Saudara-saudara pendengar yang kami kasihi di manapun Anda berada, Anda kembali bersama kami pada acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santosa dari Lembaga Bina Keluarga Kristen dan kali ini saya ditemani oleh Ibu Wulan, S.Th dari SAAT, kami akan berbincang-bincang dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi yang adalah seorang pakar dalam bidang konseling serta dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang. Perbincangan kami kali ini kami beri judul "Jawaban Doa", kami percaya acara ini pasti sangat bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
Lengkap
GS : Pak Paul, sebenarnya setiap kali kita berdoa ada pertanyaan besar, siapa yang mendengarkan, kita tahu Tuhan, tetapi bagaimana Tuhan mendengarkan. Lalu bagaimana kelanjutannya dari doa ini. Ada banyak aspek sebenarnya yang kita masih mau pertanyakan atau perbincangkan tentang doa ini, Pak Paul mungkin bisa menjelaskan sedikit?
PG : Ada orang yang berkata bahwa Tuhan selalu menjawab doa, dan jawabannya itu bisa YA, bisa TIDAK atau bisa TUNGGU. Nah itu adalah salah satu cara yang mudah untuk memahami tentang jawaban-jaaban doa.
Namun saya kira ada baiknya pada kesempatan ini kita dengan lebih teliti mengangkat masalah doa dan jawabannya. Ada beberapa hal yang bisa kita lihat, yang pertama adalah bahwa pada umumnya Tuhan memberikan kepada kita sesuai dengan doa kita. Mungkin orang bertanya apa alasannya atau apa dasarnya saya berkata begitu? Kita harus ingat bahwa Tuhan adalah bapak kita, Dia sudah mengadopsi kita menjadi anak-anak-Nya. Kita sebagai ayah atau sebagai ibu ingin memberikan kepada anak-anak, sebab kita tahu dengan kita memberi sesuatu kepada mereka, mereka senang. Jadi jangan sampai kita mempunyai konsep bahwa Tuhan itu senang sekali kalau kita tidak mendapatkan yang kita minta, terbalik. Sebagai bapak Dia justru senang kalau kita mendapatkan yang kita minta itu. Maka firman Tuhan berkata: "Adakah seseorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya jika ia meminta roti atau memberi ular jika ia meminta ikan. Jadi jika kamu yang jahat, tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu apalagi Bapamu yang di sorga, Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." Ini dicatat di
Matius 7:9-11. Nah intinya adalah sekali lagi waktu kita berdoa pada umumnya, prinsip umumnya Tuhan menjawab dengan YA. Waktu kita sakit, kita berdoa, Tuhan menjawab doa kita memberikan kita kesembuhan. Mungkin ada di antara pendengar yang langsung berkata: "Bukannya obat yang menyembuhkan kita, sebab kita makan obat." Kalau memang obat yang menyembuhkan kita, seharusnya obat bisa menyembuhkan. Tapi kenyataannya adalah ada orang yang sudah memakan obat dan penyakitnya relatif dianggap sama saja, tapi ternyata tetap meninggal dunia. Selalu ada hal-hal yang di luar jangkauan pengobatan, itu menAndakan memang obat tidak selalu menyembuhkan kita, kalau menyembuhkan kita memang Tuhan mengizinkan obat itu dipakai Tuhan untuk menyembuhkan kita.
GS : Ya, tapi sebaliknya juga ada orang yang menganggap tanpa obat pun orang bisa disembuhkan oleh Tuhan, Pak Paul.
PG : Dan kadang kala memang itu yang terjadi, jadi ada kasus-kasus di mana orang-orang meminta Tuhan menyembuhkan secara supernatural dan Tuhan melakukannya pula.
GS : Pak Paul, kalau jawaban Tuhan itu memenuhi sesuai dengan yang kita minta, itu bisa kita terima dengan gampang, Pak Paul. Tadi yang kita minta sakit disembuhkan dan Tuhan menyembuhkan kita dsb. Tetapi yang tadi Pak Paul katakan kalau Tuhan bilang TUNGGU, dan Tuhan bilang TIDAK, nah orang itu tahunya dari mana Pak Paul?
PG : Sudah tentu tahunya dari tidak mendapatkan yang kita minta itu.
GS : Tapi bukankah bisa menunggu Pak Paul, lain kali mungkin dapat?
PG : Betul, dan bisa jadi kita harus menunggu untuk waktu yang sangat panjang. Jadi ini penjelasannya, adakalanya kita tidak menerima yang kita mohonkan karena ada rencana Allah yang lain yang edang bekerja di sini.
Nah firman Tuhan di
Mazmur 18:31 berkata: Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; Nah di sini kita harus berhati-hati mendefinisikan kata sempurna. Sering kali kita beranggapan sempurna artinya itu lancar, sempurna artinya itu benar-benar mulus seperti yang sudah kita bayangkan. Di dalam pengertian Tuhan, sempurna ini berarti mengikutsertakan hal-hal yang tidak sempurna. Jadi saya ulang lagi, kesempurnaan Allah mengikutsertakan hal-hal yang tidak sempurna seperti misalnya penderitaan dan kegagalan. Kenapa demikian? Sebab kesempurnaan jalan Allah mempunyai satu tujuan yang jelas yakni rencana-Nya terjadi, meskipun kita tidak selalu bisa mengetahui rencana-Nya. Sebagai contoh Pak Gunawan dan Ibu Wulan, Stefanus mati dirajam, Yakobus mati dibunuh oleh Herodes. Kapankah mereka mati? Pada awal pelanggaran mereka, bukan pada akhir, bukan pada waktu mereka berusia lanjut, pada masa itulah terjadi penganiayaan terhadap orang-orang Kristen di Yerusalem. Tapi karena penganiayaan itulah akhirnya para murid Tuhan pergi ke luar dari Yerusalem membawa Injil ke tempat yang lainnya, dengan kata lain gara-gara ada penganiayaan itulah Injil makin disebarluaskan. Nah kita tidak bisa mengerti kenapa Yakobus mati dan kenapa Stefanus mati, namun waktu kita melihat gambar yang lebih besar, kita mengerti juga bahwa setelah kematian mereka Injil disebarluaskan, tidak saja di Yerusalem tapi di tempat-tempat yang lain. Nah jadi kita mau belajar di sini bahwa adakalanya kita memang tidak menerima karena ada rencana Allah yang lain yang sedang bekerja di sini.
WL : Pak Paul, kalau penjelasan tentang tokoh-tokoh Alkitab tadi mungkin banyak di antara kita yang lumayan sudah mengerti. Tapi dalam realita sehari-hari, saya sering kali mendengar pengajaran-pengajaran yang mengatakan seperti ini, kalau kita tidak mendapatkan apa yang kita minta dari Tuhan bahkan misalnya perusahaannya bangkrut atau apa, itu sering kali dikaitkan dengan dosa begitu. Jarang mereka melihat bahwa mungkin seperti yang Pak Paul katakan ada maksud Tuhan yang lain tapi sering kali secara "kejam" orang itu dituding kamu sedang ada dosa apa, ayo kamu harus akui dan sebagainya, bagaimana, Pak Paul?
PG : Saya kira itu karena kesalahpahaman mengerti konsep kesempurnaan Tuhan. Jadi kesempurnaan Tuhan itu diidentikkan dengan kesempurnaan di mata kita manusia. Misalkan orang tua bertahun-tahunberdoa menantikan lahirnya seorang anak, akhirnya si anak lahir, tapi cacat.
Nah mudah sekali orang berkata: "Nah, itulah hukuman dosa kamu, kamu pernah berdosa yang tersembunyi yang tidak kami ketahui, akhirnya dosa itulah sekarang menimpa anakmu." Nah itu muncul karena kita mengaitkan cacat dengan ketidaksempurnaan. Tapi waktu kita menengadah dan melihat cara Tuhan bekerja kita harus memahami bahwa di dalam Tuhan bekerja, Tuhan menggunakan yang tidak sempurna. Jadi yang namanya kesempurnaan dalam Tuhan itu benar-benar mengikutsertakan ketidaksempurnaan yang kita lihat dalam hidup kita sehari-hari. Baik itu kegagalan, baik itu penderitaan, tapi ternyata ujungnya adalah untuk kesempurnaan yaitu kesempurnaan rencana Tuhan.
WL : Bahkan kalau boleh dikatakan, Tuhan "sengaja" Pak Paul. Seperti saya pernah renungkan itu kasusnya Lazarus yang hampir meninggal waktu itu, terus Tuhan jauh-jauh sudah diberi tahu padahal semua orang juga tahu Tuhan mengasihi Lazarus dan keluarga Maria dan Martha itu. Tapi di situ di Alkitab disebutkan Tuhan sengaja menunda kepergiannya ke sana, nah orang-orang di situ tidak memahami hal itu. Orang mengertinya kenapa Tuhan berlaku seperti itu, padahal dibalik itu ada maksud Tuhan ya Pak Paul.
PG : Betul, dan sangat berbeda sekali, kalau Tuhan buru-buru datang ke Lazarus dan menyembuhkannya dari penyakitnya dengan Tuhan membangkitkan Lazarus yang sudah mati berhari-hari, itu benar-bear dua peristiwa yang sangat berbeda dalam skalanya.
Nah makanya sebelum Dia bangkitkan, Dia juga meminta agar Tuhan menyatakan kemulian-Nya. Waktu Yesus memanggil Lazarus, orang tidak bisa tidak melihat kemuliaan Tuhan yang luar biasa, karena orang yang sudah mati tiba-tiba sekarang berjalan ke luar. Tapi sekali lagi seperti Ibu Wulan tadi katakan, pada saat itu waktu Tuhan tidak datang, tidak ada yang mengerti bahkan Martha pun menangis mengatakan nanti kita akan bertemu lagi di sorga. Jadi memang kita selalu harus menyadari bahwa kita tidak mengerti semua, rencana Tuhan itu terlalu luas dan kadang-kadang memang tersembunyi dari mata kita, makanya kita tidak bisa melihat. Dan kita juga harus menyadari bahwa memang Tuhan menggunakan yang tidak sempurna itu sebagai jalan kesempurnaanNya.
WL : Reaksi kita wajar atau tidak Pak Paul, kalau kita kecewa atau sejenis itu?
PG : Sekali lagi waktu kita harus bertatapan dengan yang tidak sempurna, yang tidak sempurna itu akan memukul kita. Misalkan satu contoh, sepasang suami-istri bertahun-tahun berdoa memohon Tuha mengaruniakan anak, akhirnya anak lahir tapi cacat, apakah mereka tidak akan kecewa? Pasti kecewa berat, namun setelah berkata saya sakit, saya terluka, saya kecewa, tetap kita bisa berkata bahwa ini adalah bagian rencana Tuhan.
Menggunakan yang tidak sempurna ini untuk yang sempurna, yang sekarang kita memang belum bisa melihat apa itu.
GS : Itu memang sulitnya buat kita mempunyai pAndangan yang seperti itu Pak Paul, kalau hanya sekadar menirukan orang lain berbicara seperti itu ya bisa-bisa saja. Tetapi di dalam hal ini kita bukan sekadar meniru, kita mengalami masalah itu. Jadi bagaimana supaya kita itu mempunyai pAndangan yang jauh seperti itu bahwa yang tidak sempurna ini di dalam Tuhan itu menjadi sempurna?
PG : Bagaimanakah supaya kita itu mempunyai pAndangan yang seperti itu? Saya pikir dengan jatuh bangun Pak Gunawan. (GS: Belajar, belajar terus) Betul, kita terpukul, kita tertusuk, kita kecewa kita menangis, kita mungkin marah kepada Tuhan, tapi melalui semua itulah kita terus berkata lagi: "Tapi Tuhan, tapi Tuhan saya tetap mau percaya bahwa ada rencana-Mu yang sempurna.
Meskipun sekarang ini Engkau menggunakan yang tidak sempurna." Kenapa para murid lari sewaktu Tuhan ditangkap? Mereka kecewa berat, mereka berpikir: "Ini Mesias yang akan membawa kelepasan, kemerdekaan bagi bangsa Israel kenapa sekarang ditangkap, apalagi waktu mereka melihat Tuhan tergantung di kayu salib, mereka berpikir sudahlah pupus semuanya harapan-harapan kami akan menjadi pengikut raja yang berkuasa ini, kok akhirnya mati sekarang. Itu sebabnya mereka lari menyembunyikan diri. Nah apa yang terjadi? Tuhan memakai yang tidak sempurna, yaitu Tuhan memakai kelemahan, Tuhan memakai penangkapan, Tuhan memakai ketidakadilan dalam peradilan yang mengambil Tuhan Yesus, Tuhan memakai kekejaman manusia untuk membunuh orang dengan cara yang paling sadis yaitu dengan kayu salib. Semua yang terjadi adalah hal-hal yang tidak sempurna, mati pada usia 33 tahun dengan cara yang begitu mengenaskan hal yang tidak sempurna. Tapi Tuhan gunakan yang tidak sempurna untuk sesuatu yang sangat sempurna yaitu penebusan umat manusia yang tidak mungkin diketahui oleh manusia saat itu.
GS : Pak Paul, kalau tadi Pak Paul mengkaitkan kita dengan Tuhan sebagai anak dan bapak, kadang-kadang permintaan kita itu di luar yang kita tahu. Menurut kita itu baik dan saya sangat butuh itu tapi ternyata Tuhan juga tidak berikan.
PG : Nah ini membawa kita ke butir berikutnya Pak Gunawan dan Ibu Wulan, yaitu dalam kita menantikan jawaban doa, kadang Tuhan tidak memberikan sesuai dengan permintaan kita karena kita tidak thu bahaya yang terkandung dalam permintaan itu.
Sewaktu saya kecil, saya ingat sekali nenek saya sering memberikan atau menceritakan dongeng, biasanya dongeng-dongeng dari negeri Tiongkok. Saya ingat dia pernah menceritakan sebuah dongeng tentang seorang yang miskin tapi dia mempunyai burung yang besar. Dia selalu bermimpi dia bisa menjadi seorang yang kaya. Nah akhirnya pada suatu kali si burung berkata : "Tuan, di matahari banyak harta, mau tidak ke sana?" Si tuannya senang sekali bilang mau. "Tapi janji satu hal", "Apa?" : kata tuannya. "Sebelum matahari terbit kita harus buru-buru pergi karena kalau tidak kita bisa terbakar, hangus." "Janji" OK! Si burung menerbangkan si tuan itu ke matahari, wah..... si tuan tamak luar biasa, harta itu diambil semuanya. Matahari makin hari makin kuat mau terbit, si burung berteriak-teriak meminta agar si tuan itu buru-buru pergi, si tuannya lupa daratan, akhirnya si burung meninggalkan si tuan di matahari dan si tuan mati terbakar di matahari. Dongeng yang mempunyai pelajaran atau tamsil yang sangat indah sekali yaitu si orang ini berpikir dengan harta dia akan lebih baik, ternyata dengan harta dia menjadi orang yang tidak lebih baik, menjadi orang yang sangat-sangat tamak. Jadi kadang kala Tuhan tahu ada hal yang memang tidak baik untuk kita, dan kalau kita miliki itu akan sangat berbahaya untuk kita. Maka firman Tuhan di
Yakobus 4:3 berkata: "Kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu." Jadi Tuhan kadang kala karena begitu mencintai kita, Tuhan tidak memberikan yang kita minta, karena Tuhan tahu ini mengandung bahaya.
WL : Pak Paul, apakah secara sederhana kita bisa simpulkan kalau kita minta sesuatu lalu Tuhan tidak berikan o....itu berarti kita salah berdoa atau ada satu bahaya tertentu yang mungkin dihasilkan dari misalkan kalau permintaan tersebut dikabulkan. Apakah seperti itu Pak Paul?
PG : Kita bisa memikirkan itu sebagai salah satu alternatif, tapi kita tidak bisa memastikan itulah alasannya Tuhan tidak memberikan yang kita minta.
WL : Jadi tidak ada kriteria secara baku begitu ya?
PG : Tidak, tidak! Kita hanya bisa berkata bahwa mungkin tapi kita tidak bisa mengatakan ini pasti jawabannya.
GS : Ada orang yang karena merasa ragu-ragu dengan dirinya sendiri, daripada dia minta salah dia lebih baik tidak minta, terserahlah Tuhan mau memberikan saya apa saya akan terima, itu yang terbaik. Nah pAndangan seperti itu bagaimana?
PG : Kenapa kita perlu berdoa, ini nanti yang akan sebetulnya kita harus soroti. Karena doa adalah suatu percakapan, doa adalah suatu pembicaraan antara anak dengan ayahnya yang di sorga, jadi aktu anak meminta itu menAndakan si anak itu sayang kepada papanya, percaya pada papanya bahwa papanya itu mengasihi dia dan akan memberikan yang dia minta.
Anak yang sama sekali tidak meminta apa-apa dari papanya, justru menAndakan adanya masalah dalam relasinya. Jadi saya kira kalau orang berpAndangan begitu pasrahnya sehingga tidak mau meminta apa-apa lagi, saya kira itu juga menAndakan dia takut tertolak, takut kecewa, akhirnya ujung-ujungnya kurang percaya pada Tuhan bahwa Tuhan itu baik dan mau memberikan yang dia minta.
WL : Waktu tadi Pak Paul jelaskan pertanyaan Pak Gunawan, saya tiba-tiba ingat sesuatu yang hampir mirip dengan pertanyaan pak Gunawan. Beberapa teman pernah mengatakan relasi kita atau hubungan kita dengan Tuhan jangan terlalu dekat supaya apabila suatu hari kita tidak mendapatkan apa yang kita minta atau kita kecewa pada Tuhan itu tidak terlalu sakit. Kita bayangkan kalau relasi dalam dunia misalnya dengan istri, dengan suami, atau dengan anak, kalau kita dekat tapi orang itu mengkhianati terus kita kecewa, kecewanya itu sampai wah...setengah mati dibandingkan dengan yang biasa-biasa saja, kalau pun kita kecewa sedikitlah kecewanya. Bagaimana tanggapan Pak Paul?
PG : Saya kira kalau kita bersikap seperti itu untuk sementara tidak apa-apa. Kapankah sikap seperti itu bisa ditoleransi, setelah kita kecewa, kita tertusuk, kita berharap tapi tidak mendapat,aduh kecewa berat.
Dan mungkin untuk sementara kita tidak berani minta apa-apa kepada Tuhan sebab rasanya kok begini, Tuhan tidak menjawab, Tuhan berikan yang begini, tapi jangan permanen harapan saya. Kalau permanen itu menAndakan hubungan kita dengan Tuhan mulai renggang, tanpa kita sadari sebetulnya itu yang terjadi.
GS : Pak Paul, kadang-kadang orang itu sudah minta kepada Tuhan dalam doanya dan itu sudah lama sekali, seperti Abraham dan Sarai meminta anak itu 'kan sudah lama, seperti halnya Elizabeth. Nah pada akhirnya memang kita tahu Tuhan memberikan, menjawab doa itu, tapi di saat mereka itu sudah lanjut usia.
PG : Tentang jawaban doa ada lagi satu hal yang perlu kita pahami, ternyata Allah tidak pernah terlambat namun tidak pernah terlalu dini, selalu tepat waktu. Nah tepat waktunya Tuhan bisa terlabat buat kita, namun ternyata tidak pernah, Dia selalu tepat waktu.
Misalkan ini yang terjadi pada Musa, Tuhan berkata kepada Musa sewaktu Tuhan memanggilnya, "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka." Ini dicatat di
Keluaran 3:7. Nah masalahnya adalah Musa sudah melihat orang Israel ditindas oleh orang Mesir, itu sebabnya pada waktu dia berusia 40 tahun, dia tidak tahan lagi melihat bangsanya ditindas. Dia mengambil tindakan sendiri, dia membunuh orang Mesir itu namun karena Firaun tahu, Firaun marah mau membunuh Musa, Musa harus lari. Dan berapa lamakah Musa harus disingkirkan dari kancah kehidupan di Mesir? 40 tahun. 40 tahun berarti berapa lamakah orang Israel harus menderita lagi? Ya 40 tahun. Jadi kalau kita menjadi Musa mungkin kita berkata: "Tuhan, kok baru sekarang Engkau mendengar teriakan bani Israel, kesengsaraannya ini, kok baru sekarang Engkau dengar. Bukankah saya sendiri pun sudah mendengar 40 tahun yang lalu." Ternyata memang waktu Tuhan buat kita terlambat namun tetap kita harus berkata tidak terlambat buat Tuhan. Sama seperti tadi yang Ibu Wulan katakan tentang Lazarus, buat ukurannya manusia Tuhan datang terlambat 4 hari, makanya sudah meninggal dunia. Tapi untuk Tuhan itu waktu yang paling tepat. Jadi sekali lagi kita mesti mengingat jawaban doa Tuhan senantiasa tepat waktu, tidak pernah terlambat, tidak pernah terlalu dini tapi tepat waktunya Tuhan bisa tampak terlambat di mata manusia.
GS : Atau mungkin terlalu cepat buat kita Pak Paul? Sebenarnya kita tidak mengharapkan jawaban kita terima secepat itu tapi Tuhan tetap berikan.
PG : Bisa, misalkan soal anak, kita berdoa mungkin 2 tahun lagi setelah menikah baru kita mempunyai anak, e...tiba-tiba langsung punya anak, nah ini mungkin salah satu contoh doa yang dijawab Than secara cepat, lebih cepat dari yang kita harapkan, membuat kita tidak siap.
Tapi untuk Tuhan itu waktunya.
GS : Ya karena kesulitan itu Pak Paul, orang sering kali mengatakan, begini saja kita melihat apa yang terjadi di sekeliling kita. Kalau kita mendoakan sesuatu, kalau Tuhan menutup semua pintu itu artinya bukan kehendak Tuhan atau paling tidak ditunda. Nah menyimpulkan seperti itu apakah bisa dipertanggungjawabkan?
PG : Bisa, jadi kalau kita sudah berdoa, meminta Tuhan memimpin kita, kita harus percaya bahwa dari detik itu Tuhan memimpin. Dan apapun yang terjadi setelah kita meminta Tuhan memimpin kita, iu adalah dalam penetapan Tuhan untuk menolong kita mengerti pimpinan Tuhan.
Jadi salah satunya adalah memang apakah pintu terbuka atau pintu tertutup. Kalau jelas-jelas pintu tertutup dan setelah kita berdoa meminta pimpinan Tuhan kita harus mengartikannya bukan sekarang ini. Nah mungkin orang berkata tapi 'kan mungkin saja pintu tertutup supaya kita bisa gedor lebih keras lagi. Bisa jadi, tapi yang mau saya katakan adalah Tuhan mengerti keterbatasan kita bahwa kita tidak bisa mengerti hal-hal yang di luar jangkauan pemikiran kita. Jadi Tuhan tidak menjawab doa kita dengan cara yang di luar kemampuan kita untuk memahaminya. Jadi waktu Dia memimpin kita, Dia akan memimpin dengan cara-cara yang relatif sangat jelas dan kasat mata. Ini yang kadang-kadang luput dari perhatian kita. Sebab kita beranggapan waktu Tuhan menjawab, seharusnya Tuhan menjawab dengan cara yang lebih supernatural. Ternyata begini gampang, begini sederhana cara Tuhan memimpin kita sampai menemukan jawabannya. Jadi bukalah mata lihatlah baik-baik apa yang sedang terjadi dan kita terima itu sebagai pimpinan Tuhan. Kenapa? Kalau keliru mungkin kita manusia bisa keliru, tidak apa-apa sebab kenapa? Kuasa Tuhan akan jauh lebih besar daripada kekeliruan kita itu, Dia akan bisa kendalikan kita ke jalur yang seharusnya kita tempuh. Yang penting kita mempunyai hati, memang ingin melakukan yang benar di mata Tuhan.
GS : Ada orang yang minta tAnda itu Pak Paul terhadap permintaan doanya itu, dia katakan Gideon minta tAnda kepada Tuhan supaya dia yakin betul, Tuhan itu setuju atau tidak dia melakukan itu, begitu Pak Paul?
PG : Dan mintalah tAnda yang memang mustahil, yang tidak lazim. Gideon meminta tAnda yang tidak lazim, bagaimanakah mungkin bulu-bulu itu basah atau kering sementara di luarnya tidak. Jadi hal-al yang memang mustahil, yang tidak lazim.
Jangan kita meminta tAnda yang terlalu mudah untuk kita katakan ya memang kebetulan. Jadi kalau meminta tAnda dari Tuhan mintalah yang tidak lazim.
GS : Tapi kuatir nanti itu tidak terjadi Pak Paul? Kuatir tidak dijawab?
PG : Berarti kurang beriman di situ. Kita memang harus kembalikan akhirnya kepada Tuhan, contoh tadi tentang Musa, orang Israel menanti 40 tahun. Berapa lamakah orang Israel akhirnya baru bisa enempati tanah Kanaan? 40 tahun lagi, jadi 80 tahun rentang waktunya tapi buat Tuhan waktu itu adalah waktunya.
Jadi kalau kita kembali kepada pertanyaan kalau waktu adalah waktu Tuhan, kehendak adalah kehendak Tuhan, mengapa repot-repot meminta kepada Tuhan? Sebab meminta melatih penguatan otot iman dan memperdalam keintiman kita dengan Tuhan.
GS : Ya jadi berkali-kali Alkitab mengingatkan kita untuk kita tekun berdoa Pak Paul, tetap meminta dan berharap pada Tuhan bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik. Terima kasih banyak Pak Paul, terima kasih juga Ibu Wulan untuk perbincangan ini. Dan para pendengar sekalian, kami juga mengucapkan terima kasih Anda telah dengan setia mengikuti perbincangan kami dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Jawaban Doa". Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini, silakan Anda menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) JL. Cimanuk 58 Malang, Anda juga dapat menggunakan fasilitas e-mail dengan alamat telaga@indo.net.id. Saran-saran pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan, dan akhirnya dari studio terima kasih atas perhatian Anda, sampai jumpa pada acara Telaga yang akan datang.