Buta Diri

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T158A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Salah satu keterampilan hidup yang perlu kita miliki adalah kemampuan melihat diri sendiri. Tanpa keterampilan ini niscaya kita akan mengalami masalah dalam relasi.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Salah satu keterampilan hidup yang perlu kita miliki adalah kemampuan melihat diri sendiri. Tanpa keterampilan ini niscaya kita akan mengalami masalah dalam relasi.

Ciri-Ciri Buta Diri:

  1. Tidak melihat kekuatan dan kelemahan diri. Orang ini bukannya tidak mengakui kelemahan sama sekali; ia mengakui mempunyai kelemahan tetapi tidak tepat melihat kelemahannya. Demikian pula dengan kekuatannya.

  2. Tidak menyadari dampak sikap dan perbuatannya pada orang lain. Ia tidak sanggup menyambungkan dengan konsisten niat baik dan wujud nyatanya. Artinya, kendati niatnya baik, namun penyampaiannya begitu keliru sehingga tidak terkomunikasikan dengan tepat.

  3. Ia mudah frustrasi dengan sikap orang yang tidak menghargai niat baiknya namun ia tidak bisa melihat mengapa sampai orang tidak dapat menerima niat baiknya.

  4. Rasa tidak mengerti ini akhirnya makin memisahkannya dari orang lain dan ini bisa berdampak negatif. Ia mulai dan makin melihat orang lain "tidak baik" karena mereka menolak dan tidak menghargai niat baiknya. Ia makin menutup diri dan membuatnya makin tidak terampil bergaul dan makin tidak terampil bergaul, makin sulit ia berelasi.

  5. Tidak bisa membaca sikap dan reaksi orang dengan tepat. Ia bisa membaca reaksi orang namun tidak dapat membacanya dengan tepat. Ini adalah akibat dari ketertutupannya dan keterpisahannya dari orang. Makin terkucil, makin besar kemungkinan kelirunya ia membaca reaksi orang. Dan, karena ia menyimpan praduga bahwa orang lain tidak baik (tidak menghargai niat baiknya), dengan mudah ia menafsirkan reaksi orang dari kacamata negatifnya, misalnya memang orang itu bersikap demikian karena meremehkannya, dsb.

Bagaimana Menolongnya?

  1. Sebenarnya orang yang buta diri ini ingin berelasi dan merindukan penerimaan. Kemungkinan ia dibesarkan dalam suasana rumah yang dingin atau tidak menghiraukannya. Sejak kecil ia "dipaksa" untuk memunculkan dirinya agar "terlihat" dan ini bisa dilakukannya dengan pelbagai cara, misalnya kenakalan atau sebaliknya, prestasi. Jadi, kita dapat menolongnya dengan meyakinkannya bahwa ia dikasihi dan diterima, lepas dari perbuatannya.

  2. Setelah ia dapat menerima kasih dan percaya kepada kita, berilah tanggapan kepadanya agar secara perlahan ia mulai dapat melihat dirinya. Inilah yang terhilang dan inilah yang akan kita berikan kepadanya.

Firman Tuhan: "Si pencemooh tidak suka ditegur orang; ia tidak mau pergi kepada orang bijak." Amsal 15:12