Memahami Orangtua Lansia

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T341A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Merawat orang tua tidaklah semudah merawat anak kecil karena anak kecil takut kepada kita sedang orang tua tidak takut kepada kita. Dan ketika orang tua kita sudah berusia lanjut, muncul karakter-karakter baru yang seringkali membuat kita tidak nyaman dan bahkan jengkel. Untuk itu sebagai anak, apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi orang tua yang sudah lanjut ketika kita merawatnya ?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan
Sewaktu kecil, orangtua merawat kita; setelah mereka tua, kitalah yang harus merawat mereka. Ada yang mengatakan jauh lebih mudah merawat anak kecil ketimbang merawat orangtua yang lanjut usia. Mungkin ada benarnya. Setidaknya jauh lebih mudah mengatur anak kecil daripada orangtua oleh karena anak kecil takut kepada kita sedang orangtua tidak takut kepada kita. Sebab, bukankah kita adalah anak-anak yang pernah diasuhnya dulu? Marilah kita memahami dinamika relasi kita dan orangtua yang lanjut usia.

• SESUNGGUHNYA DIRI ATAU KEPRIBADIAN ORANGTUA DI MASA SEKARANG MERUPAKAN KELANJUTAN DARI DIRINYA DI MASA LAMPAU. Jadi, bila di masa lampau ia adalah seorang yang sabar, besar kemungkinan di masa sekarang ia tetap merupakan pribadi yang sabar. Jika pada masa lampau orangtua cenderung dominan, besar kemungkinan di masa sekarang ia tetap dominan.

• SESUNGGUHNYA RELASI KITA DAN ORANGTUA SEKARANG MERUPAKAN KELANJUTAN DARI RELASI KITA DAN ORANGTUA PADA MASA LAMPAU. Dengan kata lain corak relasi cenderung bertahan melawan waktu. Bila di masa lampau relasi kita dengannya tidak dekat dan ia sulit mendengar masukan kita, besar kemungkinan di masa sekarang ia pun sulit mendengar masukan kita. Jadi, bila orangtua merasa tidak dekat dengan kita dan bahwa selama ini relasi kita dengannya cenderung penuh konflik, besar kemungkinan ia cenderung menghindar dan tidak mau terlalu dekat dengan kita.

• Berhubung pribadi dan relasi merupakan kelanjutan dari masa lampau, BAIK ATAU BURUKNYA RELASI DI MASA SEKARANG DITENTUKAN OLEH KUALITAS RELASI DI MASA LAMPAU. Bedanya antara masa lalu dan masa sekarang adalah di masa sekarang baik kita maupun orangtua biasanya tidak lagi terlalu bermotivasi untuk mengharapkan—apalagi mengadakan—perubahan. Baik kita maupun orangtua, masing-masing beranggapan bahwa tidak perlu lagi mengharapkan perubahan. Jadi, masing-masing berusaha untuk menjaga batas supaya tidak terjadi konflik.

• Berhubung orangtua sekarang dalam posisi lemah dan membutuhkan perhatian kita, biasanya ia menjadi PEKA TERHADAP SIKAP YANG DIANGGAPNYA MERENDAHKAN. Orangtua cenderung tahu apakah kita merawatnya karena terpanggil atau terpaksa, karena kerelaan atau karena kewajiban. Sikap keterpaksaan makin membuatnya merasa terhina. Ada pula orangtua beranggapan, oleh karena ia sudah tidak lagi "kaya" maka sikap kita pun berubah—tidak lagi menghargainya. Itu sebabnya penting bagi kita untuk bersikap hormat kepadanya. Kita harus mengkomunikasikan kepadanya bahwa materi tidaklah menentukan sikap dan perlakuan kita terhadapnya.

• Makin melemah kondisi orangtua, makin berkurang kemandiriannya. Ini berarti makin besar bantuan yang dibutuhkannya. Masalahnya adalah sebagian besar orangtua mengalami KESULITAN BERADAPTASI DENGAN KETERBATASAN INI. Pada umumnya ia akan terus melakukan kegiatan yang biasa dilakukannya dan inilah yang kadang menjadi sumber masalah. Ia mungkin terjatuh sehingga patah tulang dan sebagainya. Di satu pihak kita harus menjaga agar kecelakaan tidak terjadi, dan itu berarti kita harus bersikap tegas membatasi ruang geraknya. Di pihak lain kita mesti bersikap realistik pula dan memberinya kebebasan untuk memilih kehidupan yang diinginkannya. Jadi, adakalanya kita harus merelakannya melakukan apa yang diinginkannya seraya berusaha meminimalkan risikonya.

• Merawat adalah pekerjaan yang meletihkan, belum lagi ditambah dengan rasa bersalah jika terjadi sesuatu pada orangtua. TIDAK HERAN, TUGAS MERAWAT ORANGTUA YANG LANSIA SERING KALI MENIMBULKAN STRES YANG BESAR. Tidak jarang, stres besar ini mempengaruhi bukan saja diri kita, tetapi juga relasi dengan keluarga kita sendiri—pasangan dan anak-anak. Di satu pihak kita harus meminta pengertian mereka namun di pihak lain, kita harus memberi perhatian kepada keluarga sendiri. Namun tidak boleh mengorbankan keluarga sendiri dan harus memperhatikan kebutuhan mereka.

Amsal 3:27-28 mengingatkan, "Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya padahal engkau mampu melakukannya. Janganlah engkau berkata kepada sesamamu, "Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi, "sedangkan yang diminta ada padamu." Berilah perawatan kepada orangtua apa pun relasi kita dengannya—sebab itulah yang dibutuhkannya. Namun, jagalah keseimbangan agar kita tidak menghancurkan keluarga kita sendiri.