Keras Kepala dan Penurut

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T138A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Sebagian anak lahir penurut, sebagian lagi lahir dengan karakter keras kepala. Sebenarnya apakah yang membuat anak keras kepala dan penurut? Materi ini akan memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Sebagian anak lahir penurut, sebagian lagi lahir dengan karakter keras kepala. Sebenarnya apakah yang membuat anak keras kepala dan penurut?

  1. Anak yang penurut mempunyai perasaan yang peka sehingga sedikit ketegangan sudah membuatnya tidak nyaman. Untuk meredakan ketidaknyamanan itu, ia memberi respons menurut. Sebaliknya, anak yang keras kepala tidak memiliki kepekaan seperti itu. Ketegangan yang besar sekalipun tidak terlalu mengganggunya; itu sebabnya ia tidak terlalu terdorong untuk meredakan ketidaknyamanannya. Singkat kata, anak yang keras kepala tidak terlalu merasakan getaran perasaannya; sebaliknya, anak yang penurut sangat peka merasakan getaran perasaannya. Tidak heran dalam menghadapi anak yang keras kepala, orangtua harus menggunakan cara pendisiplinan yang keras.

  2. Berkaitan dengan kepekaan ini, anak yang keras kepala tidak mempunyai rasa takut sebesar anak yang penurut. Ketakutan adalah reaksi terhadap ancaman yang datang dari luar; dengan kata lain, semakin besar dan jelas kita melihat ancaman itu, semakin takut reaksi kita. Berhubung anak yang penurut memiliki kepekaan yang tinggi, ia pun lebih bisa meresapi ancaman itu. Sebaliknya, anak yang keras kepala tidak begitu mampu untuk menghayati ancaman itu; itu sebabnya ia tidak terlalu takut.

  3. Anak yang penurut bergerak menjauh dari tantangan; sebaliknya, anak yang keras kepala bergerak menuju tantangan. Anak yang penurut lebih tertarik untuk berdiam dalam suasana yang sama sedangkan anak yang keras kepala lebih menyukai hal-hal yang baru. Dengan kata lain, anak yang penurut cenderung tekun sedangkan anak yang keras kepala cenderung mudah bosan.

Penanganan
Kepada anak penurut kita tidak perlu berteriak atau memukul, sedangkan dengan anak yang keras kepala kita menggunakan pukulan dengan bijak. Dengan anak yang keras kepala, kuncinya adalah ketegasan dan kekonsistenan.

  1. Kepada anak yang keras kepala berikanlah pilihan dalam pengambilan keputusan sebab ia lebih menyukai keputusan yang diambilnya sendiri. Namun ingat, kitalah yang menyediakan pilihan-pilihan itu. Kepada anak penurut kita pun menyediakan pilihan agar ia belajar menyuarakan kesukaan dan pendapatnya.

  2. Anak yang keras kepala memerlukan tantangan, jadi, sebaiknya libatkan dalam pelbagai kegiatan.

  3. Anak yang keras kepala juga memerlukan sosialisasi agar ia tidak berkembang menjadi anak yang egois. Jadi, perhatikan aspek ini pula. Sebaliknya, kita mesti menjaga agar anak yang penurut tidak dimanfaatkan oleh temannya.

Kesimpulan
Dengan arahan yang sesuai, anak yang keras kepala tetap dapat menjadi anak yang kompetitif namun tidak egois. Sebaliknya, dengan arahan yang tepat, anak yang penurut tetap bisa menjadi anak yang lembut namun tidak penakut.

Firman Tuhan, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6)