Lahir dan Tumbuhnya Kepribadian Borderline

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T253A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Salah satu gejala yang mencemaskan dewasa ini adalah mulai menjamurnya perceraian di tengah kita. Sudah tentu ada banyak penyebab perceraian namun salah satu yang mulai berkembang adalah tipe kepribadian tertentu yang disebut kepribadian borderline. Sesungguhnya tipe kepribadian ini merupakan kepribadian yang bermasalah salah satunya adalah tidak dapat menguasai emosi. Dan penyebab kepribadian ini adalah hal yang sepele, apa itu?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Salah satu gejala yang mencemaskan dewasa ini adalah mulai menjamurnya perceraian di tengah kita. Sudah tentu ada banyak penyebab perceraian namun salah satu yang mulai berkembang adalah tipe kepribadian tertentu yang disebut kepribadian borderline. Sesungguhnya tipe kepribadian ini merupakan kepribadian yang bermasalah sebagaimana dapat kita lihat berikut ini:

  • Tidak dapat menguasai emosi. Orang dengan kepribadian borderline cenderung sukar mengendalikan emosinya, terutama tatkala marah. Singkat kata, sewaktu marah ia berubah menjadi kejam dan keras, seakan-akan menjadi diri yang berbeda. Tidak jarang ia main pukul tanpa mempedulikan akibatnya. Di antara kasus pencobaan bunuh diri di kalangan penderita depresi, ternyata kelompok tertinggi adalah penderita depresi yang berkepribadian borderline.
  • Berpikir hitam-putih. Orang dengan kepribadian borderline kesulitan melihat sisi abu-abu dari suatu permasalahan. Ia cenderung melihat segalanya secara kaku dan sepihak, seperti benar-salah, baik-buruk, teman-musuh. Pola pikir seperti ini sudah tentu menyusahkannya bergaul dan bekerja sama. Kehendaknya kadang sukar dibendung dan jika gagasannya tidak diterima, ia pun susah menerimanya. Ia hanya bisa menerima keputusan dari orang yang dianggapnya berada di atasnya atau mempunyai kelebihan yang tidak dimilikinya.
  • Takut kehilangan atau ditinggalkan. Orang dengan kepribadian borderline cenderung menguasai orang yang dikasihinya, baik itu pasangan nikah ataupun teman. Itu sebabnya pada masa muda, ia tidak berteman dengan banyak orang. Relasinya terbatas dan tidak mendalam; kalaupun mendalam, ia cenderung berusaha menguasai orang itu. Sudah tentu pada masa muda, ia tidak harus menguasai teman dengan ketat, namun setelah menikah terlihat jelas bahwa cengkeramannya sangat kuat. Ia menuntut perhatian dan pengabdian penuh dari pasangannya tanpa kompromi.
  • Mendasarkan harga dirinya pada prestasi. Orang dengan kepribadian borderline pada umumnya memacu diri secara berlebihan. Itu sebabnya sebagai pekerja ia disukai karena memberi hasil yang memuaskan. Masalahnya adalah, ia pun menuntut orang untuk melakukan segalanya seperti dirinya. Ia sukar menerima hasil yang asal-asalan dan tidak segan-segan memarahi bawahannya.

Penyebab Borderline
Anak memerlukan kasih sayang dan pengarahan atau disiplin. Lewat kasih sayang anak memperoleh penerimaan dan belajar balas mengasihi. Lewat disiplin anak belajar memacu diri dan mengekang diri. Pada umumnya orang dengan kepribadian borderline dibesarkan oleh orangtua yang menuntut tinggi dari anak namun kurang memberi kehangatan kasih sayang. Sebagai akibatnya, anak tidak menyerap kasih dan hanya menyerap tuntutan. Oleh karena ia tidak menyerap kasih, anak tidak dapat membagi kasih dan merasakan kasih secara optimal. Itu sebabnya kemampuannya untuk berempati dan berbelas kasih lemah. Kalaupun ia berbelas kasihan, itu lebih disebabkan oleh emosi sesaatnya, bukan oleh pertimbangan yang empatik. Dan oleh karena ia hanya menyerap tuntutan, pada akhirnya ia memberlakukan tuntutan yang sama pada dirinya dan orang lain. Ia tidak mengenal belas kasihan pada diri atau orang lain. Itu sebabnya ia sukar mengerti kelemahan orang dan memiliki kesabaran yang tipis.

Perawatan
Tidak mudah untuk menolong orang dengan kepribadian borderline sebab ia senantiasa menganggap diri benar; orang lainlah yang bermasalah dan perlu ditolong. Namun bila ia bersedia ditolong, sudah tentu akan ada jalan baginya untuk berubah. Di dalam relasi yang hangat dengan kasih namun kuat dengan ketegasan, ia belajar untuk menerima dan membagi kasih serta melihat diri dan bukan hanya membenarkan diri.

Firman Tuhan
"Takut akan Tuhan adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut." (Amsal 14:27) Orang dengan kepribadian borderline hanya dapat berubah bila ia takut akan Tuhan. Selama ia tidak takut dengan Tuhan, tidak akan ada orang yang dapat menegurnya. Alhasil, selamanya ia hidup dengan dan untuk dirinya saja.