Pranikah/Pernikahan

“Pertengkaran adalah bumbu dalam pernikahan” kalimat ini akan benar jika diakhir pertengkaran terdapat penyelesaian masalah dan masing-masing mengalami pertumbuhan dalam relasi. Namun renggangnya relasi atau bahkan putusnya relasi dengan pasangan akan memicu pertengkaran yang tidak berakhir; bahkan diakhiri dengan perceraian maupun perzinahan. Apa saja penyebabnya?
Penggunaan uang, penggunaan waktu dan penggunaan kata oleh pasangan dan ada perbedaan prinsip, maka ‘kerikil-kerikil kecil ini’ yang tidak pernah dibereskan akan berbuah kejengkelan. Dan akhirnya kejengkelan yang berulang-ulang akan menimbulkan kebencian terhadap pasangan.
Salah satu pondasi pernikahan ialah kesabaran, dan kesabaran membutuhkan penerimaan serta pengertian kepada pasangan yang berbeda dengan kita. Tidak cukup hanya bersabar, dibutuhkan pula kebaikan terhadap pasangan agar kita dapat menolongnya untuk berubah lebih positif dengan penuh kasih dan kesabaran.
Pernikahan yang rukun-rukun saja bukan berati tanda pernikahan sehat. Namun pertumbuhan setiap anggota keluarga ialah tanda pernikahan yang sehat. Bangunlah pernikahan di atas kebenaran dan kehendak Tuhan agar bertumbuh dan berbuah di kehidupan ini.
Pada sesi kedua Tanda Pernikahan Sehat menurut Tim Gardner ini kita akan membahas tentang komitmen, pengampunan, dan adanya misi pernikahan yang jelas.
Tim Gardner mencetuskan tentang enam tanda pernikahan yang sehat. pada sesi pertama ini kita akan membahas tiga tanda yaitu kesatuan, penerimaan, dan keintiman.
Selain kekeliruan memahami makna pernikahan, kegagalan dalam memelihara pernikahan bisa membuat pasangan suami istri seperti hidup di neraka. Berikut nasihat-nasihat untuk memelihara pernikahan kita.
Banyak pasangan menganggap pernikahan adalah sesuatu yang indah dan membahagiakan. Namun selang beberapa waktu, pernikahan mereka tidak berjalan harmonis dan ingin bercerai. Ini terjadi karena kekeliruan memahami pernikahan. Pernikahan bukan utopia melainkan ladang kosong yang musti ditanami sebelum dapat dituai hasilnya. Modal cinta haruslah berbuahkan cinta.
Realitas memperlihatkan bahwa keindahan upacara pernikahan tidak selalu diikuti oleh keindahan hidup pernikahan. Begitu kita masuk ke dalam hidup pernikahan, kita harus menghadapi pelbagai tantangan. Jika berhasil mengatasinya, kita akan dapat mencici keindahan hidup pernikahan. Sebaliknya, bila gagal, kita akan harus hidup dalam kepedihan. Berikut akan dipaparkan beberapa tantangan yang dihadapi pengantin baru dan bagaimana menghadapinya.
Dewasa ini makin banyak istri yang bekerja. Sebagian sudah bekerja sebelum menikah, sebagian lagi baru bekerja setelah menikah. Ada yang senang bekerja—daripada menjadi ibu rumah tangga purnawaktu—dan ada yang terpaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Apa pun alasannya, pada kenyataannya kebanyakan istri yang bekerja tetap harus menunaikan tanggung jawab di dalam rumah tangga. Berikut ini akan dipaparkan beberapa tantangan yang harus dihadapi istri yang bekerja dan cara mengatasinya.

Halaman