Kemuliaan Ibu Rumah Tangga

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T422B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Peran sebagai ibu rumah tangga seringkali dianggap kurang penting karena tidak bisa menghasilkan apa-apa. Dan wanita jaman sekarang sudah jarang yang menjadi ibu rumah tangga secara penuh waktu. Perubahan ini di akibatkan karena tuntutan ekonomi dan juga kemajuan pendidikan serta terbukanya pekerjaan untuk perempuan. Namun tanpa disadari peran sebagai ibu rumah tangga sebenarnya sangatlah besar dan berharga. Apa saja peran yang besar itu? Dan seberapa berharganya peran itu?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan
Pada masa lampau hampir dapat dipastikan seorang wanita akan menghabiskan sisa hidupnya sebagai ibu rumah tangga. Pada masa sekarang hanya sebagian yang akan berperan sebagai ibu rumah tangga purnawaktu. Sebagian lainnya akan memikul peran ganda--sebagai ibu rumah tangga dan pekerja di luar rumah. Selain dari tuntutan ekonomi, pada umumnya perubahan ini disebabkan oleh makin terbukanya pendidikan dan lapangan pekerjaan bagi perempuan.



Salah satu akibat dari pergeseran peran ini adalah timbulnya anggapan bahwa peran sebagai ibu rumah tangga bukanlah sebuah pilihan yang mulia. Bahkan ada sebagian wanita yang merasa tidak berguna dan tidak berharga bila harus berperan sebagai ibu rumah tangga tanpa berkarier lain di luar rumah.



Kemuliaan pertama menjadi seorang ibu rumah tangga adalah KEMULIAAN MELAYANI. Tuhan Yesus berkata (Matius 20:26-27), "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Panggilan Tuhan kepada kita orang percaya adalah panggilan untuk melayani dan mungkin, di antara semua pekerjaan melayani, tidak ada yang lebih mulia daripada tugas melayani sebagai ibu rumah tangga. Sebagaimana kita ketahui kemuliaan pelayanan terletak pada seberapa sedikitnya pamrih dan seberapa besarnya pengorbanan. Menjadi ibu rumah tangga menuntut banyak pengorbanan. Begitu banyak yang mesti dikerjakan namun hampir semuanya bukan untuk kepentingan diri sendiri melainkan untuk kepentingan suami dan anak-anak. Begitu besar pengorbanan yang sering kali dibayar oleh ibu rumah tangga namun begitu sedikit pamrih yang diterimanya. Sebaliknya tidak jarang, kritikan dan kemarahanlah yang diterima, baik dari suami maupun anak. Namun di sinilah letak kemuliaan ibu rumah tangga.



Kemuliaan kedua ibu rumah tangga adalah KEMULIAAN MENANAM DAN MENUMBUHKAN. Kita tahu bahwa menanam dan menumbuhkan adalah tugas yang memakan waktu jauh lebih lama daripada menuai. Kita harus terus memperhatikan tanaman yang mulai bertunas dan merawatnya sehingga dapat bertumbuh dan berbuah. Dapat dikatakan, menuai dan memetik membawa sukacita sedangkan menanam dan menumbuhkan membawa peluh. Menjadi ibu rumah tangga dapat disamakan dengan pekerjaan menanam dan menumbuhkan. Setiap hari ibu mesti memperhatikan keperluan, baik suami maupun anak. Sama seperti menanam dan menumbuhkan, ibu tidak dapat melihat hasil pekerjaannya dengan segera. Hari ini sama seperti kemarin dan hari esok akan sama seperti hari ini. Dan, sama seperti petani yang menanam pohon sampai berbuah, kebanyakan ibu rumah tangga tidak dapat mencicipi hasil pelayanannya. Orang lainlah yang lebih sering mencicipi buah pekerjaan yang dihasilkan, baik oleh suami maupun anaknya. Namun di sinilah letak kemuliaan ibu rumah tangga. Apa yang dilakukannya di belakang layar menjadi berkat buat banyak orang.



Kemuliaan ketiga ibu rumah tangga adalah kemuliaan yang berasal dari KEHORMATAN MEMBENTUK ANAK. Kita tidak bisa mencetak anak; kita hanya bisa membentuk anak -- memengaruhi anak untuk bertumbuh sesuai dengan harapan. Pada akhirnya apakah anak akan menjadi sesuai bentukan, itu di luar kendali kita. Namun di dalam keterbatasan ini, Tuhan memercayakan pengasuhan anak kepada ibu rumah tangga, terutama pada masa anak kecil. Makin banyak waktu yang diberikan kepada anak, makin tersedia kesempatan bagi ibu untuk memengaruhi anak. Apa yang dilihat dan didengar anak, akan tercatat dalam memori anak. Sewaktu anak bertindak, materi yang tersimpan itu akan keluar dan mempengaruhi tindakannya.



Inilah letak kemuliaan ibu rumah tangga. Tuhan memercayakan anak kepadanya dan memberikannya kesempatan langka dan berharga untuk membentuknya menjadi seorang anak Tuhan. Kepada Timotius (4:14), gembala sidang di Efesus, Paulus berpesan, "Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu . . . ." Pesan yang sama dapat diterapkan kepada para ibu rumah tangga. Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu. Gunakan kesempatan dan kepercayaan yang berharga ini untuk membentuk anak menjadi anak Tuhan.