Berita TELAGA

Mengapa Pria Berselingkuh?

Versi printer-friendly
November


"Mengapa Pria Berselingkuh?"

"Tidak ada yang salah dengan pria yang memiliki kekayaan.
Yang salah adalah ketika kekayaan memiliki laki-laki" – Billy Graham

Sewaktu ditanya apakah ingatan tentang dirinya yang ia ingin tinggalkan setelah kematiannya, Pendeta Billy Graham menjawab, "integritas." Puji Tuhan! Itulah ingatan tentang dirinya yang telah ia titipkan kepada kita semua. Sampai akhir beliau menjaga kekudusan hidupnya dan tidak jatuh ke dalam dosa yang mengharuskannya kehilangan integritas. Sebagai anak Tuhan kita pun ingin menjaga kekudusan dan membawa integritas sebagai persembahan hidup kita kepada Tuhan. Tetapi, ada yang berhasil, ada yang tidak. Dari semua yang tidak berhasil, sebagian jatuh ke dalam dosa perzinahan—dosa yang tidak hanya menghancurkan hidup pribadi, tetapi juga keluarga dan pelayanan kita. Pada kesempatan ini kita akan membahas mengapakah pria jatuh ke dalam dosa perselingkuhan. Mengapakah pria mudah jatuh ke dalam perzinahan? Berikut ini akan dijabarkan beberapa faktor penyebabnya.

  1. Kebanyakan pria pernah jatuh ke dalam lembah PORNOGRAFI pada masa belia. Pengeksposan terhadap pornografi pada masa belia berdampak dalam dan panjang sebab segala sesuatu yang kita lihat atau alami pada belia cenderung berakar dan bertahan lama. Jadi, dapat kita simpulkan kebanyakan pria sudah menyimpan bahan seksual yang kuat sejak dini oleh karena pengeksposan pada pornografi ini. Bahan yang kuat inilah yang terus meletup dan mendorong pria untuk mencari pemuasan seksual. Dan, ini memudahkannya untuk jatuh ke dalam dosa perzinahan. Tidak soal apakah ia menikmati hubungan seksual dengan istrinya atau tidak, ia tetap rentan. Itu sebab penting bagi kita untuk melindungi diri dan anak-anak dari pornografi. Jika dampak pornografi yang berlangsung pada masa belia begitu kuat, dapat dibayangkan apa yang terjadi jika kita, di usia dewasa, masih mengkonsumsi pornografi!
  2. Ada perselingkuhan yang bersifat PEMENUHAN (kebutuhan emosional) dan ada perselingkuhan yang bersifat PEMUASAN (hasrat seksual). Bila relasi nikah tidak memberikan kepuasan hasrat seksual, maka desakan untuk mencari pemuasan akan menguat dan ini menambah kerentanannya. Itu sebab penting bagi suami-istri untuk membicarakan masalah seksual secara terbuka sehingga tercipta saling pengertian.
  3. Jika relasi nikah kurang memberikan pemenuhan akan kebutuhan emosional, tidak bisa tidak, ini akan membuka pintu perselingkuhan. Pada umumnya kebutuhan emosional pria yang rentan untuk menghantarnya ke relasi selingkuh adalah kebutuhan akan PENGHARGAAN. Bila kebutuhan lainnya dapat menunggu, kebutuhan penghargaan tidak bisa. Begitu pria merasa ia kurang dihargai istrinya, ia akan mulai mencari penghargaan itu dari sumber lain. Ada yang mencarinya di tempat yang benar, misalkan melalui kerja kerasnya; ada pula yang mencarinya di tempat yang salah, di wanita lain.
  4. Sebagian perselingkuhan terjadi sebagai akibat dari KEBIASAAN BURUK yang biasa dilakukan pada masa muda. Ada pria yang terbiasa berhubungan dengan pelacur sebelum menikah dan ada pula yang terbiasa berhubungan dengan sejumlah teman atau pacar. Nah, kebiasaan susah dihilangkan, termasuk kebiasaan buruk. Jika tidak berhati-hati, pria dengan latar belakang kebiasaan seperti ini mudah jatuh ke dalam dosa perzinahan setelah menikah. Ia terbiasa merayu, ia terbiasa memikat, dan ia terbiasa mendapatkannya. Semua ini membuatnya lemah menahan godaan.
  5. Khusus untuk pria parobaya, relasi selingkuh mudah terjadi di dalam konteks mentoring atau PENGAYOMAN. Pada masa usia pertengahan naluri kebapakan menguat sehingga keinginan untuk menaungi dan melindungi wanita ikut menguat. Di dalam relasi seperti ini pria mudah melewati batas dan menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Ditambah dengan rasa sungkan dan hormat dari pihak wanita kepadanya, perselingkuhan mudah terjadi.
  6. Terakhir, pria akan lebih mudah jatuh ke dalam dosa perzinahan jika ia berada di dalam kondisi KEHILANGAN ARAH. Mungkin pernikahannya bermasalah, mungkin pekerjaannya bermasalah, mungkin hidupnya bermasalah dan mungkin kerohaniannya bermasalah. Akhirnya, semua ini membuatnya kehilangan dirinya dan arah dalam hidup; nah, di dalam kondisi kehilangan inilah ia menjadi rentan terhadap perzinahan. Perselingkuhan menjadi obat pengurang sakit sekaligus cara untuk melupakan persoalannya. Kadang, perselingkuhan—bila dilakukan dengan orang yang telah dikenalnya selama ini—menjadi caranya untuk menemukan dirinya kembali. Di dalam hubungan dengan teman lamanya, ia merasa seperti dulu kembali; setidaknya selama beberapa saat ia bersentuhan dengan hidup yang selama ini dikenalnya.

Tidak ada dosa yang tidak meninggalkan bekas. Namun, di antara semua dosa, tidak ada yang melebihi perzinahan dalam hal meninggalkan bekas. Ratapan 5:7 mengingatkan, "Bapak-bapak kami berbuat dosa, mereka tak ada lagi, dan kami menanggung kedurjanaan mereka." Ya, bekas atau akibat dari dosa perzinahan panjang dan lama, bahkan bisa berlangsung beberapa generasi. Gara-gara kelalaian kita, maka anak bahkan cucu harus menanggung akibatnya bertahun-tahun kemudian. Itu sebab kita harus menjaga diri dan langkah pertama adalah dengan cara membuang jauh-jauh pikiran untuk berselingkuh.

 Ringkasan audio T 528 B oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi
Simak rekaman yang lain di www.telaga.org

TELAGA MENJAWAB

(PERTANYAAN)


Selamat pagi admin Telaga,

Saya ingin mendapatkan layanan konseling lewat email.

Permasalahan yang saya hadapi sebenarnya masalah klasik rumah tangga yang sudah banyak terjadi di banyak rumah tangga.

Apalagi di daerah saya kota Manado. Saya dan suami telah salah jalan. Suami saya yang terlebih dahulu memulai, dan saya hanya ingin membalasnya. Memang sudah tahu itu dosa tapi godaan yang terjadi begitu kuat. Di tahun 2009 suami saya pertama kali melakukan perselingkuhan namun saya maafkan. Tahun 2014 suami saya mengulangi perbuatannya itu dan bahkan sekarang sudah punya anak dari hasil perselingkuhannya. Lebih parahnya lagi selingkuhannya adalah teman baik saya. Memang suami saya mengatakan bahwa ia tidak akan pernah meninggalkan keluarganya, tapi saya sebagai istri tidak bisa menerima hal itu karena sampai sekarang pun suami saya masih saja memberikan perhatian walaupun hanya melalui Whatsapp.

Saya juga melakukan kesalahan dimana saya sempat berkenalan dan berhubungan sedikit jauh dengan seseorang, tapi baru sebatas chat dan video call. Mungkin kalau suami saya tidak mendapatkan chatting saya maka hubungan saya dengan orang tersebut akan lebih jauh. Ketika saya sudah tidak lagi memiliki hubungan itu, suami saya justru lebih parah. Dia mengatakan "menunggu waktu Tuhan" sebab ia sangat menginginkan anak hasil perselingkuhan tersebut. Saya bingung, sekarang memang tinggal banyak berdoa dan pasrah pada Tuhan.

Selama ini saya sering sharing dengan salah satu pelayan Tuhan (seorang Ibu pendeta) karena terkadang saya sampai pada titik bertanya "Apakah masih ada jalan?" Iman pengharapan saya ada kalanya goyah karena sepertinya hubungan suami saya dengan wanita lain itu susah dihentikan. Sebab anak mereka dijaga dan diurus oleh papa mertua. Suami saya selalu hanya berkata sabar saja dan kalau ekonomi kita sudah kuat atau bila memang sudah siap pasti akan dilepaskan. Tidak tahu sampai kapan kesabaran saya harus dibuka lebar. Tuhan seakan-akan membiarkan saya menghadapi pergumulan ini.

Tahun lalu saya rawat inap di rumah sakit sebanyak 7 kali; belum termasuk rawat jalan. Tahun ini 4 kali saya rawat inap karena tekanan darah saya naik bahkan sampai mencapai 241/144. Setiap kali memikirkan masalah itu dan beradu argumen dengan suami pasti saya masuk ke rumah sakit lagi. Saya sudah pernah berbicara dengan wanita itu dan orangtuanya. Tapi sepertinya wanita itu sangat menginginkan suami saya. Saya hanya memikirkan anak-anak saja dan janji pernikahan kami sehingga saya bisa bertahan sampai saat ini. Bahkan saya sudah sampai pada titik pasrah pada keadaan. Saya berpikir mungkin waktu hidup saya di dunia ini tinggal beberapa tahun lagi. Kalaupun Tuhan memanggil saya pulang, saya ingin meninggalkan dunia dengan keadaan saya masih istri dari suami saya (yang mengikat janji di hadapan Tuhan) dan sebagai ibu dari anak-anak saya.

(JAWABAN)

Ibu GW,

Masalah ini sudah terjadi, hati seorang istri terlukai oleh suami dan sahabat sendiri. Yang terjadi ini menyakitkan dan melukai hati dan pikiran ibu. Saran saya adalah:

  1. Ungkapkan semua isi hati ibu kepada Tuhan yang mengerti jiwa kita.
  2. Mohon ampun kepada Tuhan, karena suami selingkuh dan ibu mulai membalas. Minta ampun dan tinggalkan itu. Karena itu sama jahatnya dengan yang suami buat ke ibu. Suami berselingkuh salah, dan bukan sekali saja selingkuhnya itu jelas salah. Tetapi apa yang salah tidak boleh dibalas dengan kesalahan yang sama. Itu jadi sama salahnya.
  3. Berdoalah, ceritakanlah dihadapan Tuhan Yesus dia mengerti airmata, ibu.
  4. Fokus pada anak-anak, alihkan pikiran, energi ibu untuk mengurus, mengasihi anak-anak. Karena mereka "korban" dan anak-anak juga luka, dan terluka karena ayahnya. Anak butuh ibu hadir. Curahkan perhatian dan kasih ibu pada anak-anak.
  5. Sudah 7x ibu sakit dan bolak-balik rumah sakit. Banyak waktu, tenaga, uang, emosi, pikiran yang terkuras karena dampak dari hal ini. Cukup bu, katakan ke diri ibu memang ini menyakitkan, tetapi saya tidak mau terus berkubang dalam kesedihan, kemarahan, kebingungan ini.

Saya harus bangkit karena Tuhan ada. Ini waktu ibu harus semakin dekat dan kembali dekat dengan Tuhan. Kasih Tuhan cukup untuk ibu, dan kuasa Tuhan sanggup tolong ibu. Yang utama adalah relasi ibu dengan Tuhan, izinkan Tuhan yang menguasi hidup ibu. Lepaskan kemarahan ibu kepada suami dan teman ibu. Itu urusan mereka dengan Tuhan. Sekarang urusan ibu dengan Tuhan, nikmati relasi dekat dengan Tuhan, jangan genggam kemarahan itu. Lepaskan pengampunan dalam nama Tuhan. Fokus pada Tuhan lalu fokus kepada anak, mereka perlu kasih ibu. Berdoalah dan nikmati waktu dimana ibu begitu dekat dengan Tuhan.

DIA ada.
DIA mengerti jiwa.
DIA mengerti tetesan airmata.
DIA mau ibu belajar berharap hanya pada-Nya.
Suami bisa mengecewakan, Tuhan tidak
Sahabat bisa berkhianat, Tuhan tidak.
Manusia bisa tidak setia, Tuhan tidak.
Berharaplah pada-Nya yang sungguh ada dan setia itu.
Doa saya untuk ibu, biarlah ibu merasakan kasih Tuhan dan pelukan-Nya sehingga ibu merasakan bahwa ibu tidak sendiri.
Tuhan ada.

Pusat Konseling &
Pusat Bina Iman Anak

Berawal dari pembicaraan antara Bp. Paul Gunadi dengan Sdri. Tjoa Lie Bing (Ev. Sri Wahyuni Tjokrodiredjo, S.E., M.Div., M.K.) yang merencanakan diadakannya Pusat Konseling dan Pusat Bina Iman Anak di Sidoarjo. Pembicaraan itu ditindaklanjuti oleh Sdri. Lie Bing dengan membuat Proposal Kesepakatan Kerjasama "Children Community for Christ" (3 C) pada tanggal 23 Agustus 2019. Lewat email, Bp. Paul Gunadi meneruskan rencana ini ke LBKK agar bisa ditindaklanjuti untuk menjadi bagian dari pelayanan LBKK. Dalam hal ini pengurus LBKK telah menyambut baik dan diadakan beberapa kali pertemuan dengan Sdri. Lie Bing dan kawan-kawan.

Pada hari Minggu, 29 September 2019 dari Malang berangkat Bp. dan Ibu Gunawan Santoso, Ibu Nancy Timisela serta Bp. dan Ibu Jusuf N.T. untuk mengadakan survei beberapa rumah di Sidoarjo. Survei diakhiri setelah makan siang dan pertemuan dilanjutkan oleh Sdri. Lie Bing, Ibu Anita dan Ibu Nancy.

Kemudian pertemuan dilanjutkan pada tanggal 5 Oktober 2019 di Pastorium, Malang yang dihadiri oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi, Ibu Anita Sieria, Ibu Nancy Rosita Timisela, Bp. dan Ibu Suriptono, Ph.D., Sdri. Tjoa Lie Bing serta Bp. dan Ibu Jusuf N.T. Beberapa hal yang sempat dibicarakan antara lain :

  1. Perlunya 1 rumah di Sidoarjo yang akan digunakan untuk kedua aktifitas tersebut.
  2. Perlu dibuat semacam brosur untuk dibagikan kepada gereja-gereja dan sekolah-sekolah untuk memperkenalkan aktifitas yang akan diadakan.
  3. Bp. Suriptono menyampaikan sharing dan beberapa masukan, a.l.:
    • Perlu dibuat cara konkret untuk mencapai tujuan dari Pusat Konseling dan Pusat Bina Iman Anak.
    • Perlu mengadakan pendekatan dengan tokoh masyarakat, Bimas Kristen dan Muspida (Musyawarah Pimpinan Daerah) setempat.
  4. Bp. Paul Gunadi juga menyampaikan bahwa bahan-bahan Telaga bisa dibagikan oleh tim di Sidoarjo.
  5. Istilah 3 C disarankan untuk diganti dan yang dipilih adalah TELAGA KEHIDUPAN.

Pertemuan ketiga sekaligus diadakan dalam rangka Temu Akrab "Gembala Keluarga" pada tanggal 17 Oktober 2019 di R.M. D’Keik, Malang yang dihadiri oleh 17 orang, termasuk Bapak dan Ibu Basoeki Rahardjo, Bapak dan Ibu Gunawan Santoso, Ibu Indrawati Tambayong, Bapak dan Ibu Pdm. Maurits Tahya, Bapak Necholas David dan Sdri. Lois T. Kristanti. Inti dari pertemuan ini a.l. : Bp. Gunawan Santoso mengatakan diharapkan pada tahun 2020 program-program yang sudah direncanakan bisa terwujud, seperti melakukan pendekatan pada guru-guru di sekolah-sekolah yang ada di Sidoarjo dan sekitarnya.

Bersyukur untuk donasi yang diterima melalui Bp. Paul Gunadi untuk rencana Pusat Konseling dan pusat Bina Iman di Sidoarjo, yaitu dari :

  1. Ibu Susana Nugroho di Los Angeles, USA sebesar US$ 500
  2. Bp. Vincent Chai di Los Angeles, USA sebesar US$ 100
  3. Ibu Lena Siladharma di Los Angeles, USA sebesar US$ 200
  4. NN sebesar Rp 3.000.000,-

Saat ini sebuah rumah di Perum.Mutiara Regency Blok A2 no.20 telah dikontrak selama 2 tahun sebesar Rp 45 juta dan pemilik rumah sedang memperbaiki kusen yang keropos, atap yang bocor dan beberapa perbaikan lainnya yang diharapkan selesai pada pertengahan bulan Desember 2019. Untuk biaya kontrak rumah selama 2 tahun masih diperlukan dana Rp 30.800.000,-.

Diharapkan Sdri. Lie Bing akan pindah ke Sidoarjo pada tanggal 20 Januari 2020 dan Pusat Konseling bisa dimulai sekitar bulan Maret 2020.

Beberapa agenda yang perlu dikerjakan antara lain :

  • Pembelian perabotan rumah tangga yang akan dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan ketersediaan dana.
  • Pembuatan proposal penggalangan dana
  • Pembuatan logo Telaga Kehidupan dan brosur
  • Menyusun kurikulum Bina Iman


















































































Gambar tampak dalam dan tampak luar rumah yang akan
di gunakan sebagai Pusat Konseling dan Pusat Bina Iman Anak TELAGA KEHIDUPAN di Sidoarjo

Pokok Doa
  1. Bersyukur untuk donasi yang diterima dari Radio Suara Gratia FM di Cirebon sebesar Rp 500.000,- dan Ibu Elizabeth Sriwulan sejumlah Rp 1.000.000,-.
  2. Bersyukur pembuatan transkrip, ringkasan dan abstrak dari rekaman terbaru (T 553 s.d. T 560) sudah selesai, sudah dikirim ke YLSA di Solo untuk diunggah ke situs Telaga.
  3. Bersyukur ada 4 radio yang bisa dikirimi rekaman terbaru lewat google drive, yaitu Radio Shofar FM di Temanggung, R-radio di Tulungagung, Radio Grace Alone di Surabaya dan IMC Broadcasting di Hongkong, sehingga menghemat ongkos kirim.
  4. Doakan untuk rencana rekaman pada minggu ke-2 dan ke-3 bulan Desember 2019 bersama Bp. Sindunata Kurniawan sebagai narasumber.
  5. Doakan untuk rencana penerbitan buku Telaga-7 berjudul "Mengapa Menikah", draft artikel masih diperiksa dan disempurnakan.
  6. Tuhan sudah memanggil pulang Ibu Wurningsih (usia 91 th), yaitu ibu dari Bp. Suriptono pada tgl. 23 Nopember 2019 dan jenasah telah dikremasi pada tgl. 28 Nopember 2019 di Sentong, Lawang. Doakan untuk seluruh keluarga besar yang ditinggalkan.
  7. Doakan untuk kesibukan di akhir tahun 2019, pengiriman kalender 2020 dll.
  8. Doakan untuk Sdri. Lois F. Kristanti yang telah membantu di Telaga selama 15 bulan dan mulai bulan Desember 2019 kembali ke Trenggalek untuk menjaga adiknya dan rencana persiapan mengikuti kuliah teologia pada pertengahan tahun 2020 agar Tuhan memimpin dan mengarahkan langkah demi langkah.
  9. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari donatur tetap di Malang yaitu dari : 001 -- Rp 100.000,-
    006 -- Rp 150.000,-
    011 -- Rp 300.000,- untuk 2 bulan
Daftar Rekaman Telaga Terbaru

T 550 Pengampunan Dalam Pernikahan ( I, II, III)
T 551 Iman Anak : Tanggungjawab Siapakah ? / Komersialisasi Anak
T 552 Anak : Investasi Orangtua ? ( I & II )
T 553 Pengaruh Teknologi Informasi pada Relasi Pernikahan / Memanfaatkan Teknologi Informasi dalam Membesarkan Anak
T 554 Pasangan Muda di Tengah Himpitan Pekerjaan dan Pelayanan (I & II)
T 555 Pribadi Yang Sehat adalah Kunci Relasi yang Sehat (I & II)
T 556 Tugas Orangtua Semasa Anak Berusia 0 – 5 Tahun / Tugas Orangtua Semasa Anak Berusia 5 – 12 Tahun
T 557 Tantangan Penggembalaan : Konflik Antar Jemaat / Tantangan Penggembalaan : Tetap Mendarat
T 558 Membangun Di Atas yang Ada ( I & II )
T 559 Mencintai Sampai Mati : Mengatasi Konflik / Mencintai Sampai Mati : Memelihara Cinta
T 560 Pelayanan untuk Menyenangkan Tuhan ( I & II )

Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK)
Sekretariat Jl. Cimanuk 56 Malang 65122; Tlp 0341-408479
Email : telaga@telaga.org; Web: www.telaga.org. Pelaksana Melany, Lois FK.
Bank Account : BCA Cab. Malang No. 011 1658725 an. Melany E. Simon

Halaman