Bila Pekerjaan tidak Lagi Memuaskan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T176A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Mencari pekerjaan yang ideal tidaklah mudah; kerap kali kita harus puas dengan pekerjaan yang tersedia, kendati pekerjaan itu tidak terlalu kita sukai. Meskipun kita tidak menyukainya tetapi kita tetap harus mengerjakan kewajiban kita sebaik-baiknya dan apa yang harus kita lakukan?

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Mencari pekerjaan yang ideal tidaklah mudah; kerap kali kita harus puas dengan pekerjaan yang tersedia, kendati pekerjaan itu tidak terlalu kita sukai. Akibatnya kita merasa jenuh dan tertekan; pada akhirnya kualitas karya kita pun merosot. Apa yang harus kita lakukan bila kita berada dalam kondisi itu?

  • Meski tidak menyukainya, kita tetap harus mengerjakan kewajiban kita sebaik-baiknya. Firman Tuhan mengingatkan,"Hai, hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:22, 23) Kita dipanggil untuk mengerjakan tugas kewajiban kita sebaik-baiknya-tidak peduli apakah kita menyukai atau tidak menyukai pekerjaan itu.
  • Kita pun dipanggil untuk bekerja meski pekerjaan ideal yang kita idamkan belum terwujud. Firman Tuhan mengingatkan,"Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami. Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu dan tidak makan roti orang dengan percuma tetapi berusaha dan berjerih payah siang malam supaya jangan menjadi beban siapa pun di antara kamu." (2 Tesalonika 3:6-7)
  • Ada satu alasan mengapa Tuhan memerintahkan kita untuk bekerja sekalipun kita belum memperoleh pekerjaan yang kita idamkan. Pertama, kita harus menjaga kesaksian hidup sebagai orang Kristen. Jangan sampai kita mencoreng nama Tuhan akibat kemalasan kita.
  • Tuhan memimpin kita sampai ke tempat tujuan (dalam hal ini, pekerjaan yang kita dambakan) melalui perjalanan karier, bukan melalui berdiam diri menantikan datangnya tawaran. Tidak jarang Tuhan mempertemukan kita dengan orang tertentu yang akhirnya membukakan pintu bagi kita untuk masuk ke pekerjaan baru yang kita impikan. Juga, dengan terus bekerja, bukankah kita sesungguhnya tengah membangun tumpukan pengalaman kerja yang nantinya akan sangat bermanfaat untuk mendapatkan pekerjaan yang baru? Ingat, kita cenderung mengkaryakan orang yang bekerja, bukan orang yang tidak bekerja. Jadi, apa pun pekerjaan itu, lakukanlah.
  • Adakalanya Tuhan tidak memberikan pekerjaan yang kita inginkan karena Tuhan bermaksud lain, misalnya ada "tugas" yang belum terselesaikan, ada perubahan karakter yang perlu dipersiapkan, atau ada "bahaya" yang Tuhan perlu hindarkan dari kita.

Firman Tuhan, "Tetapi aku tetap dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan." (Mazmur 73:23-23)