari orang lain diluar orangtuanya, apakah itu cukup memuaskan dia Pak?
HE : Bisa memuaskan tapi hanya untuk sementara, jadi seperti menghisap dan dia selalu haus dan sedikit saja tanda bahwa orang yang dia gantungi itu mau beralih perhatian atau kasih kepada oranglain.
Atau kelelahan, dia langsung bereaksi kemudian melakukan berbagai tingkahlaku untuk membuat supaya orang yang dia kasihi itu kembali lagi kepada dia. Dengan cara-cara kadang-kadang mengancam, nanti saya bunuh diri dan sebagainya.
GS : Apakah ada dampak yang lain, selain keempat dampak yang sudah diuraikan.
HE : Berikutnya lagi adalah yang kelima, anak bisa ketakutan kepada dunia luar. Jadi seperti anak itu kehilangan perlindungan karena kasih dari orangtua seperti sebuah perlindungan. Jadi karenamereka tidak tahu apa itu kasih mereka selalu berjaga-jaga, curiga jangan-jangan mereka akan menjadi korban kekejaman orang lain.
Akibatnya mereka hidup dalam ketakutan dan kesepian. Yang keenam yaitu mereka akhirnya tidak mampu mengasihi orang lain, ini sangat buruk kondisinya. Karena anak yang tidak bisa mengasihi orang lain itu akan membuat sedih orangtuanya. Mereka tidak bisa membalas kasih orangtuanya, mereka tidak bisa merasakan kasih lalu akhirnya berdampak juga di dalam kehidupan mereka di dalam kehidupan sosial mereka. Waktu mereka mengejar karier mereka tidak peduli orang lain, tidak peduli perasaan dan kepentigan orang lain. Waktu mereka membentuk rumah tangga mereka menjadi orangtua yang buruk buat anak-anaknya.
GS : Kalau mendengar yang bapak uraikan tentang dampak-dampak ini memang sebenarnya ini mengerikan sekali dan itu banyak kita jumpai tanda-tanda itu di antara masyarakat disekeliling kita. Dan bisanya kita menyalahkan orang ini yang bermasalah, padahal ternyata sebetulnya kalau boleh jujur orangtua juga punya andil yang besar didalam pembentukan anak-anak sehingga mereka jadi sekarang ini.
GS : Bagaimana orangtua itu harus menyatakan kasihnya agar anak ini betul-betul mengetahui, betul-betul merasakan bahwa orangtuanya mengasihi dia.
HE : Ada empat hal dan ini paling sedikit karena waktu. Kita melihat bahwa orangtua seharusnya bisa menyatakan kasih menurut yang anak bisa tangkap dan pahami. Pertama lewat kata-kata, yang keda lewat sentuhan fisik, yang ketiga lewat pemberian perhatian kita dan yang keempat lewat teladan kita.
GS : Mari kita coba teliti satu-satu dulu, seperti yang Bapak Heman katakan menyatakan kasih lewat kata-kata itu bagaimana segi praktisnya ?
HE : Saya kutipkan dulu kenapa lewat kata-kata, Amsal Salomo 15:4 menyatakan demikian "Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati". Jadi seharusnya orangtua banyak meyatakan kasih melalui kata-kata, seperti ucapan terima kasih, kami papa atau mama sayang kamu.
Hal-hal seperti ini merupakan siraman kasih yang menyejukkan dihati anak. Ada hal yang lain misalnya kita mengenang masa-masa indah yang merupakan moment penting dalam kehidupan anak. Jadi misalnya kita mengingat lagi waktu mereka masih lucu sekali, masih banyak hal yang bisa dikenang dari kelucuan dan kemanisan mereka. Kemudian kita katakan dengan kata-kata yang mendukung mereka, kata-kata yang menguatkan memberi semangat kepada mereka, kata-kata yang menghargai, memuji mereka. Hal-hal demikian ini adalah pernyataan kasih dari orangtua soalnya seringkali kecenderungannya adalah lebih melontarkan kata-kata yang negatif , kemarahan atau hal-hal yang menyatakan kesalahan anak dan itu jauh lebih banyak. Kita perlu lebih banyak lagi mengucapkan kata-kata yang menguatkan mereka.
GS : Sebenarnya dengan membacakan cerita yang disenangi anak atau menyanyi kesenangan anak itu juga wujud kasih kita kepada anak lewat kata-kata.
HE : Betul, ini juga contoh yang sangat baik sekali.
GS : Banyak orang seringkali berkata bahwa lidah tidak bertulang tetapi dia lupa bahwa lidahnya banyak durinya itu Pak? Dan itu menyakitkan anak dan bisa melukai hati anak lewat duri-duri itu. Tadi dikatakan kasih itu bisa diungkapkan lewat sentuhan fisik, ini bagaimana Pak?
HE : Terutama sebelum usia remaja baik anak laki-laki maupun perempuan itu senang misalnya menerima elusan di kepala, lalu di peluk, di rangkul, di cium, di pangku bahkan kadang-kadang dikelitki oleh orangtuanya.
Ini adalah seperti pernyataan kasih lewat sentuhan fisik. Kalau pada anak remaja terutama pada laki-laki itu memang sudah berkurang keinginan untuk di sentuh, tetapi kadang-kadang mereka juga butuh sentuhan itu. Mungkin bukan dalam bentuk rangkulan lagi, ciuman lagi tetapi sentuhan-sentuhan yang simple.
GS : Seringkali kita sebagai orangtua terlambat melakukannya. Pada saat mereka membutuhkan kita tidak lakukan, dan pada saat mereka sudah tidak membutuhkan kita justru melakukan.
HE : Kadang-kadang memang kita terlambat, tetapi bisa juga dimulai dari hal-hal yang kecil. Misalnya sedikit menyenggol mereka dalam situasi bergurau, situasi yang menyenangkan. Hal-hal begini isalnya satu dua kali anak merasa senang, kita bisa lanjutkan lagi.
GS : Biasanya kami lakukan diatas tempat tidur secara bersama-sama, memang biasanya anak perempuan itu lebih suka kalau ibunya yang menyentuh dia memberikan pelukan itu tidak apa-apa walaupun sudah remaja. Yang pria pun yang sudah remaja kalau saya melakukan pelukan dia tidak merasa risih asal tidak terlalu berlebihan itu masih bisa diterima.
HE : Ini yang baik, jadi Pak Gunawan juga akrab dengan anak-anak. Karena kedekatan fisik itu menunjukkan keakraban, menunjukkan sedikitnya batas antara orangtua dan anak. Betul-betul anak bisa erasakan kasih itu.
GS : Disamping itu tadi Pak Heman katakan bahwa pernyataan kasih ini di berikan lewat pemberian perhatian kepada mereka, ini bagaiman Pak ?
HE : Bagi anak kasih itu nyata dalam bentuk perhatian dan waktu yang didedikasikan oleh orangtuanya, kehadiran orantuanya seperti yang Pak Gunawan sebutkan tadi. Salah satu contoh misalnya kala anak pulang dari sekolah dan mereka mengalami persoalan di sekolah yang sebetulnya mereka tunggu-tunggu yang mereka ingin temui di rumah adalah orangtuanya.
Katakan orangtuanya sibuk itu masih tidak masalah asalkan ada waktu buat anak menyatakan pergumulannya, atau masalahnya yang dia temui sehari-hari. Ini kalau orangtua menyediakan telinganya untuk mendengarkan mereka, ini sangat membantu mereka. Memang teman-teman mereka bisa siap juga menampung keluhan mereka, tetapi mereka sangat membutuhkan orangtua. Karena orangtua bisa memberikan arah dan juga nasehat-nasehat bijak, jadi mereka perlu dimengerti dan dikenali kebutuhannya lewat waktu yang disediakan oleh orangtuanya. Memang ini menjadi tantangan yang luar biasa berat untuk orangtua yang sangat sibuk pada akhir-akhir ini. Karena memberi perhatian itu menuntut waktu yang tidak sedikit.
HE : Dan itu perlu diatur dengan komitmen dan dijadwalkan sama seperti kita menjadwalkan pekerjaan kita misalnya.
GS : Tapi ini buat saya semacam investasi yang harus kita lakukan terhadap anak. Dari pada nanti setelah selang sekian waktu setelah akan membayar itu pun tidak akan bisa dilakukan. Jadi lebih baik sekarang ditengah-tengah kesibukan kita, kita investasikan waktu kita untuk memperhatikan anak.
HE : Tepat sekali istilah investasi itu. Kita meminjam istilah bisnis, investasi ini memang sangat penting.
GS : Ada satu hal lagi yang bapak sudah katakan untuk menyatakan kasih dengan memberikan teladan kepada anak, ini bagaimana Pak ?
HE : Anak perlu menyaksikan orangtuanya hidup harmonis, dengan keharmonisan anak menyaksikan bahwa orangtuanya saling mengasihi. Lalu saling memberi maaf baik antar orangtua maupun orangtua kepda anak dan anak kepada orangtua, memang mereka harus melihat teladan ini juga.
Lalu melayani tanpa bersungut-sungut kadang-kadang orangtua merasa mereka mengorbankan diri terlalu banyak dan menuntut pasangan untuk begini dan begitu. Akhirnya ini anak merasa, kalau begitu konsep kasih itu jadi berubah, mereka merasakan seharusnya ada timbal balik dan sebagainya. Padahal kasih adalah pengorbanan. Dalam hal ini orangtua juga bisa meneladankan kepada anaknya soal pengorbanan. Kadang-kadang orangtua ingin memiliki sesuatu, ingin mengkonsumsi sesuatu tetapi demi anak dan melihat anaknya lebih butuh, anaknya bisa menyaksikan dan merasakan bahwa orangtua berkorban untuk mereka.
GS : Kalau anak ini tidak sendirian artinya punya kakak atau punya adik, apakah orangtua juga perlu memperagakan bagaimana mereka mengasihi
-
itu Pak ?
HE : Betul, mereka perlu menyaksikan hal ini. Tapi masalahnya adalah soal saling iri bagaimana pun yang dinyatakan orangtua dianggap tidak adil. Dalam hal ini kita bisa menyatakan kasih kita degan mengatakan seperti ini bahwa semakin besarnya hak yang diberikan kepada anak semakin besar juga tanggung jawab yang dituntut dari mereka.
Sehingga mereka bisa merasakan, ya memang saya diberi lebih sedikit tetapi saya juga tidak dituntut sebanyak kakak saya.
GS : Seringkali kita sebagai orangtua selalu saja merasa bahwa teladan yang kita tunjukkan kepada anak-anak ini tidak memadai. Kita lebih sering berkata-kata, kita sering memberikan sesuatu tetapi dalam hal keteladanan, kita sebagai orangtua itu selalu kurang, selalu ada cacatnya. Sehingga tidak mungkin kita bisa memenuhi kebutuhan anak, ini bagaimana Pak ?
HE : Disini kita memang harus akui bahwa kita semua tidak ada yang sempurna. Yang bisa kita lakukan kita kerjakan bagian kita secara maksimal. Nah tentang sisanya bagaimana, sisanya biar Tuhan aja yang menyempurnakannya.
Kita memohon kepada Tuhan untuk menyempurnakan kita. Ada hal yang lain yang cukup penting adalah kita orangtua mau bersedia mengakui kekurangan kita, dan tidak terus bersikeras benar dalam semua hal. Ini juga bagian dari pernyataan kasih dalam bentuk menerima kelemahan diri dan nantinya juga yang berikutnya adalah menerima kelemahan anak.
GS : Didalam keterbatasan kita, orangtua melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya yang menjadi bagiannya dan sisanya biar Tuhan yang melakukan. Dalam hal ini penting saya rasa, berdoa bersama-sama dengan anak, dan kita menyebut nama anak itu dan kita mendoakan anak itu dan dia merasa diperhatikan oleh orangtuanya karena namanya disebut didalam doa itu .
HE : Ini saran yang sangat baik.
GS : Dan itu seringkali menimbulkan kesan yang dalam, dalam diri anak itu sampai dewasa.
HE : Ya betul, ini berkesan sekali karena ini juga pernyataan kasih dalam bentuk kata-kata, didalam bentuk doa.
GS : Dan kita akui saja, jujur kepada anak keteladanan yang kita berikan tidak sempurna tetapi Tuhan akan menyempurnakan itu. Dalam hal ini Pak Heman sebelum kita mengakhiri perbincangan kita, apakah ada ayat Firman Tuhan yang ingin Pak Heman sampaikan ?
HE : Ada sebuah ayat Firman Tuhan yang sunguh indah melalui ayat ini orangtua bisa menyatakan kasih secara tepat berlandaskan kasih Kristus, tujuannya supaya anak juga belajar mengasihi orang lin.
Prinsipnya adalah anak yang dikasihi baru dia bisa mengasihi orang lain. 1 Yohanes 4:10-11 : "Inilah kasih itu : Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-sosa kita.
-
ku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi".
GS : Dalam hal ini hubungan orangtua dan anak juga bisa diterapkan pada ayat ini.
HE : Betul, apalagi hubungan antar orangtua dan anak.
GS : Terima kasih Pak Heman untuk perbincangan yang sangat menarik ini dan tentu menjadi berkat bagi banyak pendengar kita. Para pendengar sekalian kami mengucapkan banyak terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bapak Heman Elia, M.Psi. dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Menyatakan kasih Kepada Anak". Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini silakan Anda menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Jl. Cimanuk 58 Malang. Anda juga dapat menggunakan email dengan alamat telaga@indo.net.id kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan, akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara TELAGA yang akan datang.