Pdt. Dr. Paul Gunadi

Pdt. Dr. Paul Gunadi

Kesalahan dalam Memilih Pasangan I

Kesalahan dalam memilih pasangan hidup memang kerap menjerumuskan kita ke dalam jurang kehancuran. Itu sebabnya kita mesti berhati-hati dalam memilih pasangan. Jangan menggampangkan tugas yang maha penting ini dan janganlah terlalu percaya diri. Kita selalu harus menyadari bahwa pengetahuan kita terbatas dan bahwa kita membutuhkan pedoman dari Tuhan sendiri. Pasangan seperti apakah yang Tuhan kehendaki dalam kita memilih pasangan yang sesuai kehendak-Nya, di sini dijelaskan 3 aspek yang memengaruhi dalam pemilihan pasangan hidup.

Ketika Kematian Membayang

Kita tahu bahwa kematian adalah awal dari kehidupan bersama Tuhan kita Yesus di surga, namun kita tetap akan takut tatkala membayangkan kematian. Sesiap-siapnya kita menghadapi kematian, sewaktu mendengar berita bahwa hari-hari kita hidup sudah mulai dapat dihitung, kita akan tetap merasa gelisah. Kenapa kita bisa menjadi begitu takut dan bagaimana cara menghadapi ketakutan itu, di sini akan dibahas dengan lebih rinci.

Belas Kasihan Tuhan

Sifat Tuhan yang seringkali dikenal orang adalah Tuhan yang penuh dengan belas kasihan, namun Tuhan tidak memberikan belas kasihan-Nya dengan sembarangan. Bagaimanakah cara mendapatkan belas kasihan Tuhan ? Di sini kita akan belajar mendapatkan belas kasihan Tuhan dari seorang yang memunyai penyakit kusta.

Teladan Hidup II

Sebagai orang tua kita harus memberi contoh kehidupan yang baik kepada anak-anak sebab ternyata kebiasaan buruk berpotensi besar untuk ditiru dan akhirnya diadopsi oleh anak. Mengutamakan uang dan harta tidak akan bisa menjamin anak bersikap baik, justru teladan hiduplah yang bisa membentuk anak kearah yang lebih baik. Teladan hidup yang seperti apa yang bisa kita ajarkan? Di sini akan dipaparkan dengan jelas.

Teladan Hidup I

Sebagai orang tua kita harus memberi contoh kehidupan yang baik kepada anak-anak sebab ternyata kebiasaan buruk berpotensi besar untuk ditiru dan akhirnya diadopsi oleh anak. Mengutamakan uang dan harta tidak akan bisa menjamin anak bersikap baik, justru teladan hiduplah yang bisa membentuk anak kearah yang lebih baik. Teladan hidup yang seperti apa yang bisa kita ajarkan? Di sini akan dipaparkan dengan jelas.

Makin Tua, Makin Curiga

Di usia lanjut kerap diperlihatkan sikap curiga yang besar, tidak hanya pada keluarga namun juga pada orang-orang lain di sekitarnya. Karena kecurigaan yang besar tersebut, mereka pun bertambah protektif—kadang posesif—terhadap apa yang dimilikinya. Mereka takut kehilangan barang kepunyaannya dan cepat menuduh orang berniat buruk terhadap mereka. Di sini akan dibahas mengapa mereka menjadi seperti itu dan apakah yang dapat kita perbuat untuk menghadapi sikap ini.

Memahami Orangtua Lansia

Merawat orang tua tidaklah semudah merawat anak kecil karena anak kecil takut kepada kita sedang orang tua tidak takut kepada kita. Dan ketika orang tua kita sudah berusia lanjut, muncul karakter-karakter baru yang seringkali membuat kita tidak nyaman dan bahkan jengkel. Untuk itu sebagai anak, apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi orang tua yang sudah lanjut ketika kita merawatnya ?

Kurang Cerdas : Keunikan atau Kelainan

Salah satu hal yang dapat menimbulkan kekecewaan di hati orang tua adalah menemukan bahwa anak yang kita kasihi ternyata tidaklah secerdas yang kita harapkan. Nilai akademiknya di bawah rata-rata dan hanya akan dapat mencapai nilai rata-rata lewat perjuangan yang berat. Sebagai orang tua, bagaimanakah seharusnya kita menyikapi fakta ini?

Autisme : Keunikan atau Kelainan

Semua orang tua tentulah mengharapkan agar anak-anak bertumbuh besar “normal,” dalam pengertian serupa dengan anak-anak lain. Masalahnya adalah tidak semua anak bertumbuh besar serupa dengan anak-anak pada umumnya. Dalam hal ini, jika anak kita ternyata anak yang autis, bagaimana kita sebagai orang tua menghadapi masalah ini?

Sikap Kristiani di dalam Pekerjaan II

Semua orang memerlukan pekerjaan dan hampir separuh hidup kita dihabiskan di dalam pekerjaan. Oleh karena itu pekerjaan memainkan peran yang besar di dalam kehidupan. Bila kita tidak merasakan kepuasan, tidak bisa tidak, kita akan mengalami ketertekanan yang besar. Sebaliknya, bila kita merasakan kepuasan, kita pun akan mengalami sukacita yang besar. Diuraikan tiga faktor untuk mengetahui apakah pekerjaan kita memuaskan, antara lain
(a) kepuasan versus kewajiban,
(b) ideal versus realistik, dan
(c) benar versus salah.

Halaman

Berlangganan RSS - Pdt. Dr. Paul Gunadi