Berita TELAGA
Aborsi
Berita Telaga Edisi No. 97 /Tahun IX/ Oktober 2012
Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon
Aborsi
Ada banyak alasan mengapa orang melakukan aborsi namun salah satu alasan yang paling umum adalah ketidaksiapan memunyai anak. Ada yang tidak siap karena telah memunyai banyak anak; ada yang tidak siap karena belum ingin memunyai anak kendati telah menikah; ada pula yang tidak siap karena belum dalam status menikah. Apa pun posisi kita tentang aborsi, pada umumnya kita mendasari pandangan itu pada status kehidupan si anak dalam kandungan. Sudah tentu hal ini tidak salah namun sesung-guhnya kita pun mesti menyoroti masalah aborsi dari sudut rencana Allah dalam hidup kita.
Untuk memperoleh pemahaman yang tepat akan hal ini, kita akan menimba pelajaran dari kisah Maria, ibu Tuhan kita Yesus Kristus. Kendati ada perbedaan besar antara penyebab kehamilan Maria dan kehamilan lainnya, namun ada kesamaan situasi yang dihadapi wanita yang mengalami kehamilan dalam ketidaksiapan. Berikut adalah sikap atau respons yang diperlihatkan Maria dapat kita terapkan dalam hidup ini.
Konsep yang benar tentang siapakah kita di hadapan Tuhan. Sewaktu malaikat Tuhan datang untuk mengabarkan bahwa ia akan mengandung bayi Yesus, Maria adalah seorang gadis belia yang telah bertunangan dengan Yusuf. Dapat dibayangkan betapa terkejutnya Maria dengan “interupsi” yang dialaminya ini. Kehamilan bukanlah sesuatu yang ada di dalam rencana kehidupannya. Ada wanita yang tidak mengharapkan kehamilan oleh karena pelbagai alasan. Biasanya respons yang diberikan adalah tidak menerimanya dan berusaha menghilangkan janin dalam kandungan. Namun lihatlah bagaimana Maria menyikapi “interupsi” ini: “Sesung-guhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Lukas 1:38) Maria menempatkan diri sebagai hamba Tuhan dan siap menerima apa pun yang ditetapkan Tuhan atasnya. Sebaliknya, orang yang memutuskan untuk melakukan aborsi tidak menempatkan diri sebagai hamba di hadapan Tuhan.
Konsep yang benar tentang siapakah Tuhan. Maria memercayai sepenuhnya akan perkataan malaikat kepadanya, “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” (Lukas 1:37) Allah adalah Tuhan, pencipta dan penguasa alam semesta beserta isinya. Maria tidak dapat menggunakan nalarnya untuk memahami apa yang tengah dilakukan Allah atasnya namun Maria percaya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Wanita yang hamil di luar kesiapan pasti memikirkan hari esok dan mengkhawatirkan banyak hal. Kita mesti tetap percaya bahwa Allah bukanlah Allah yang terbatas; Allah sanggup melakukan apa pun asal kita tunduk kepada kehendak-Nya dan hidup dalam jalan-Nya. Tidak ada yang mustahil bagi Allah.
Konsep yang benar tentang rencana Allah. Maria tidak dapat melihat rencana keselamatan Allah untuk menebus dosa manusia. Mustahil baginya memahami rencana Allah yang melampaui batas waktu dan wilayah itu, tetapi ia bersukacita dapat menjadi bagian dari rencana Allah. Maria percaya bahwa bayi yang dikandungnya merupakan rencana Allah untuk menyelamatkan manusia. Itu sebabnya ia berseru, “Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku” (Lukas 2:46-47). Se-waktu kita hamil di luar kesiapan, biasanya reaksi kita adalah, bahwa ini di luar rencana Allah. Sesungguhnya kebalikannyalah yang terjadi: Ini di luar rencana manusia tetapi di dalam rencana Allah! Mungkin nantinya anak ini akan harus diserahkan kepada pihak yang lebih siap untuk membesarkannya, namun yang pasti adalah Tuhan memiliki rencana akan keberadaannya di dunia ini. Jadi, terima dan sayangilah anak ini.
Konsep yang benar tentang dosa. Dosa adalah sikap dan tindakan melawan kehendak Allah karena tidak lagi memercayai dan memerlakukan-Nya sebagai Allah. Tuhan tidak membiarkan dosa; Tuhan menghukum perbuatan dosa. Maria berkata, “sebab Ia memperhatikan kerendahan hamba-Nya . . . dan rahmat-Nya turun atas orang yang takut akan Dia . . . Ia menceraiberaikan orang yang congkak hatinya . . . Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar . . . .” (Lukas 2:48-53). Maria tahu bahwa melawan kehendak Tuhan adalah dosa; kehamilan adalah bukti kehidupan yang Tuhan ciptakan dalam hidup kita dan itu berarti Ia menghendaki adanya kehidupan yang baru lewat tubuh kita. Firman Tuhan berkata, “Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku . . . . mata-Mu melihat selagi aku bakal anak dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk sebelum ada satu pun dari padanya.” (Mazmur 119:73; 139:16) Jadi, janganlah kita berdosa dan menghilangkan ciptaan Tuhan yang hidup yang dititipkannya kepada kita.
Oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi
Audio dan transkrip bisa didapatkan melalui situs TELAGA dengan kode T258 B
Doakanlah
Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari Ibu Amelia melalui Ibu Indrawati sebesar Rp 200.000,-, dari Radio Suara Gratia FM di Cirebon sebesar Rp 200.000,- dan dari Ibu Budi H. Stephanus di Malang sejumlah Rp 3.000.000,-.
Bersyukur untuk royalty yang diterima dari Literatur SAAT(50% dari yang dicetak tahun 2011 dan 50% dari yang dicetak tahun 2012).
Bersyukur Ev. Sindunata K. dan Sdr. Hendra sudah mengadakan rekaman 1x, doakan agar hal ini bisa berlanjut di bulan-bulan mendatang.
Doakan agar 6 artikel yang sudah ada di P.T. Visi Anugerah Indonesia agar 1 buku seputar masalah remaja dapat diterbitkan pada awal tahun 2013.
Bersyukur Bp. Andrew A. Setiawan telah menyelesaikan 1 artikel lagi yang berjudul “Sikap Kristiani dalam Pekerjaan”, doakan untuk Sdri. Lortha dan Bp. Rudy Tedjalaksana yang sedang menggarap 3 artikel lainnya.
Doakan untuk Bp. Heman Elia bersama Bp. Andrew A. Setiawan yang akan menggarap bersama-sama 1 artikel berjudul “Antara Ambisi dan Realita”.
Doakan untuk staff IT dari YLSA dalam menyelesaikan DVD Konseling yang akan masuk dalam rencana kerja mereka tahun 2013.
Bersyukur untuk penerimaan dana dari donatur tetap dalam bulan ini, yaitu dari :
001 – Rp 100.000,-
011 – Rp 150.000,-.
Telaga Menjawab
Tanya?
Saya seorang wanita dengan latar belakang keluarga dimana wanita diperlakukan sebagai pelayan, wanita harus bekerja mati-matian untuk menghidupi keluarganya, sampai sepertinya tidak punya waktu istirahat dan menikmati hidup. Papa saya sangat kasar dan suka memukul mama, oleh sebab itu saya sangat benci laki-laki bahkan juga membenci saya sendiri. Saya sebagai anak tertua, saya punya dua adik laki-laki. Sebagai kakak tertua dan juga perempuan saya dituntut untuk bekerja lebih banyak dari pada adik-adik saya.
Saya beberapa kali berpacaran dan putus karena tidak cocok. Kemudian saya bertemu dengan pacar saya sekarang. Awalnya saya tidak mau dengan dia, karena dia memunyai karakter yang mirip dengan papa saya yaitu galak, keras, perokok, suka berkata kasar dan boros. Namun di sisi lain, dia sangat berkomitmen dengan Tuhan dan omongannya. Memang dulu saat dia kuliah dia terjerumus dengan dunia malam, minum, obat, kata-kata kasar dan free sex.
Namun sekarang dia sudah bertobat dan memperbaiki pelan-pelan, tapi untuk rokok dan bicara kasar masih susah dikontrol, masih dia usahakan walaupun sulit. Dia tidak pernah berbicara kasar tentang saya, keluarga dan teman-teman hanya untuk orang asing yang tidak dikenal.
Kami sudah menjalin hubungan yang serius dan saya merasa cocok dengannya dan kami berencana menikah. Namun pada saat perasaan kami makin mendalam, rasa takut saya muncul. Semakin lama semakin besar, dia juga tiba-tiba berkata kalau dia sudah melakukan hubungan dengan mantan pacarnya.
Rasa tidak adil itu muncul lagi. Saya merasa ini tidak adil, saya masih perawan dan saya merasa memberikan kepadanya utuh dan dia memberikan “barang bekas”. Saya jadi merasa jijik dan tidak adil. Namun itu masa lalu dan sekarang dia pria baik dan bertanggungjawab, perasaan jijik itu belum dapat saya hilangkan dan saya tidak yakin dapat menerimanya seumur hidup.
Rasa ketakutan saya mulai bermunculan satu persatu. Apalagi setelah dia mengajak saya untuk menikah, saya merasa menikah itu sama artinya kehilangan kebebasan hidup dan saya akan menderita menjadi pembantu. Saya selalu merasa pria memperalat wanita dengan menikahinya, sehingga wanita itu bisa melayaninya, melahirkan anak baginya, memenuhi kebutuhannya. Saya sudah mendiskusikan dan sudah membahas secara konsep Kristen tentang masalah ini, namun ketakutan ini muncul secara berulang.
Saya simpulkan beberapa ketakutan saya sebagai berikut :
Pria akan berubah, sebelum menikah dia baik-baik dan setelah menikah dia akan berubah menjadi dominan dan memanfaatkan. Pria hanya ingin memanfaatkan wanita untuk memenuhi yang dia inginkan.
Saya suka anak kecil, tapi saat pacar saya membicarakan anak, saya sangat membencinya. Saya merasa dia akan memanfaatkan saya untuk melahirkan anak baginya. Dan setelah hal itu tercapai dia akan memerlakukan saya seperti sampah. Karena wanita sudah gendut dan jelek setelah melahirkan atau dia tetap baik karena dia masih membutuhkan wanita untuk mengurus anaknya.
Saya merasa takut setelah menikah dia berubah menjadi pria seperti yang ada di keluarga saya, bersikap semena-mena.
Saya sungguh ingin taat kepada Tuhan dan membina keluarga Kristen yang benar. Namun karena ketakutan saya, sering muncul pikiran bercerai dan seringkali berusaha memersiapkan diri untuk kabur jika sewaktu-waktu dia bertindak semena-mena.
Jawab!!!
Yang perlu Anda sadari adalah kita semua manusia berdosa, sama-sama kotor dan najis. Namun Tuhan mau dan telah mengampuni dan membasuh dosa-dosa kita. Tidak ada istilah bekas dan utuh. Anda katakan bahwa pasangan sudah bekas dan Anda masih utuh. Tanggalkanlah konsep pikiran ini karena itu tandanya Anda belum menerima pasangan secara utuh. Itu menandakan Anda tidak utuh, Anda banyak luka dan bagian-bagian dalam hidup Anda sudah retak (karena perlakuan keluarga, karena pembentukan latar belakang yang keras, kasar dan tidak adil seperti yang Anda ceritakan).
Semua kita pernah berbuat dosa dan kebodohan di masa-masa lalu, dan kalau kita datang kepada Tuhan, Tuhan mau dan sanggup pulihkan hidup kita yang tadinya bekas menjadi baru, yang tadinya retak menjadi utuh.
Apa yang pasangan Anda buat di masa lalu itu sudah tidak terjadi dan dia sudah mengakuinya. Kalau Tuhan saja menerima mengapa Anda masih terus mengingatnya ?
Yang perlu Anda lakukan adalah :
Anda perlu datang kepada Tuhan dan mohon Tuhan menolong Anda untuk menerima diri serta segala “pembentukan” yang tidak enak yang dialami dari keluarga Anda.
Sadari diri Anda sudah tidak utuh (utuh bukan dari segi perawan atau perjaka), tapi dari segi psikologis Anda sudah retak. Ini yang membuat Anda terus dihantui masa lalu dan takut melangkah ke jenjang pernikahan karena paham-paham yang salah (bahwa perempuan setelah menikah hanya menjadi budak, melahirkan anak dan diperlakukan semena-mena). Anda tidak lengkap dan tidak utuh dalam memandang kehidupan ini karena Anda katakan bahwa Anda membenci pria dan membenci diri Anda sebagai wanita. Namun, bersyukur Allah menerima Anda apa adanya dan DIA mau memulihkan Anda. Sadari bawa diri Anda berharga di mata-Nya dan tiap anak-anak-Nya berharga di mata-Nya (termasuk pacar Anda).
Sadari bahwa Allah punya rencana untuk tiap anak-anak-Nya. Kita tidak bisa memilih orang tua dan keluarga mana nanti kita dilahirkan. Itu semua kehendak-Nya. Jadi Anda perlu belajar bersyukur dan meyakini bahwa Allah punya rencana indah untuk Anda, kelahiran Anda di tengah keluarga yang seperti itu bukan karena kelalaian-Nya, tapi karena Allah punya maksud. Belajar bersyukur dalam segala hal, termasuk untuk keluarga Anda. Bersyukur karena sekarang Anda sudah mengenal Tuhan dan sekarang sedang menjalin hubungan dengan seorang pria yang memiliki masa lalu seperti itu.
Bertanyalah pada Tuhan apakah pacar Anda ini memang pasangan hidup yang Allah kehendaki dan bertanyalah pada Tuhan apakah Anda memang pasangan hidup untuk pacar Anda.
Kalau sudah yakin dan mengerti, melangkahlah. Tanpa perlu menoleh dan mengingat masa lalu yang buruk dari pacar dan Anda sendiri. Melangkah bersama Allah dan terima pasangan secara utuh.
Jangan melangkah kalau Anda belum mantap atau masih belum bisa menerima pacar secara utuh.
Buku Tamu
Nama : Helen M.
Komentar :
Saya mau mengucapkan terima kasih untuk pelayanannya, saya sangat senang dengan keberadaan Telaga di internet. Artikel2 transkrip Telaga, terutama sekali yang ditulis oleh Pak Paul Gunadi, telah sangat banyak membantu saya pribadi, telah banyak mengajarkan bagaimana menyikapi persoalan hidup sehari-hari. Yang kelihatan simpel tapi perlu bijaksana tersendiri untuk menyikapi. Ini merupakan sebuah penggembalaan hidup Kristiani yang tidak saya temukan, “not even in my church”.
Ijinkan saya memberi dukungan keuangan, yang mungkin tidak banyak. Sekali lagi “thank you for your ministry. May God bless you”.
Nama : Pdt. Johan Kusmato
Dari : Radio IMC Broadcasting
Komentar :
Terima kasih untuk acara TELAGA yang menjadi salah satu acara yang disukai di IMC Broadcasting. Tuhan memberkati