Berita Telaga Edisi No. 92 /Tahun VIII/ April 2012
Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK)
Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645
Email: telagatelaga.org
Website: http://www.telaga.org [1] Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati
Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon
Status seseorang setelah menikah secara otomatis berubah, pria lajang kini menjadi suami, wanita lajang kini menjadi seorang istri, dengan tuntutan dan tanggung jawab masing-masing. Beban seorang istri bertambah dengan hadirnya seorang anak. Bagi istri yang secara purna waktu mengurus rumah tangga di rumah, seringkali mengalami kejenuhan dalam melakukan tanggung-jawabnya tersebut.
Maka sekarang kita akan belajar menilai para ibu dengan lebih objektif dan yang kedua memberikan masukan-masukan untuk menolong para ibu mengatasi kejenuhan yang mereka harus hadapi.
Penyebab kejenuhan mengurus rumah tangga:
Mengatasi kejenuhan:
Oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi
Audio dan transkrip bisa didapatkan melalui situs TELAGA dengan kode T 287.
Pak, saya mau bertanya. Hari ini istri saya marah karena saya mengajak ibu saya ke rumah menginap selama 5 hari. Selama ini saya mengerti bahwa sepasang suami istri harus sama-sama mau berubah. Bagaimana jika salah satu tidak mau berubah ? Apa yang harus saya lakukan ? Karena tidak mungkin saya menyuruh ibu saya pulang hanya untuk membuatnya senang, bagaimana ini Pak ?
Sebagai tambahan, istri saya tidak bisa menerima kehadiran ibu saya terlalu lama karena dia tidak bisa masak dan selalu bangun siang (pk.07.00). Saya sudah berusaha menasehati agar dia mau belajar masak dan bangun pagi, tapi ia tidak mau dengan alasan bekerja, dan sekarang dia menolak ibu saya dengan alasan tidak bisa masak, apa yang harus saya lakukan berikutnya?
JawabTerima kasih sudah mengunjungi situs kami dan menanggapinya dengan mengajukan pertanyaan yang sangat menarik. Memang hubungan antara ibu mertua dengan menantu perempuan biasanya digambarkan sebagai kurang harmonis, menegangkan dan kadang-kadang mencekam. Dan ini bisa menjadi pemicu timbulnya konflik antara suami istri. Di mata sang menantu perempuan, ibu mertua itu digambarkan dengan sangat negatif, yaitu "jahat", "cerewet", "sok mau ngatur", "bawel", judes" dan lain-lain. Demikian juga sebaliknya, di mata ibu mertua, menantu perempuan sering digambarkan sebagai menantu yang "bodoh", "malas", "tidak tahu masak", "tidak tahu melayani suami", "mau enak sendiri", "tidak tahu berterima kasih", "manja" dan lain-lain.
Tapi tidak selalu demikian. Banyak juga ibu mertua yang memunyai hubungan yang harmonis dengan menantu perempuan. Mereka bisa hidup rukun dan bahkan tinggal serumah dengan penuh kasih sayang. Untuk menyelesaikan masalah yang bapak hadapi, tidak bisa hanya menuntut siapa yang harus berubah, tetapi perlu memahami aspek lain yang mungkin menjadi penyebab dari ketegangan ini. Kiranya beberapa hal berikut ini dapat menjadi pertimbangan untuk menyelesaikan masalah yang bapak hadapi. Pertama-tama sebagai suami, bapak perlu menyadari bahwa yang bapak hadapi ini keduanya adalah perempuan, yang berbeda dengan laki-laki. John Gray dalam bukunya yang berjudul "Men Are From Mars, Women Are From Venus" menyebutkan bahwa laki-laki dan perempuan memunyai perbedaan yang mendasar. Itu sebabnya jarang terjadi konflik antara menantu laki-laki dengan bapak mertuanya. Konflik umumnya terjadi antara ibu mertua dengan menantu perempuan, karena mereka memiliki kepekaan perasaan yang sama.
Untuk itu, yang kedua bapak perlu belajar menempatkan diri pada posisi mereka. Cobalah untuk melihat dari sudut pandang mereka dan merasakan yang mereka rasakan. Coba pikirkan kalau bapak berada di posisi sebagai ibu mertua. Sudah lebih dari dua puluh lima tahun ia merawat putranya, yaitu bapak sendiri. Ialah yang telah melahirkan, membesarkan dan menyekolahkan. Masih segar dalam ingatannya tentang masa kecil putranya itu : ketika dalam kesakitan dan kelegaan setelah bersalin, ia tersenyum melihat putranya yang kecil mungil itu, ketika mengantar putranya hari pertama masuk TK, kecemasannya ketika putranya demam tinggi berhari-hari. Ia juga ingat betapa hangatnya perasaan mendekap, membelai dan menciumi putranya. Tetapi sekarang, keadaannya berubah. Putranya sudah menjadi suami seseorang. Di satu sisi ia bersyukur bahwa putranya telah memunyai istri, tetapi di sisi lain ada perasaan cemburu. Ada perasaan tidak rela kalau putranya itu tidak diurus dengan baik oleh istrinya. Bertahun-tahun sang ibu tidak pernah mengabaikan putranya tercinta itu. Walaupun letih bahkan dalam keadaan sakit, sang ibu selalu bangun pagi untuk memasak masakan kesukaan putranya itu. Sang ibu berharap, istrinya ini harus bisa menjadi pengganti ibunya.
Selanjutnya, coba pikir kalau bapak berada di pihak istri. Ia merasa canggung tiap kali berhadapan dengan ibu mertuanya. Ia merasa seolah-olah segala pekerjaannya diperiksa dan dinilai oleh ibu mertuanya. Ia merasa kurang percaya diri karena merasa tidak sepandai ibu mertuanya dalam mengerjakan segala sesuatu. Ia malu karena masakannya tidak seenak masakan ibu mertuanya. Sementara itu ia harus bekerja untuk menambah kebutuhan rumah tangga. Ia juga takut kalau suaminya nantinya lebih memberi perhatian kepada sang ibu ketimbang pada dirinya.
Maka sikap toleransi adalah sikap yang penting demi terjadinya perubahan. Toleransi artinya membiarkan atau tidak memaksakan kehendak kita ketika orang lain belum melaksanakan tugas-tugasnya. Sikap toleransi menghindari kita dari tindakan menekan dan mengancam. Sebagai suami yang toleransi, tidak memaksakan istrinya untuk memasak seenak ibunya. Demikian juga seorang istri, ia tidak akan memaksakan ibu mertuanya untuk mengerti kebiasaannya bangun siang yang dibawa dari keluarganya. Ia akan segera berubah demi kebahagiaan keluarganya.
Demikian pertimbangan-pertimbangan yang dapat kami sampaikan, kiranya menjadi berkat bagi bapak sekeluarga. Tuhan memberkati.
T339 A Sikap Kristiani di dalam Pekerjaan (I) [2]
T339 B Sikap Kristiani di dalam Pekerjaan (II) [3]
T340 A Autisme : Suatu Keunikan atau Kelainan ? [4]
T340 B Kurang Pandai : Suatu Keunikan atau Kelainan ? [5]
T341 A Memahami Orang Tua Lansia [6]
T341 B Makin Tua, Makin Curiga [7]
T342 A Teladan Hidup (I) [8]
T342 B Teladan Hidup (II) [9]
T343 A Belas Kasihan Tuhan [10]
T343 B Ketika Kematian Membayang [11]
T344 A Kesalahan dalam Memilih Pasangan (I) [12]
T344 B Kesalahan dalam Memilih Pasangan (II) [13]
T345 A Kesalahan dalam Membangun Relasi (I) [14]
T345 B Kesalahan dalam Membangun Relasi (II) [15]
T346 A Pernikahan di Mata Tuhan [16]
T346 B Apa Adanya [17]
T347 A Saling Menajamkan (I) [18]
T347 B Saling Menajamkan (II) [19]
T348 A Mengapa Selingkuh ? [20]
T348 B Reaksi Korban Selingkuh [21]
T349 A Jiwa Memberi (I) [22]
T349 B Jiwa Memberi (II) [23]
T350 A Kepahitan Anak [24]
T350 B Ketika Anak Terlibat Masalah [25]
Links
[1] http://www.telaga.org
[2] http://telaga.org/audio/sikap_kristiani_di_dalam_pekerjaan_i
[3] http://telaga.org/audio/sikap_kristiani_di_dalam_pekerjaan_ii
[4] http://telaga.org/audio/autisme_keunikan_atau_kelainan
[5] http://telaga.org/audio/kurang_cerdas_keunikan_atau_kelainan
[6] http://telaga.org/audio/memahami_orangtua_lansia
[7] http://telaga.org/audio/makin_tua_makin_curiga
[8] http://telaga.org/audio/teladan_hidup_i
[9] http://telaga.org/audio/teladan_hidup_ii
[10] http://telaga.org/audio/belas_kasihan_tuhan
[11] http://telaga.org/audio/ketika_kematian_membayang
[12] http://telaga.org/audio/kesalahan_dalam_memilih_pasangan_i
[13] http://telaga.org/audio/kesalahan_dalam_memilih_pasangan_ii
[14] http://telaga.org/audio/kesalahan_dalam_membangun_relasi_i
[15] http://telaga.org/audio/kesalahan_dalam_membangun_relasi_ii
[16] http://telaga.org/audio/pernikahan_di_mata_tuhan
[17] http://telaga.org/audio/apa_adanya
[18] http://telaga.org/audio/saling_menajamkan_i
[19] http://telaga.org/audio/saling_menajamkan_ii
[20] http://telaga.org/audio/mengapa_selingkuh
[21] http://telaga.org/audio/reaksi_korban_selingkuh
[22] http://telaga.org/audio/jiwa_memberi_i
[23] http://telaga.org/audio/jiwa_memberi_ii
[24] http://telaga.org/audio/kepahitan_anak
[25] http://telaga.org/audio/ketika_anak_terlibat_masalah
[26] https://m.telaga.org/jenis_bahan/berita_telaga
[27] https://m.telaga.org/kode_kaset/t287a