Kebiasaan Berawal Dari Kecil

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T394B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Pribadi kita merupakan hasil bentukan dari sejumlah kebiasaan yang diterapkan oleh orang tua. Kalau kebiasaan itu baik, maka pastilah kita menjadi pribadi yang baik, sedangkan kebiasaan yang buruk, tentulah menghasilkan pribadi yang buruk pula. Maka tugas kita sebagai orang tua adalah menanamkan kebiasaan yang baik pada anak agar ketika anak bertumbuh menjadi dewasa, dia menjadi pribadi yang baik. Dan yang menjadi pertanyaan, kebiasaan baik seperti apakah yang akan kita tanamkan? Disini akan diulas.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan
Sebagai orang tua ada banyak tugas yang mesti dilakukan, salah satunya adalah membentuk kebiasaan yang baik pada anak. Sesungguhnya siapakah si anak pada akhirnya ditentukan oleh sejumlah kebiasaan yang terbentuk pada masa pertumbuhannya. Kita tahu bahwa kebiasaan yang tidak sehat akan menjerumuskannya menjadi seorang pribadi yang bermasalah sedangkan kebiasaan yang sehat dapat membentuknya menjadi seorang pribadi yang produktif. Berikut akan diuraikan beberapa kebiasaan yang seharusnya terbentuk pada diri anak.

Merawat Kepunyaannya Sebelum Membeli Yang Baru

Sudah tentu kecenderungan anak adalah selalu membeli barang yang baru dan melupakan barang yang lama. Sebaiknya sejak anak kecil, kita perlu menetapkan aturan kepada anak untuk merawat mainan atau barang kepunyaannya sebelum kita membelikan barang yang baru untuknya. Adakalanya kita mesti menolak permintaannya untuk membelikan barang yang

baru oleh karena ia tidak menunjukkan usaha menyayangi milik kepunyaannya.

Belajar Sebelum Bermain

Hampir dapat dipastikan semua anak akan memilih bermain daripada belajar. Bagi anak, bermain adalah sesuatu yang natural sedang belajar, tidak. Itu sebab kita mesti mendidik anak untuk belajar terlebih dahulu sebelum ia bisa bermain. Saya kira alasannya jelas. Lewat aturan ini pada akhirnya anak akan mengembangkan kebiasaan untuk bekerja sebelum bermain. Orang yang memilih bermain sebelum bekerja, pada akhirnya tidak bisa bekerja.

Membaca Buku Sebelum Menonton

Saya tahu bahwa ada banyak film yang bersifat mencerahkan dan meluaskan wawasan serta pengetahuan. Sudah tentu adalah baik buat menikmati film seperti ini. Saya pun mafhum bahwa anak memerlukan waktu untuk rileks dan pada masa ini, pada umumnya anak memilih untuk bermain video. Saya pun tidak melarang anak untuk bermain video--selama ini dilakukan

dalam waktu terbatas. Yang saya maksudkan adalah anak perlu dididik untuk membaca, lebih

daripada menonton atau bermain video. Lewat membaca anak berkesempatan melatih fungsi kognitif atau mengasah otak--bukan saja untuk berkonsentrasi tetapi juga untuk berinteraksi dengan bacaannya lewat berpikir--sesuatu yang tidak diperoleh lewat menonton. Kebiasaan untuk berpikir menyiapkan anak untuk menghadapi hidup dengan lebih baik.

Menyelesaikan Sebelum Memulai Yang Baru

Pada umumnya kecenderungan anak adalah meninggalkan sesuatu yang tengah dikerjakannya sewaktu ia menjumpai kesukaran. Namun sebaiknya, kita tidak membiarkan anak menyerah secepat itu. Mintalah agar ia menyelesaikan satu periode terlebih dahulu supaya ia bisa tinggal diam di dalam kesukaran dan bergumul untuk menyelesaikannya. Bila anak diizinkan untuk dengan mudah meninggalkan pekerjaannya sebelum selesai dan memulai sesuatu yang baru, ia pun akan mengembangkan kebiasaan untuk tidak tekun. Ia menjadi rapuh dan terlalu cepat menyerah. Apa pun yang dikerjakannya hanya dapat diselesaikannya bila mudah. Bergantung Kepada Tuhan Sebelum Bergantung Pada Diri Sendiri

Sama seperti kita orang dewasa, anak pun mempunyai problemnya sendiri. Ada banyak masalah namun pada umumnya semua mengerucut pada : apa yang diinginkannya tidak diperolehnya. Misalkan, anak merindukan seorang adik namun sampai sekarang kita belum dikaruniakan Tuhan tambahan anak. Atau, anak ingin mempunyai teman di sekolah tetapi sampai hari ini ia masih belum mempunyainya. Nah, ini adalah kesempatan bagi kita orang tua untuk mengajak anak menengadah kepada Tuhan dan memohon pertolongan-Nya. Pada usia yang lebih besar, problem anak berubah dan ia mulai menghadapi masalah yang berkaitan dengan tanggung jawabnya, baik tanggung jawab sebagai pelajar atau pengurus persekutuan gereja dan lainnya. Ajarlah anak untuk berdoa dan berharap serta melakukan apa pun sesuai dengan kehendak Tuhan. Singkat kata kita ingin anak menjadikan Amsal 3:5-6 pegangan hidupnya, Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.