Kelemahan Manusia dan Anugerah Allah

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T107B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Ketakutan memang adalah sebuah reaksi terhadap ancaman yang nyata yang ada di hadapan kita. Dan untuk melindungi atau menyelamatkan diri, kita akhirnya berusaha untuk menangkisnya.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

1Raja-raja 19:1-3, "Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang, maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu. Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya." Elia begitu berani menghadapi 430 nabi baal beserta raja Ahab namun ketakutan menghadapi satu orang yang bernama Izebel. Ketakutan memang adalah sebuah reaksi terhadap ancaman yang nyata yang ada di hadapan kita. dan untuk melindungi atau menyelamatkan diri, kita akhirnya harus lari atau bersembunyi atau menangkisnya.

Pengaruh ketakutan dalam kehidupan kita sebagai manusia:

  1. Ketakutan membuat kita gagal berpikir dengan jernih, dalam keadaan takut yang terpikir hanyalah bagaimana kita dapat menyelamatkan diri. Elia masih mempunyai 24 jam, tapi begitu dia tahu dia tidak bisa berpikir dengan jernih, dia langsung lari.

  2. Ketakutan membuat kita gagal mengendalikan tindakan kita. Gagal mengontrol tindakan kita, sikap kita misalnya dalam ketakutan kita bisa-bisa berbuat hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kepercayaan kita, dengan nilai-nilai keyakinan kita.

Yang Tuhan lakukan menghadapi anak-Nya yang ketakutan dalam hal ini Elia adalah:

  1. Tuhan tidak memarahi Elia, dalam semua interaksi Tuhan dan Elia setelah Elia lari, tidak ada satu kali pun Tuhan memarahi Elia. Jadi saya simpulkan Tuhan tidak memarahi anak-anaknya yang mengalami ketakutan. Kita sebagai orang tua mengetahui satu prinsip yaitu waktu anak ketakutan jangan dimarahi, teduhkan, tenangkan jangan dimarahi. Ini yang dilakukan Tuhan kepada Elia, Tuhan tahu yang dibutuhkan Elia bukan amarah, tapi Elia perlu dekapan, pelukan, ketenangan dan itu yang Tuhan berikan.

  2. Tuhan menyediakan jalan keluar meski sementara misalnya memberi makan dan istirahat kepada Elia. Jadi Tuhan memberikan pertolongan-pertolongan kecil yang sebetulnya sangat bermakna, waktu kita dalam keadaan ketakutan.

  3. Tuhan berdialog dan menguatkan Elia. "Kelualah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan Tuhan." Tuhan mengajak Elia melihat Tuhan. Tuhan menguatkan Elia dengan cara memperlihatkan kuasa-Nya.

  4. Tuhan menyediakan jalan keluar jangka panjang. Tuhan tidak membiarkan kita terus-menerus berada pada masalah kita.

Sering kali kita dalam ketakutan meragukan apakah akan ada pertolongan untuk kita, ini yang harus kita lawan. Sebab dalam keadaan takut kita memang bertanya-tanya apakah masih memungkinkan orang menolong kita atau Tuhan menolong kita. Keragu-raguan inilah yang seringkali digunakan iblis untuk makin memperlemah iman kita. Maka dalam keadaan takut yang kita harus lakukan ialah menatap Tuhan dan melihat Dia apa adanya bahwa Dia Allah yang berkuasa. Kalau Dia belum melakukan apa-apa ini bukan berarti Tuhan tidak berkuasaa, Tuhan sedang memang menjalankan rencana-Nya dan rencana-Nya itulah yang belum kita bisa tahu dengan jelas.