Hadiah Buat Anak

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T113B
Nara Sumber: 
Heman Elia, M.Psi.
Abstrak: 

Hadiah perlu diberikan kepada anak namun kita orangtua juga harus pandai-pandai melihat dengan tepat kapan hadiah itu diberikan dan dalam bentuk yang bagaimana.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Memberi hadiah tentu baik dan sehat buat hubungan orang tua-anak. Tentu saja memberikan hadiah juga harus memperhitungkan aspek lainnya agar tidak menjadikan anak manja. Kekhawatiran bahwa pemberian hadiah dapat menjadikan anak manja masuk akal, bila hadiah diberikan terlalu banyak atau terlalu mewah atau bersifat manipulatif.

Hubungan antara manja dengan pemberian hadiah ini. Kalau hubungan orang tua-anak bersifat manipulatif, maka kemungkinan hadiah menjadikan anak manja akan semakin besar. Jadi, pemberian hadiah haruslah dijauhkan dari hubungan manipulatif orang tua-anak ini, sehingga betul-betul menjadi pemberian yang bermakna dan berkesan.

Sering terjadi anak tidak puas dengan hadiah yang kita berikan. Mengapa demikian?

  1. Yang sering terjadi adalah keinginan atau harapan anak akan hadiah yang diperolehnya lebih tinggi daripada yang mampu diberikan orang tuanya.

  2. Sering kali orang tua terlalu cepat memberikan hadiah yang belum saatnya diberikan kepada anak.

  3. Ketidakharmonisan dalam keluarga membuat anak senantiasa kurang puas akan situasi di sekitarnya.

Yang dapat kita lakukan untuk mencegah ketidakpuasan anak

  1. Kita perlu mendidik anak agar mereka tidak menggerutu atas hidup yang telah Tuhan karuniakan. Bila anak belajar puas atas apa yang Tuhan telah karuniakan, mereka akan lebih mudah terpuaskan oleh keterbatasan orang tua memberi hadiah.

  2. Berilah hadiah yang menarik dan membawa manfaat.

  3. Berikan hadiah itu dengan sukacita. Sering kali yang lebih dibutuhkan oleh anak adalah perasaan sukacita dan kebersamaan itu, dan itu lebih penting artinya daripada hadiah itu sendiri.

Fungsi hadiah dalam kaitannya dengan mendidik anak. Bila hadiah diberikan dalam suasana hubungan orang tua-anak yang baik dan akrab tanpa tendensi manipulatif, hadiah akan memperlihatkan bagaimana perhatian orang tua secara khusus kepada anak dan bahwa anak itu berharga di mata orang tuanya.

Pemberian hadiah justru menyebabkan anak berperilaku buruk:

  1. Ketika efek dari hadiah itu merusak perkembangan anak, misalnya dengan memberikan senapan angin kepada anak di bawah usia remaja dan sebagainya.

  2. Bila hadiah terlalu sering diberikan dan terlalu mudah bagi anak memperoleh hadiah, karena dalam keadaan demikian, hadiah tidak lagi berguna dan cenderung disia-siakan.

  3. Bila orang tua memberi hadiah tanpa hati, maksudnya untuk menggantikan kehadiran dan perhatian orang tua kepada mereka, maka anak akan merasa kecewa dan memandang dengan rasa pahit hadiah yang diberikan orang tuanya.

Hadiah itu tidak perlu yang mahal, asal dikemas dan dirancang dengan hati-hati. Juga gunakan aktivitas sebagai salah satu bentuk hadiah bagi anak. Dalam hal ini misalnya berekreasi bersama ke pantai atau gunung atau jalan-jalan, dan sebagainya.

Filipi 4:13-14, "Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus."