Mengapa Dosa Lama Mudah Kembali?

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T453B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Salah satu fakta pahit yang mesti kita hadapi adalah betapa cepat dan mudahnya dosa atau kelemahan lama kembali masuk kedalam diri kita. Di Matius 12:43-45 dicatat pengajaranTuhanYesus tentang roh jahat, yang sebetulnya telah keluar dari diri manusia namun akhirnya kembali lagi dengan membawa tujuh roh lain yang lebih jahat. Ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari pengajaran Tuhan ini untuk menolong kita memahami mengapa dosa atau kelemahan lama mudah kembali dan bagaimanakah kita dapat mencegahnya.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Salah satu fakta pahit yang mesti kita hadapi adalah betapa cepat dan mudahnya dosa atau kelemahan lama kembali masuk kedalam diri kita. Di Matius 12:43-45 dicatat pengajaranTuhanYesus tentang roh jahat, yang sebetulnya telah keluar dari diri manusia namun akhirnya kembali lagi dengan membawa tujuh roh lain yang lebih jahat. Ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari pengajaran Tuhan ini untuk menolong kita memahami mengapa dosa atau kelemahan lama mudah kembali dan bagaimanakah kita dapat mencegahnya.

Hal pertama yang dapat kita pelajari adalah bahwa apa yang keluar akan berusaha masuk kembali. Baik itu dosa maupun roh jahat sendiri, ia akan berusaha masuk kembali. Jadi, tidak boleh kita beranggapan bahwa sekali terbebaskan dari ikatan dosa, kita tidak lagi perlu "berjaga dan berdoa."

Secara khusus kita harus mengawasi dosa lama sebab dosa lama adalah "teman" lama yang kadang masih kita rindukan kehadirannya. Acap kali dosa lama telah menjadi "penolong" dalam kesesakan hidup atau "sahabat" dalam kesepian. Itu sebab godaan terbesar datang bukan dari dosa baru tetapi dari dosa lama. Jadi, berilah perhatian yang besar pada dosa lama dan bangunlah pagar yang kuat untuk menahan gempurannya.

Tampaknya Raja Daud mempunyai kelemahan tertentu yakni ia mudah tertarik pada wanita yang cantik. Kita dapat melihat hal ini pada keputusannya untuk menikahi Abigail, janda dari Nabal yang "bijak dan cantik." Kita tahu pada akhirnya Nabal mati dihukum Tuhan. Kendati Daud hanya bertemu dengannya sekali, namun itu cukup untuk membuat Daud begitu terpikat kepadanya sehingga ia langsung menikahinya.

Nah, kelemahan lama inilah yang akhirnya masuk kembali ke dalam diri Daud sewaktu ia melihat Batsyeba mandi. Kali ini ia gelap mata. Jika dengan Abigail ia tidak perlu berdosa sebab Abigail tidak bersuami, dengan Batsyeba, Daud harus berdosa. Kelemahan atau dosa lama selalu berusaha kembali; itu sebab kita tidak boleh lengah.

Hal kedua yang dapat kita pelajari adalah bahwa sekali pintu terbuka, maka akan masuklah dosa, bukan saja dalam jumlah yang lebih banyak tetapi juga dalam kekuatan yang lebih dahsyat. Pada umumnya dosa masuk tidak sendirian tetapi bergerombol. Begitu pertahanan jebol, dosa lama akan masuk diikuti oleh sejumlah dosa baru.

Dalam kasus Raja Daud, begitu ia jatuh kedalam dosa perzinahan, maka dalam waktu sekejap masuk pulalah dosa lain yang lebih parah yakni dosa pembunuhan. Untuk menghilangkan jejak dosanya, Daud menghilangkan nyawa Uria suami Batsyeba dengan cara menyuruh Yoab panglima perangnya untuk menempatkan Uria di gugusan terdepan supaya mati terbunuh oleh Bani Amon. Itulah yang sering terjadi. Begitu kita jatuh kedalam satu dosa—biasanya dosa lama—maka kita akan terus jatuh kedalam dosa-dosa lainnya. Tembok pertahanan yang telah kita bangun satu per satu runtuh. Pada akhirnya kita akan kembali hidup di bawah kuasa dosa.

Sebagaimana dapat kita lihat dalam kasus Daud, masalahnya terletak pada keinginan Daud menutupi dosa. Andaikan Daud mengakui—bukan menutupi dosanya—besar kemungkinan ia tidak akan melakukan dosa lainnya yang jauh lebih serius daripada perzinahannya. Jadi, bila kita jatuh ke dalam dosa, akuilah dan tanggunglah akibatnya. Jangan tutupi sebab begitu kita tutupi, maka pintu pertahanan akan makin jebol.

Hal ketiga yang dapat kita pelajari adalah mengeluarkan dosa atau kelemahan lama yang telah kembali, jauh lebih sukar daripada kali pertama kita mengeluarkannya.. Kita mungkin berpikir, oleh karena kita pernah bebas dari dosa atau kelemahan lama ini, maka dengan mudah kita akan dapat kembali bebas darinya. Pada kenyataannya, kebalikannyalah yang terjadi. Dosa lama yang kembali akan jauh lebih sukar dilepaskan dibandingkan kali pertama kita dibebaskan darinya.Setidaknya ada tiga alasannya:

  • Karena dosa lama kembali bersama dosa lainnya, maka upaya mengeluarkannya akan jauh lebih rumit dan panjang. Satu dosa keluar, yang lain masih bercokol; satu dosa keluar, yang lain kembali lagi. Begitu seterusnya.

  • Juga, pada umumnya kita akan jauh lebih peka terhadap satu dosa dibanding sejumlah dosa. Makin kita bergelimang di dalam dosa, makin tidak peka kita terhadap dosa. Dengan kata lain, kita makin tidak merasa berdosa. Alhasil makin jauh kita dari pertobatan. Dalam kasus Daud, diperlukan teguran Nabi Natan yang keras dan waktu lebih dari setahun untuk membuat Daud bertobat.

  • Terakhir, motivasi untuk melawan dan mengeluarkan dosa melemah secara drastik. Kita merasa putus asa karena melihat kita kembali terjerat dosa yang lama. Sudah tentu semangat juang ini akan makin merosot bila kita jatuh kedalam dosa lainnya.

Iblis tidak perlu "menciptakan" dosa atau kelemahan baru; ia hanya perlu memasukkan dosa atau kelemahan lama. Itu sebab, sesuai dengan peringatan Tuhan Yesus, kita senantiasa harus berjaga-jaga dan berdoa. Menjauhlah dari dosa, terutama dosa lama dan mendekatlah selalu pada Firman Tuhan, sumber kekuatan kita.