Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi, di mana pun anda berada. Anda kembali bersama kami dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso dari Lembaga Bina Keluarga Kristen akan berbincang-bincang dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling serta dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang. Perbincangan kami kali ini tentang "Kehamilan Di Masa Remaja". Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
Lengkap
GS : Biasanya orang berkata; di masa remaja inilah seseorang menikmati masa kebahagiaan, sukacita, pergaulan tapi ada sebagian remaja yang memang harus mengalami penderitaan karena hamil pada masa itu, yang sebenarnya belum masanya untuk dia mengalami kehamilan ini. Tetapi karena satu dan lain hal nyatanya dia hamil, Pak Paul. Jadi perbincangan ini bukan hanya ditujukan pada anak remaja yang mendengar acara ini tapi juga menjadi pedoman bagi orang tua yang mendengarkannya. Bagaimana Pak Paul kalau sampai ada kehamilan pada anak remaja?
PG : Masa remaja adalah jembatan yang menghubungkan masa kanak-kanak ke masa dewasa, pada masa inilah remaja tahu dan dapat melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh orang dewasa sebagaimana endaraan bermotor, merokok dan sebagainya.
Salah satu hal yang juga dapat dilakukan oleh remaja secara fisik adalah berhubungan seksual. Pada masa remaja kita tahu hormon seksual telah siap tersedia dan memampukan remaja bukan saja untuk memiliki dorongan seksual tapi juga memberinya kesanggupan untuk melakukannya. Dan kita tahu perbuatan ini dilarang Tuhan sebab Dia hanya menginginkannya terjadi di dalam pernikahan, namun kita juga memaklumi betapa kuatnya dorongan untuk melakukannya terutama tatkala remaja dan kita tahu akibat buruk dari perbuatan ini adalah kehamilan yang biasanya akan mengobrak-abrik kehidupan remaja. Waktu saya SMP saya masih ingat sekali ada seorang kakak kelas yang baru berumur kira-kira 15 tahun, saat itu hamil dan karena sudah ada pacar dan pacarnya jauh lebih tua kemudian mereka langsung dinikahkan. Saya tidak bisa membayangkan anak berumur 15 tahun menikah karena kehamilan. Jadi kadang-kadang itulah yang terjadi pada anak remaja kita, inilah berita yang paling buruk yang mungkin kita pernah dengar kalau ini harus terjadi dalam keluarga kita. Saya tidak bisa membayangkan apa reaksi orang tua tatkala anaknya datang dan berkata "Pa atau Ma, jangan marah saya hamil", sudah tentu ini akan menggoncangkan orang tua namun orang tua mesti menyadari bahwa waktu si anak menyadari bahwa dia hamil sudah tentu dia tergoncang sangat dahsyat, hidupnya benar-benar terjungkal, dia sangat ketakutan, bingung dan sebagainya. Itu sebabnya kita mau mengangkat topik ini Pak Gunawan, agar remaja bisa dengan penuh kekhusyukan memikirkan jangan sampai akhirnya terbawa emosi atau terbawa arus melakukan hal-hal yang kemudian dia sesali sewaktu dia menyadari atau mengetahui bahwa dia hamil.
GS : Dan biasanya remaja menyadari kehamilannya sudah agak terlambat karena pada awalnya dia sendiri tidak sadar bahwa dia hamil.
PG : Seringkali begitu. Jadi umumnya setelah misalkan lewat 3-4 bulan dia memang berharap-berharap mungkin haid saya terlambat atau ada anak remaja yang memang haidnya itu belum terlalu regular Jadi betul sekali Pak Gunawan, karena ketidaktahuan semacam ini karena dia masih kecil, akhirnya seringkali baru sadar, baru tahu dia hamil setelah melewati 4-5 bulan dan sebagainya.
GS : Seringkali tidak menduga bahwa hanya karena sekali hubungan seksual bisa terjadi kehamilan karena dia berpikir harus berkali-kali, Pak Paul?
PG : Betul sekali. Jadi sekali lagi karena banyaknya ketidaktahuan maka akhirnya terjadilah hal seperti itu, dan teman-temannya pun yang sudah melakukannya akan berkata kepadanya "Jangan takut,jangan khawatir saya sudah melakukannya berkali-kali tapi tidak pernah hamil dan sebagainya".
Karena banyak ketidaktahuan akhirnya remaja hamil dan baru mengetahuinya setelah berbulan-bulan hamil.
GS : Kalau memang terjadi hal seperti itu, sebenarnya mencari siapa yang salah sudah tidak ada gunanya lagi, Pak Paul.
PG : Betul sekali. Karena memang ini sudah menjadi fakta, kita harus memikirkan selanjutnya apa yang mesti kita lakukan.
GS : Sebagai remaja sebenarnya apa yang harus dilakukan, Pak Paul?
PG : Saya ingin berbicara langsung kepada remaja, jadi saya ingin meminta kepada kamu yang remaja. Pertama-tama datang kepada Tuhan, firman Tuhan berkata dalam Mazmur 118:5-6, "Dalam kesesakan ku telah berseru kepada TUHAN.
TUHAN telah menjawab aku dengan memberi aku kelegaan. TUHAN di pihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" Dalam doa mintalah pengampunan Tuhan atas dosa yang telah kamu lakukan, jangan dengarkan bisikan iblis yang mencoba meyakinkan kamu bahwa hidup kamu sekarang sudah tamat dan Tuhan pun tidak mau lagi menerimamu. Firman Tuhan berjanji di I Yohanes 1:9, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan". Silakan bagikan ketakutanmu, kebingunganmu, kehancuran hatimu dengan Tuhan maka Tuhan akan menolongmu dan akan mendampingimu melewati masa yang sulit ini, namun buatlah komitmen di hadapan Tuhan bahwa kamu akan menghadapi masalah ini dengan cara Tuhan. Kamu mesti berjanji di hadapan Tuhan, kamu tidak akan menyelesaikan dosa dengan dosa yang lain; yang saya maksud disini adalah aborsi. Tuhan pemberi hidup, Dialah yang berhak mengambilnya, kita tidak berhak menghilangkan kehidupan seorang ciptaan Tuhan yang telah Ia titipkan di tubuhmu. Bayi ini adalah ciptaan Tuhan yang Ia kehendaki untuk hadir dan hidup di dunia ini. Firman Tuhan menegaskan dalam Mazmur 139:13& 16, "Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak." Jadi jangan sampai kamu melakukan dosa untuk menghilangkan dosa yang telah terjadi.
GS : Seringkali justru setelah itu, setelah menyadari kalau dia telah hamil. Remaja ini merasa dirinya tidak layak di hadapan Tuhan. Jadi untuk berdoa saja dia tidak berani Pak Paul.
PG : Justru datang kepada Tuhan, Tuhan mengerti bahwa kita ini manusia terbuat dari daging dan darah dan kita adalah seorang yang berdosa. Jadi Tuhan sudah mengerti dan Tuhan sudah menunjukkan tika baikNya dan kasih sayangNya kepada kita lewat kematianNya di kayu salib.
Tuhan mati di kayu salib bahkan sebelum kita bertobat, makanya firman Tuhan berkata bahwa Dia itu sudah mati untuk dosa-dosa kita, bahkan ketika kita masih berdosa. Jadi datanglah kepada Dia, Dia pasti membuka tanganNya dan akan mengundang kita masuk ke pelukanNya. Jangan sampai kita mendengarkan bisikan iblis yang mencoba meyakinkan kita untuk justru lari dari Tuhan, jangan dengarkan kalau iblis berkata "Pasti Tuhan sudah jijik dengan kamu dan sebagainya", justru kita mesti datang kepadaNya, Dia akan menolong. Jangan sampai mengira atau berpikir Tuhan tidak akan menolongmu lagi, Dia pasti mau menolong.
GS : Memang selalu ada harapan di dalam Tuhan, baik penghiburan maupun pengampunan dan Tuhan pasti sediakan bagi para remaja, Pak Paul.
PG : Betul sekali Pak Gunawan. Jadi saya minta benar-benar kepada remaja, jangan sampai menyelesaikan satu masalah dengan memunculkan masalah yang baru. Kembali lagi saya mau mengatakan kepada emaja, memang kamu dan pacarmu telah berdosa dan memang itu kenyataan, namun fakta dari kenyataan ini ada dalam kandunganmu itu menyatakan bahwa Tuhan menghendaki kehadiran dan kehidupannya di dunia ini.
Tuhan tidak akan membenarkan perbuatan dosa yang telah kamu lakukan, yang salah tetap salah. Namun Tuhan tidak ingin kita menambahkan dosa dengan dosa yang lain.
GS : Biasanya remaja putri akan datang kepada pacarnya atau rekannya yang membuat dia hamil dan biasanya pihak pria itu mengambil jalan pintas agar digugurkan saja. Dan ini menjadi pergumulan baru, tadinya dia tidak merencanakan untuk menggugurkan anak ini, tapi karena pacarnya memaksa dia untuk menggugurkan dan dia tersudut dalam satu pilihan, Pak Paul.
PG : Biasanya itulah yang dilakukan oleh remaja putra dan saya juga mengerti kenapa remaja putra berkata seperti itu. Dia pasti juga ketakutan, dia tidak mau nanti orang tuanya tahu dan sebagaiya.
Namun sekali lagi saya harus berbicara kepada si remaja apapun yang dikatakan pacarmu, bila itu berlawanan dengan kehendak Tuhan, lebih baik jangan. Kalau pacar berkata "Gugurkan dan sebagainya" maka jangan terima, setelah itu katakanlah kepada pacarmu kamu akan menyampaikan berita ini kepada orang tuamu. Dia mungkin juga akan berkata, "Jangan beritahukan orang tuamu", Kita mesti menyampaikan berita ini kepada orang tua. Tetapkanlah hari dimana kamu dan pacarmu secara terpisah menyampaikan berita ini kepada orang tua masing-masing. Ini penting untuk disepakati sebab hampir bisa dipastikan, setelah satu pihak tahu maka mereka akan menghubungi orang tua pihak satunya dan jangan sampai orang tuanya tidak tahu dan baru tahu setelah diberitahukan oleh orang tua kita misalnya. Jadi sepakatilah hari dimana kamu berdua berbicara kepada orang tua secara terpisah. Justru kita mesti mendorong pacar kita untuk berbicara jujur kepada orang tuanya pula. Jadi orang tua dari kedua belah pihak sama-sama tahu dan juga saling berkomunikasi tentang masalah ini.
GS : Para remaja tidak mempunyai keberanian yang cukup Pak Paul, untuk memberitahukan kepada orang tua, jadi selalu akan ditunda-tunda.
PG : Saya mengerti sekali lagi, remaja pasti ketakutan dan menunda-nunda, kadang-kadang kita berharap siapa tahu dengan berjalannya waktu maka ada sesuatu terjadi. Misalnya bayi ini dengan sendrinya gugur sehingga dia tidak perlu lagi menghadapi masalah kehamilan dan sebagainya.
Kalau si remaja takut, ini yang saya ingin katakan kepada remaja berbicaralah dengan kakak pembimbingmu di gereja atau gurumu di sekolah, minta bantuannya untuk mendampingimu sewaktu engkau ingin menyampaikan hal ini kepada orang tuamu. Kenapa kamu harus memberitahukan orang tuamu? Sebab bagaimanapun juga kamu tetap anak dan mereka orang tua yang mengasihimu. Sudah tentu reaksi pertama adalah terkejut dan marah namun kamu mesti meyakini bahwa dibalik itu semua sebetulnya mereka mengasihimu, hati mereka hancur sebab mereka tidak ingin melihat hidupmu hancur, itu sebabnya mereka marah. Jadi jangan sampai kamu tidak memberitahukan orang tuamu. Saya juga mengerti di dalam kemarahan, orang bisa berbuat hal-hal yang kemudian mereka sesalkan, itu sebabnya penting bagi kamu untuk datang kepada orang tua dengan pendampingan seseorang jika kamu tahu bahwa orang tuamu akan melakukan hal-hal yang salah. Misalkan kamu tahu kalau orang tuamu bisa kalap memukulimu atau mereka mengunjungi rumah pacarmu dan melakukan hal-hal yang sangat salah kepadanya. Jika ini kemungkinan yang besar terjadi saya menyarankan agar kamu berbicara dengan orang tua dengan pendampingan kakak di gereja atau guru. Kehadiran orang lain dapat meneduhkan hati yang bergelora sehingga mereka tidak melakukan hal-hal yang gegabah.
GS : Ada kekhawatiran dari remaja, nanti kalau memberitahu orang tua, orang tua bisa sakit atau bahkan meninggal Pak Paul karena mereka mengetahui orang tuanya mempunyai sakit jantung. Sehingga dia kesulitan dalam hal itu, memang Pak Paul sudah memberikan solusinya mencari pendamping. Sebelum mencari pendamping, dia harus bercerita dulu kepada pendamping ini, tentang masalahnya dan sebagainya. Yang dikhawatirkan ialah pendamping ini tidak menanggapi dengan positif, Pak Paul.
PG : Maka dia harus berbicara dengan orang yang tepat, umumnya saya yakin kalau saya berbicara dengan guru atau dengan hamba Tuhan di gereja, di persekutuannya, saya yakin kalau mereka akan mennggapi masalah yang serius ini.
Kalau misalnya dia tahu, misalnya ayahnya ada sakit jantung sebaiknya jangan berbicara dengan ayahnya dulu, berbicara dengan ibunya dulu dan biarkan nanti ibunya memikirkan cara yang tepat untuk menyampaikan berita ini kepada ayahnya. Jadi perlu hikmat disini untuk mengabarkan berita ini kepada orang tua.
GS : Biasanya juga bisa minta tolong kepada kakak yang sudah lebih dewasa atau bahkan bibinya bisa membantu juga, Pak Paul.
PG : Bisa, jadi bisa disampaikan kepada kakak atau sanak saudara lain yang lebih tepat berbicara dengan orang tua kita.
GS : Bagaimana kalau reaksi orang tua marah dan sebagainya Pak Paul?
PG : Apapun yang mereka katakan maka dengarkan dan jangan membantah, itu suatu reaksi yang penting sekali kita tunjukkan, sebab mereka ingin melihat penyesalan si remaja. Jadi kepada remaja say mau berkata, "Jika kamu membantah kamu hanya membuat mereka beranggapan kalau kamu belum bertobat apalagi menyesali perbuatanmu".
Jadi mintalah maaf dan berdiam dirilah jangan memberi penjelasan-penjelasan jika tidak diminta. Beritahukanlah siapa nama teman atau pacarmu yang bertanggung jawab atas perbuatanmu ini, jangan justru menyembunyikannya lagi, tidak mau memberitahukan dan sebagainya. Tapi beritahu orang tuamu bahwa pacarmu pada saat yang sama juga tengah memberitahukan orang tuanya. Jadi mereka bisa saling menghubungi setelah pembicaraan ini berakhir. Jadi dengan kata lain waktu orang tua mendengar bahwa anak itu sudah berbicara dengan pacarnya dan mereka sudah bersepakat memberitahukan orang tua masing-masing. Sedikit banyak ada rasa tenang pada orang tua bahwa mereka sudah langsung bicara dengan orang tua pacar dari anaknya sehingga masalah ini sekarang labih tertata dan tidak benar-benar meledak kesana-sini.
GS : Bagi remaja, ini merupakan suatu pelepasan dari beban yang selama ini menindih dia, bahwa dia belum menceritakan kepada orang tuanya, Pak Paul?
PG : Betul, sebab pada akhirnya kita harus percaya bahwa orang tua itu setelah mendengar semua ini, memang akan marah tapi tindakan selanjutnya adalah pasti mau menolong anak. Saya yakin kalau rang tua tidak akan menjerumuskan si anak.
Justru orang tua akan mau menolong anak melewati masa ini.
GS : Tetapi itu juga dengan suatu kondisi bahwa hubungan remaja ini dengan orang tuanya cukup baik Pak Paul, kalau tidak cukup baik maka akan sulit, Pak Paul.
PG : Sudah tentu kalau hubungan mereka memang buruk, sudah tentu kemarahannya akan sangat panjang sekali karena orang tua akan membangkit-bangkitkan masalah, "Dari dulu kamu tidak mendengarkan ami, kamu dulu terlalu sombong, kamu dulu terlalu bebas, kamu memang tidak tahu diri".
Jadi orang tua akan terus marah-marah seperti itu. Sekali lagi saya minta kepada anak, meskipun orang tua marah-marah seperti itu, berdiam dirilah jangan membantah, jangan sampai kita berbicara balik kepadanya apalagi menyerang orang tua. Tapi dengarkan dengan baik-baik, karena ini akan membawa kita ke langkah berikut, setelah semua itu terjadi kita memang harus mempunyai rencana sebab, kenapa saya tekankan ini Pak Gunawan, sebab saya harus akui kadang orang tua pun akan bisa memberikan saran agar anak misalnya menggugurkan kandungannya. Jadi orang tua pun kadang memberikan saran kepada anak untuk melakukan sesuatu yang salah. Di sini anak perlu mempunyai suatu kemantapan, sebuah tekad mau melakukan hal yang benar di hadapan Tuhan, tidak mau menambahkan hal yang salah dengan hal yang salah yang baru.
GS : Kalau orang tua itu bisa menerima dan memaafkan, mungkin ini suatu solusi yang baik buat si remaja, tetapi seandainya orang tua mengusir si remaja ini, bagaimana sikap si remaja, Pak Paul?
PG : Kalau memang diusir, maka tidak ada pilihan lain. Maka dia terpaksa harus pergi namun jangan pergi ke tempat-tempat yang justru lebih berbahaya untuknya, carilah mungkin sanak saudaranya tau mungkin bisa hubungi pendeta di gereja agar bisa ditampung dulu untuk sementara.
Jadi jangan sampai justru memilih tindakan-tindakan yang lebih salah. Saya mau berbicara kepada remaja disini, jangan sampai kamu akhirnya gelap mata misalkan orang tua marah, kamu tersakiti, kamu diusir, kamu gelap mata, misalkan memikirkan untuk mengakhiri hidupmu, jangan! Jangan sampai kamu berpikir seperti itu, ingat Tuhan ada besertamu dan akan menolongmu melewati semua ini. Jadi bertahanlah karena ini pun nanti akan berakhir dengan pertolongan Tuhan. Jadi jangan gelap mata yang akhirnya terbujuk oleh desakan iblis untuk mengakhiri hidupmu, jangan sampai itu kamu dengarkan.
GS : Kalau orang tua mempunyai anak remaja dan kemudian hamil sebelum menikah, untuk orang tua itu merupakan sebuah aib yang besar. Sebenarnya apakah ada solusi lain, Pak Paul, untuk menolong?
PG : Kita bersyukur kepada Tuhan bahwa dewasa ini ada beberapa anak-anak Tuhan yang memulai pelayanan khusus untuk menampung remaja yang hamil di luar nikah atau bahkan menampung orang dewasa yng juga hamil di luar kehendaknya.
Hubungilah lembaga-lembaga itu, kalau tidak tahu yang mana, maka mohon hubungi hamba Tuhan di gereja atau kakak pembimbing di gereja yang dapat memperkenalkan lembaga ini kepada si remaja. Di tempat itu, para remaja akan tinggal bersama teman-teman dengan orang-orang yang sepenanggungan dan bersekutu dengan mereka, kamu dapat saling menguatkan dalam Tuhan. Juga di tempat itu kamu juga akan mendapatkan perawatan kesehatan untuk menjaga kondisi kamu dan bayimu. Pada akhirnya kamu akan disiapkan untuk melahirkan dan menyerahkan anak ini untuk diadopsi. Jadi memang untuk sementara si remaja harus diungsikan Pak Gunawan, mereka memang tidak bisa lagi bersekolah karena nanti akan menjadi sorotan. Maka untuk sementara dia harus berhenti sekolah dan masuk ke rumah penampungan ini. Nanti setelah melahirkan memang dia harus melanjutkan lagi studynya tapi sudah tentu susah untuk kembali ke sekolahnya lagi. Mungkin harus pindah kota atau pindah ke sekolah yang lain. Namun dalam masa penampungan ini dia juga akan mendapatkan bekal-bekal rohani, dia akan mendapatkan bimbingan, dipahami, dimengerti, diberikan dorongan, kekuatan. Jadi akhirnya dia bisa lebih kuat menghadapi semuanya ini, dan bayi itu akan diadopsi. Ada banyak anak Tuhan yang merindukan anak namun tidak dapat mempunyai keturunan, mereka sudah siap menjadi orang tua sejak awal pernikahan namun setelah sekian tahun menikah mereka tetap tidak mempunyai anak, kepada merekalah biasanya anak ini diserahkan untuk diasuh dan dikasihi sebagai anak mereka sendiri. Jadi inilah targetnya, tujuannya jangan sampai menjalani alternatif yang tidak berkenan kepada Tuhan yakni menggugurkan kandungan, peliharalah bayi ini karena Tuhan menghendaki untuk anak ini dilahirkan di dunia. Bukan untuk diasuh oleh si remaja tapi untuk diasuh oleh orang lain yang lebih siap untuk mengasuhnya.
GS : Justru beberapa anak remaja merasa dia bertanggung jawab untuk mengasuh anak ini Pak Paul, sehingga dia tidak rela kalau bayinya ini diadopsi atau di berikan orang lain. Kalau begini masalahnya bagaimana, Pak Paul?
PG : Ini memang seringkali menjadi rasa bersalah yang menurut saya berlebihan. Jangan sampai remaja merasa bersalah kalau tidak mengasuh si bayi, kenapa? Sebab saya bicara lagi kepada remaja, Kamu sendiri masih belia belum tentu kamu siap berumah tangga."
Saya telah bertemu dengan pasangan nikah yang terpaksa menikah di usia muda gara-gara kehamilan. Akhirnya pernikahan itu berakhir dengan perceraian sebab memang mereka belum siap menikah, bukannya cinta tapi akhirnya pertengkaranlah yang menjadi isi pernikahan. Jadi sekali lagi ingatlah prinsip ini, jangan menyelesaikan problem dengan menambah problem baru. Menurut saya, adopsi adalah jalan terbaik yang diperkenankan Tuhan.
GS : Tapi biasanya ada orang tua yang memaksakan anak remajanya untuk menikah Pak Paul. Tadi pihak pria juga sudah memberitahukan kepada orang tuanya dan orang tua masing-masing saling berhubungan dan berkata, "Nikahkan saja anak ini".
PG : Terlalu banyak pernikahan yang berakhir dengan perceraian karena mereka menikah bukan pada waktu yang sesungguhnya mereka siap untuk menikah dan biasanya karena kehamilan. Saya telah berteu dengan cukup banyak pasangan yang akhirnya dilanda konflik berat dan akhirnya setelah saya tanya-tanya kemudian mereka mengaku bahwa sebetulnya mereka belum siap menikah meskipun mereka sudah dewasa tapi karena hamil mereka menikah.
Jadi itulah bukti bahwa ketidaksiapan itu akhirnya berbuah panjang atau berbuntut panjang. Jadi dari pada mereka menambahkan problem baru maka stop di situ, belum tentu pasangannya adalah orang yang cocok buat dia juga. Jadi jangan menambahkan problem baru, lebih baik anak ini diadopsi dan jangan sampai si remaja merasa bersalah. Jadi inilah yang ingin saya sampaikan kepada remaja bahwa semua ini memang tidak mudah namun perjalanan ini bukannya tanpa akhir, pada masa ini hanya firman Tuhan sumber kekuatanmu sebab memang kamu akan terombang-ambing tapi peganglah janji Tuhan, Dia setia dan akan menolong kamu. Ingatlah bahwa kehamilan ini bukanlah akhir hidupmu, kehamilan ini adalah akhir dosamu, jadi lanjutkan hidup dan jangan berdosa lagi.
GS : Walaupun itu sesuatu yang tidak mudah dilalui oleh para remaja. Jadi di masa itu sebenarnya pendampingan orang tua atau pembimbing sangat dibutuhkan sekali, Pak Paul.
PG : Sangat dibutuhkan sekali. Maka saya benar-benar menganjurkan masuk ke tempat penampungan sebab di sana dia akan bersama dengan yang lain yang sepenanggungan dan akan mendapat bimbingan dar pembina-pembina rohani sehingga mereka akan dikuatkan.
Sebab kalau tidak, hidup mereka akan terombang-ambing oleh rasa bersalah, rasa tidak layak, malu, putus harapan dan sebagainya. Dan disinilah memang si remaja memerlukan bimbingan dalam terang firman Tuhan.
GS : Fokusnya ini adalah kepada wanita Pak Paul? Bagaimana dengan prianya?
PG : Dalam masa ini dia harus dilibatkan juga dalam pembimbingan meskipun dengan orang lain. Dia pun juga harus kembali kepada firman Tuhan, menyadari keberdosaannya, dia juga harus tetap menjaa relasi dengan baik meskipun tidak menikah dengan gadis itu.
Jangan sampai dia memberikan sikap yang tidak peduli dan sebagainya sebab bisa saja nantinya memang mereka pasangan yang cocok meskipun bukan sekaranglah waktunya mereka menikah. Jadi mereka juga harus bertobat kembali berjalan di dalam Tuhan dan tetap menjaga relasi yang baik dengan ibu dari anaknya itu.
GS : Memang ini sesuatu yang penting sekali bagi para remaja dan juga bagi orang tua supaya tidak menambah dosa dari suatu dosa yang sudah dilakukan, Pak Paul.
GS : Kita tetap berpegang pada kebenaran firman Tuhan. Terima kasih Pak Paul untuk perbincangan ini dan para pendengar sekalian kami mengucapkan banyak terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Kehamilan di Masa Remaja". Bagi Anda yang berminat untuk mengikuti lebih lanjut mengenai acara ini silakan menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Jl. Cimanuk 58 Malang. Anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat
telaga@indo.net.id kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di
www.telaga.org Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan, akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara TELAGA yang akan datang.