Lengkap
Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi, di mana pun anda berada. Anda kembali bersama kami dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso dari Lembaga Bina Keluarga Kristen akan berbincang-bincang dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling serta dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang. Perbincangan kami kali ini tentang "Bahaya Pornografi". Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
GS : Pak Paul, perbincangan kita kali ini tentang bahaya pornografi, sebagai kelanjutan perbincangan kita yang lalu tentang "Apa itu pornografi?" Memang kita akan sulit untuk berbicara tentang bahayanya kalau kita tidak cukup paham apa sebenarnya pornografi ini. Mungkin Pak Paul bisa uraikan sedikit, Pak Paul?
PG : Saya senang bahwa kita berkesempatan membahas hal ini sebab pornografi telah menjadi masalah yang sangat besar dalam kehidupan manusia saat ini dan tidak terkecuali, orang-orang Kristen pu akhirnya mengalami begitu banyak pencobaan, godaan dan akhirnya masuk jatuh ke dalam dosa akibat pornografi ini.
Maka sudah waktunya kita membahas hal ini dengan saksama. Kata pornografi berasal dari dua kata yaitu Porno dan Grafi, dan kata Porno itu sendiri dalam bahasa Yunani adalah Porneo yang berarti percabulan. Di Alkitab berkata "Jauhkanlah dirimu dari Percabulan" dan kata yang digunakan adalah Porneo. Jadi kalau kita terjemahkan secara harafiah, Pornografi berarti gambar-gambar percabulan. Dari kata itu sendiri gambar percabulan yang kita tahu ini adalah sebuah dosa sebab percabulan adalah sebuah dosa, bukankah pemeran pornografi itu adalah orang yang sedang mencabulkan dirinya, jadi itu adalah sebuah dosa. Pornografi berisikan dosa dan bukankah orang yang menyebar luaskannya menjadikan ini sebuah bisnis, sebetulnya telah mempromosikan percabulan itu sendiri alias mempromosikan dosa. Dengan kata lain kita harus simpulkan bahwa pornografi adalah sebuah dosa. Jadi kapan pun, dimana pun kalau pornogafi digunakan maka menjadi dosa dan dosa tidak bisa berubah menjadi tidak dosa, gara-gara dilakukan di tempat yang berbeda dalam konteks yang berbeda. Saya mau tegaskan ini karena saya tahu ada pasangan nikah yang berkata, "Tidak apa-apa memakai atau memanfaatkan pornografi di dalam pernikahan untuk menambah kemesraan dan kenikmatan berhubungan suami istri". Ini adalah sesuatu yang salah! Kenapa salah? Sebab sekali lagi alatnya sudah dosa, kalau kita gunakan berarti kita menggunakan dosa dan tujuan tidak membenarkan sarana atau alatnya, kita tidak bisa berkata, "Tujuannya 'kan baik maka tidak apa-apa menggunakan sarana ini," itu salah! Kalau caranya sudah salah dan sudah berdosa, apa pun hasilnya itu tidak dapat dibenarkan. Dan yang terakhir orang sering berkata, "Ini untuk mengakrabkan, menambah kemesraan antara saya dan pasangan saya," bukankah kita sedang membohongi diri, sebab yang membuat kita terangsang bukanlah pasangan nikah kita, yang membuat kita untuk berhubungan seksual dan menikmatinya itu juga bukanlah pasangan kita, tapi pornografi itu sendiri. Dengan kata lain kita tengah membohongi diri dan makin membuat hubungan suami istri menjadi sesuatu yang mustahil, sebab kalau tidak ada sarana pornografi itu maka sukar sekali untuk melakukannya karena tidak ada lagi gairah. Bukankah ini menandakan atau menyingkapkan kondisi pernikahan yang sudah buruk yaitu masing-masing tidak lagi memiliki ketertarikan kepada pasangannya. Jadi sekali lagi pornografi adalah sebuah dosa yang kita harus hindari, bukan suatu dosa yang kita harus toleransi.
GS : Dan memang pornografi itu begitu dahsyat Pak Paul, kalau sudah mengikat seseorang maka itu seperti jerat dan rasanya orang tidak lagi bisa terlepas dari jerat pornografi itu sendiri, Pak Paul dan itu bagaimana?
PG : Betul sekali Pak Gunawan, akan saya bahas sekurang-kurangnya tiga dampak yang begitu serius dari pornografi. Yang pertama adalah pornografi meracuni pikiran kita sedemikian rupa sehingga pda akhirnya kita meneropong hidup lewat kacamata seks.
Saya tidak perlu membicarakan orang lain tapi saya akan membicarakan diri saya. Masa lalu saya tatkala saya remaja, saya juga terlibat pornografi dan saya juga memang berkata dengan pasti bahwa apa yang saya lihat memang sangat mempengaruhi, mewarnai cara saya berpikir, cara saya melihat dan akhirnya benar-benar gambar-gambar itu meracuni pikiran saya. Kita tidak bisa melihat dan berinteraksi dengan lawan jenis secara murni lagi, pikiran kita penuh dengan seks yang akhirnya membutakan mata yang tadinya bersih. Jadi inilah dampak pertama yang berat yaitu meracuni pikiran kita.
GS : Kalau kita tidak mengulang-ulang melihat atau tidak memikirkannya, apakah pelan-pelan pikiran itu tidak bisa hilang?
PG : Sudah tentu kalau kita berhenti tidak lagi melihatnya, perlahan-lahan efeknya akan melemah tapi memori itu sendiri belum tentu hilang. Di dalam diri saya sewaktu remaja, apa yang pernah saa lihat memang tidak semuanya bisa saya ingat lagi tapi cukup banyak yang saya ingat kalau saya ingin mengingatnya karena ini sudah masuk di dalam ruangan memori saya.
Dalam rekaman yang lalu, saya sudah bahas bahwa pada usia remaja pikiran kita itu memang masih sangat rawan untuk mendapatkan cetakan. Jadi pengalaman-pengalaman yang kita alami pada masa itu cenderung memang berbekas sehingga susah sekali untuk kita lupakan, apalagi pengalaman seperti melihat pornografi yang sesuai dengan kodrat manusiawi kita yaitu mempunyai nafsu dan keinginan yang besar pada hal-hal yang seksual. Maka dapat dipastikan memori itu benar-benar akan menyimpan materi pornografi, tapi kalau kita tidak memberi makan pada pikiran kita, kita tidak lagi menggunakannya perlahan-lahan efeknya juga akan memudar, tidak lagi mencengkeram namun memori itu sendiri tetap ada.
GS : Memang biasanya yang menjadi korban dalam hal ini adalah para remaja, Pak Paul.
PG : Betul sekali, dan oleh sebab itulah bisnis pornografi lebih diarahkan kepada mereka-mereka ini supaya kalau mereka sudah memulainya pada masa remaja besar kemungkinan mereka akan terus mengunakannya pada masa dewasa.
Lebih sedikit orang yang memulai kebiasaan buruk pornografi pada usia dewasa. Jauh lebih banyak orang yang memulainya di masa-masa remaja dan akan meneruskan kebiasaan itu sampai di usia dewasa.
GS : Kalau memang sudah dikuasai seperti itu, sebenarnya harus ada suatu kuasa yang lebih tinggi yaitu kuasa Roh Kudus untuk membebaskan dia dari keterikatan itu, Pak Paul.
PG : Betul sekali. Memang seharusnya kita harus datang dan datang lagi kepada Tuhan membaca lagi FirmanNya, merenungkanNya dan bergumul dan bergumul dan makin kita bergumul, makin Tuhan memberian kuasaNya kepada kita supaya kita bisa melawan godaan ini.
GS : Ada hal lain tentang dampak ini?
PG : Yang kedua adalah pornografi bersifat mencandu, Pak Gunawan. Begitu mengikat dan mencandu sehingga akhirnya kita terus membutuhkannya dan tidak pernah merasa puas, ini sangat sama dengan pnggunaan narkoba atau obat-obat terlarang.
Saya tahu Pak Gunawan, ada orang-orang yang begitu bangun langsung melihat video porno, tatkala bekerja mencuri-curi gambar porno lewat ponselnya dan begitu pulang ke rumah langsung melihat video porno sampai tengah malam. Itulah jerat yang dikehendaki oleh iblis, ini benar-benar mencandu, mengikat sehingga kita harus melihat dan tidak puas. Jadi benar-benar bisa begitu kecanduan, inilah dampak yang kita mesti kita sadari.
GS : Memang itu masalahnya Pak Paul, seperti film-film yang beredar sekarang, hampir semua film ada unsur pornografinya, Pak Paul.
PG : Seolah-olah bahwa film yang mempunyai unsur pornografi pasti akan laris. Sebenarnya tidak! Di Amerika Serikat ternyata film-film yang yang bertahan dan yang digemari dan ditonton yang palig banyak justru film keluarga, justru film-film yang banyak memuat gambar-gambar porno akhirnya tidak terlalu laris, memang bisa memikat segmen tertentu tapi karena tidak ada mutunya akhirnya film-film itu juga tidak laku.
Jadi sekali lagi karena tidak mempunyai jalan lain orang akhirnya menjual seks untuk menjual produknya-produknya supaya lebih laku, makin mereka lebih mengedepankan seks sebetulnya kita bisa lebih berkesimpulan bahwa semakin buruk kwalitas barang yang dijual maka mereka membutuhkan alat bantu tersebut.
GS : Yang lain apa, Pak Paul?
PG : Dampak yang ketiga dan yang paling berbahaya, pornografi tidak memberi ruang bagi Tuhan di hati dan pikiran kita. Kenapa saya berkata begitu, karena yang pertama akhirnya pikiran kita dipeuhi oleh pornografi atau seks.
Pada akhirnya karena kita adalah anak Tuhan maka kita merasa tidak layak datang kepada Tuhan, kita merasa kita kotor tidak layak maka kita makin menjauh dari Tuhan atau ada juga di antara kita yang tidak mempunyai waktu atau keinginan untuk datang kepada Tuhan karena kesibukan kita adalah pada hal-hal yang bersifat pornografi, inilah dampak yang diinginkan iblis. Dan jika itu tercapai maka tercapailah tujuan iblis yaitu hubungan kita dengan Tuhan terputus.
GS : Memang ini adalah dua hal yang tidak mungkin disatukan. Di satu pihak Tuhan yang begitu suci dan ini merupakan sesuatu yang dibenci oleh Tuhan dan kita dilarang untuk mengkonsumsinya, tetapi kenyataan ini selalu ada di dalam kehidupan.
PG : Betul, Pak Gunawan dan inilah suatu pergumulan yang kita harus hadapi bukan suatu pergumulan dimana kita harus menyerah apa adanya, itu salah! Justru Tuhan menyuruh kita untuk bergumul sebb kekudusan atau kesucian itu muncul dari pergumulan, bukanlah sesuatu yang diberikan turun dari langit tapi itu adalah sesuatu yang kita harus lewati dan gumulkan, barulah akan muncul sesuatu yang indah dari dalam diri kita.
GS : Dampak-dampak yang Pak Paul sebutkan adalah dampak-dampak pribadi yang mengkonsumsi pornografi. Apakah ini dapat berdampak pada lingkungan di sekelilingnya atau bagaimana, Pak Paul?
PG : Sangat besar dampaknya Pak Gunawan. Sebagai contoh, dan ini juga sangat aneh di Amerika serikat tingkat pemerkosaan tinggi, kenapa saya bilang aneh? Bukankah di sana orang suka sama suka bsa berhubungan dengan begitu mudahnya saat bertemu di bar, saling lirik, langsung ke Motel bisa berhubungan seksual.
Di kampus bertemu dengan teman, cocok, ngobrol-ngobrol kemudian berhubungan seksual, besok tidak lagi bertemu itu tidak apa-apa. Begitu kendornya nilai moral di sana tapi tingkat pemerkosaan begitu tinggi, kenapa sampai begitu? Sebab satu hal yang perlu kita ketahui adalah bahwa pornografi telah merasuki pikiran banyak orang di sana. Beberapa tahun yang lalu ada beberapa pembunuh berantai dan seorang pemerkosa membunuh begitu banyak wanita setelah memperkosanya. Namanya Ted Bandy, dia akhirnya diwawancara oleh Dr. James Dobson karena di penjara itulah akhirnya dia menyadari kesalahannya. Sebelum dia dihukum mati akhirnya dia bersedia diwawancarai oleh Dr. James Dobson, seorang psikolog Kristen di Amerika. Dalam wawancara itu Dr. James Dobson bertanya pada dia secara langsung apa yang membuat kamu begini, dan dengan terbuka dia berkata adalah sejak remaja dia terlibat pornografi dan sebelum dia membunuh dan memperkosa wanita, dia selalu mengkonsumsi pornografi terlebih dahulu. Nah, memang orang-orang yang berilmu yang menjadi pakar-pakar di sana berkata, "Banyak orang yang mengkonsumsi pornografi namun tidak memperkosa," betul! Tapi kita harus dengarkan kesaksian orang yang melakukannya. Dia yang memperkosa wanita dan berkata sebelum mereka melakukannya, itulah yang mereka konsumsi yaitu pornografi. Jadi memang benar ada banyak orang yang tidak melakukan pembunuhan atau pemerkosaan karena lebih banyak yang mempunyai nilai-nilai moral yang tinggi sehingga bisa mengekang dirinya, tidak melakukan perbuatan kriminal, tapi orang yang tidak bisa mengekang dirinya bukankah justru akhirnya masuk ke dalam tindak kriminal yang berbahaya. Memang tidak bisa tidak pornografi akhirnya bisa merusak satu masyarakat dimana akhirnya nafsu menjadi sesuatu yang sangat liar di dalam masyarakat, bukan hanya di dalam satu pribadi dan akhirnya nafsu itu ada di mana-mana. Sebagai contoh lagi di Amerika Serikat, pada malam hari seorang wanita tidak berani jalan sendirian, tapi kalau di Indonesia pada malam hari masih banyak wanita yang berjalan naik bus dan sebagainya, tapi di sana malam hari tidak ada lagi perempuan jalan sendirian, kenapa? Sebab sewaktu-waktu ada saja orang yang naik mobil dan tidak ada keinginan untuk melakukan sesuatu tapi ketika melihat perempuan jalan sendirian langsung terpikir mau memperkosanya, sebab diri manusia sudah tercemar oleh pornografi atau sex dan itu memang berbahaya.
GS : Kalau kita memang sudah melihat begitu besar dampak negatifnya, Pak Paul, apakah ada upaya untuk pencegahannya, Pak Paul?
PG : Ada beberapa upaya yang bisa saya bagikan, Pak Gunawan. Kita jangan memulainya dan ini sangat penting sekali. Barangsiapa memulai ia akan terjerat, siapa pun yang menawarkan janganlah teria tawaran itu baik teman, saudara atau siapa pun sebab pada dasarnya kita menolak tawaran dosa.
Jadi jangan memulainya, saya dulu memulainya dan harus diikat dengan pornografi sampai bertahun-tahun dalam hidup saya, kalau bukan pertolongan Tuhan saya akan terus terikat dan terjerat.
GS : Sebenarnya itu bisa ditolak secara langsung Pak Paul, karena ini adalah pilihan, kita mau mengambil sebagai konsumsi kita atau kita tidak menggunakannya, Pak Paul.
GS : Atau kita lari, jadi tidak mendekat pada pornografi itu?
PG : Betul sekali. Jadi kita harus ingat meskipun kita mendapatkan suatu kenikmatan, tapi harga yang harus dibayar terlalu mahal. Kalau kita anak Tuhan maka kita akan merasa tersiksa dengan ingtan atau memori-memori ini sebab kita tidak mau melihat saudara seiman di dalam Tuhan dengan pemikiran atau kacamata yang kotor seperti ini.
Kita tahu ini tidak berkenan kepada Tuhan, bukankah kita akhirnya yang menceburkan diri ke dalam kolam lumpur yang akhirnya penuh dengan lumpur, jadi janganlah bermain api kalau tidak mau terbakar.
GS : Selain menolak, upaya apa lagi, Pak Paul?
PG : Yang kedua adalah sangkallah keinginan untuk melihat dan melihat lagi, saya ulang dua kali karena memang seringkali secara tidak sengaja kita melihat gambar dan kita terpaska melihat tapi angan mengulang untuk melihatnya lagi.
Sekarang ini media massa dan film sarat dengan pornografi dan memang inilah sarana iblis menghancurkan pekerjaan Tuhan. Orang yang terikat pornografi tidak mungkin menjadi alat Tuhan karena dia memang di bawah cengkeraman iblis sehingga tinggal tunggu waktu kita akhirnya akan jatuh tergeletak. Jadi sangkallah diri untuk melirik dan melihat gambar-gambar itu, kita tahu sekali kita melihatnya maka kita akan mau terus melihatnya. Jadi sekali lagi jangan mengulang, jangan melihatnya lagi dan stop sampai disitu jangan menoleh lagi.
GS : Tapi karena sudah begitu banyak di sekeliling kita sehingga ketidaksengajaan itu otomatis berulang kembali, Pak Paul.
PG : Kalau memang tidak sengaja dan terlintas seperti itu memang kita tidak bisa berbuat apa-apa. Saya juga harus berkata, saya tidak setuju dengan usaha misalkan untuk membinasakan semuanya, iu tidak! Memang semua terpulang pada kita kalau kita tidak mau melihatnya maka kita juga tidak akan melihatnya maka yang terpenting adalah diri kita, kita memang tidak bisa mengatur orang lain tapi kita hanya bisa mengatur diri kita sendiri .
GS : Yang ketiga apa, Pak Paul?
PG : Yang ketiga adalah jika kita sudah terlibat dan terikat akuilah masalah itu yang pertama kepada Tuhan dan yang kedua kepada seorang hamba Tuhan atau seorang saudara seiman, akuilah itu sebgai masalah.
Jangan lagi merasionalisasi dan membenarkan perbuatan dosa dan jadikanlah hamba Tuhan atau saudara seiman itu sebagai tempat untuk berbagi pergumulan sekaligus untuk mempertanggungjawabkan diri kita, misalnya kita minta kesediaannya untuk mengecek diri kita minggu demi minggu. Jadi benar-benar kita harus akui kalau kita mengalami suatu masalah. Waktu dulu saya bergumul, saya bercerita dengan seorang saudara seiman dan saya bercerita kepada kelompok dimana saya terlibat, saya bercerita kepada seorang dosen saya. Jadi saya mau bercerita saya mau mempertanggungjawabkan, saya mau mengatakan saya mengalami masalah dan saya perlu bantuan. Makin masalah disimpan dan dirahasiakan maka makin menguat dan bukannya melemah, kadang kita merasa malu dan sebagainya, tapi itu salah! Makin dirahasiakan maka akan makin menggila dan makin menguat, maka seperti binatang buas yang kita coba kerangkengkan maka lama-lama kerangkeng itu akan makin lemah. Jadi penting untuk kita akui kalau kita mempunyai masalah dan kita meminta doa saudara seiman atau hamba Tuhan, kita minta mereka untuk mengecek diri kita, ijinkan dirinya bertanya kepada kita secara berkala, "Apakah kamu terlibat lagi? Apakah kamu jatuh ke dalam dosa lagi?" terus seperti itu supaya kita terdorong untuk suci karena kita tahu kita harus mempertanggung jawabkan perbuatan kita kepada mereka.
GS : Memang yang sulit adalah pengakuan itu tadi, Pak Paul. Biasanya orang tidak mau mengakuinya dan mencoba menyelesaikan masalahnya ini sendiri, tetapi tingkat kegagalannya cukup tinggi, Pak Paul.
PG : Saya mengerti ini memang sesuatu yang memalukan kita, tapi sesungguhnya begitu banyak orang yang bergumul dengan masalah pornografi atau masalah seks. Jadi kalau kita berani mengakuinya, sbetulnya hampir semua orang akan dapat mengerti, kenapa ? Karena hampir semua orang juga menghadapi pergumulan atau masalah yang sama.
Jadi sebetulnya tidak ada alasan untuk menyembunyikan atau merahasiakan. Sekali lagi saya kira di sinilah peran dari si iblis membisikkan kepada kita, "Jangan, kamu nanti akan mempermalukan dirimu, kamu bisa hadapi sendiri dengan kekuatanmu tidak usah cerita kepada siapa pun." Itu adalah bisikan-bisikan yang makin memperlemah kita, bukannya memperkuat kita maka kita harus akui. Tuhan pun juga pernah berkata, "Kita harus saling mengakui dosa satu terhadap yang lain," kita mesti berani bercerita.
GS : Memang dibutuhkan orang yang bisa menjaga kerahasiaan ini, karena itu akan bisa menjadi aib bagi seseorang, Pak Paul.
PG : Memang perlu adanya suatu jaminan bahwa akan dirahasiakan supaya kita lebih berani cerita.
GS : Apakah ada yang keempat, Pak Paul?
PG : Yang keempat adalah jauhkanlah alat atau sarana yang mendekatkan kita kepada dosa pornografi. Jika internet adalah sarananya maka putuskanlah internet di komputer kita. Jika ponsel adalah arananya maka lepaskanlah dan jangan gunakan ponsel.
Jika majalah adalah sarananya, maka hindarilah bukan saja majalah itu tapi juga tempat yang menjualnya, belilah majalah di tempat yang lain yang tidak mempunyai majalah porno itu dan sebagainya. Firman Tuhan berkata, "Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka," ini di Matius 5:29. Sudah tentu ini bukanlah sesuatu yang kita tafsir secara harafiah tapi intinya adalah dosa merupakan sesuatu yang serius. Jadi benar-benar kita harus putuskan, tidak ada lagi hubungan atau kaitan dengan dosa itu, dari pada kita toleransi dan kompromi akhirnya kita tidak masuk ke dalam kerajaan sorga. Jadi benar-benar kita harus bertekad menjauhkan diri dari sarana yang mendekatkan kita kepada dosa pornografi. Sekarang ini yang paling sering digunakan adalah internet. Jadi kalau kita tahu kita akan jatuh ke dalam dosa, jangan pakai internet, putuskan hubungan internet di komputer kita atau kita bisa meletakkan komputer di ruangan yang terbuka sehingga orang bisa melihat apa yang kita lakukan di depan komputer kita, dengan cara-cara itulah kita lebih bisa menjaga diri.
GS : Tapi itu semua terpulang dari niat yang kuat dari orang itu sendiri, Pak Paul.
PG : Betul sekali, Pak Gunawan. Selama kita tidak ada niat mau hidup kudus, mau menyenangkan Tuhan maka kita akan terus terjerat dalam dosa ini. Maka Tuhan meminta kita bertobat dan bertobat bearti memutar haluan, berarti kita tidak lagi berjalan di jalan yang sama, kita pindah jalur dan itulah pertobatan.
GS : Dan ini adalah upaya yang tadi Firman Tuhan katakan. Yang tadi Pak Paul bacakan itu merupakan sesuatu yang sangat radikal Pak Paul, dengan mencungkil mata dan memotong tangan, walaupun itu tidak ditafsirkan secara harafiah tapi itu menunjukkan betapa seriusnya Tuhan Yesus mau kita menangani masalah pornografi ini.
PG : Tuhan mau kita melihat dosa dengan serius, sebab dosa adalah penyebab Tuhan turun ke dunia dan mati untuk kita, Dia membayar harga dengan sangat mahal yaitu dengan nyawanya sendiri. Maka kta tidak boleh memandang dosa sebagai sesuatu yang remeh, karena dosalah Anak Allah mati di salib untuk kita.
Tidak bisa tidak kita harus melihat dosa sebagai hal yang serius.
GS : Apakah Pak Paul mau menyimpulkan tentang apa itu pornografi dan kali ini kita perbincangkan yaitu bahaya dari pornografi itu sendiri, Pak Paul.
PG : Matius 5:8 berkata, "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah," saya suka sekali dengan Firman Tuhan ini, Pak Gunawan. Orang yang suci hatinya akan melihat Alah, pornografi mencemarkan hati dan membutakan mata sehingga kita tidak bisa lagi melihat Allah.
Dengan hati yang penuh dengan kekotoran, pikiran yang penuh dengan lumpur kekotoran bagaimanakah bisa melihat Allah, itu tidak mungkin! Akhirnya yang kita lihat hanyalah pornografi, hanyalah seks dan itulah yang diinginkan oleh iblis yaitu kita tidak lagi melihat Allah, kita hanya melihat daging manusia, jangan sampai kita tunduk dan jatuh, tapi bersihkan dan sucikan diri sehingga kita akan melihat Allah.
GS : Terima kasih Pak Paul untuk perbincangan kali ini dan saya percaya perbincangan ini akan sangat menolong bagi para pendengar sekalian. Dan para pendengar sekalian kami mengucapkan banyak terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Bahaya Pornografi". Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini silakan menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Jl. Cimanuk 58 Malang. Anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat telaga@indo.net.id kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org. Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan. Akhirnya dari studio kami mengucapkan terimakasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara Telaga yang akan datang.