Menegur dengan Kasih

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T111B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Waktu teguran disampaikan walaupun dengan sesantun mungkin biasanya tetap akan melukai atau menyakiti hati orang. Karena pada dasarnya kita manusia adalah tidak suka dipersalahkan. Oleh karena itulah sebelum kita menyampaikan teguran, kita harus mengakui suatu fakta bahwa teguran itu tidak mengenakkan.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Ada tiga prinsip dalam menyampaikan teguran yaitu :

  1. Apa yang terjadi sebelum teguran disampaikan akan mempengaruhi penerimaan kita terhadap teguran itu. Dengan kata lain sebelum kita menyampaikan teguran, kita mesti menyadari apa yang sebelumnya terjadi, sebelum kita menyampaikan teguran ini. Bagaimanakah sebetulnya hubungan kita dengan dia, itu pertanyaan yang pertama. Kalau hubungan kita baik, teguran itu akan bisa jatuh ke tempat yang lebih empuk.

  2. Kita mesti menjadi contoh yang baik sebelum menegur. Kita mesti bertanya apakah kita mempercayai integritasnya, integritas orang yang menegur kita. Kalau kita mempercayai integritasnya, kita lebih mudah menerima tegurannya, jadi ini pelajaran buat kita sebelum kita menegur orang, kita harus bertanya kira-kira kita ini orang-orang yang dipercaya oleh dia tidak, kita dianggap orang yang baik, orang yang mempuyai akhlak yang mulia atau tidak.

  3. Kita harus juga merasa diterima atau dihormati oleh dia baru kita menerima tegurannya. Sekali lagi teguran baru efektif kalau adanya hormat, adanya respek, adanya penerimaan, seseorang merasa dirinya diterima baru teguran itu akan ada efeknya.

  4. Kita harus memperhatikan apa yang terjadi setelah teguran disampaikan. Sebab apa yang terjadi sesudah teguran disampaikan akan mempengaruhi penerimaan kita terhadap teguran itu.

Ada hal-hal yang harus kita lihat tentang apa yang terjadi setelah teguran disampaikan:

  1. Apakah kita tetap mempunyai hubungan yang baik.

  2. Menerima apa tidaknya kita terhadap teguran itu juga bergantung pada apakah kita dapat melihat bukti perkataan atau tegurannya itu menjadi kenyataan atau tidak.

  3. Apa yang terjadi pada saat teguran disampaikan akan mempengaruhi penerimaan kita terhadap teguran itu, jadi pada saat teguran itu. Ada beberapa saran, pertama ialah kita harus bertanya apakah teguran disampaikan dengan kemarahan. Kedua kita harus bertanya apakah teguran disampaikan untuk mempersalahkan orang lain atau dengan motivasi untuk membantunya.

Galatia 6:1, "Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan."

Jadi Tuhan memberikan beberapa prinsip di sini:

  1. Orang yang menegur, orang yang rohani artinya orang yang dapat menjadi contoh yang baik.

  2. Kenapa orang itu harus rohani, karena dia harus memimpin ke jalan yang benar dan kalau kita sendiri hidupnya tidak benar di dalam Tuhan, bagaimanakah tahu yang benar apa, bagaimanakah bisa memimpin dia ke jalan yang benar.

  3. Cara penyampaiannya dalam roh lemah lembut. Karena tanpa kelembutan orang akan merasa dihujani oleh pisau yang tajam.

  4. Tuhan juga meminta, waktu kita menegur kita menjaga diri, jangan kita terlu sombong, berbual, meninggikan diri seolah-olah kita tidak mungkin mempunyai kesalahan yang sama.