Perasaan Tidak Peka

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T265B
Nara Sumber: 
Pdt.Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Hidup dengan orang yang tidak memiliki kepekaan memang tidak mudah. Ibarat orang yang berjalan dan menginjak kaki yang lain, orang yang tidak peka pun demikian. Ia tidak menyadari dampak perbuatan dan perkataannya pada orang lain. Bagaimana kalau masalah ini timbul. Apa yang harus kita lakukan? Masalah apa saja yang akan muncul akibat pribadi yang kurang peka ini?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Hidup dengan orang yang tidak memiliki kepekaan memang tidak mudah. Ibarat orang yang berjalan dan menginjak kaki yang lain, orang yang tidak peka pun demikian. Ia tidak menyadari dampak perbuatan dan perkataannya pada orang lain. Berikut akan dipaparkan beberapa masalah yang timbul akibat ketidakpekaan.

  1. Ketidakpekaan menimbulkan luka hati. Masalahnya adalah orang ini tidak menyadari bahwa ia telah melukai orang lain. Biasanya luka membuat kita ingin menjauh sebab tidak ada orang yang ingin dilukai dua kali. Alhasil orang yang tidak peka cenderung hidup dalam kesendirian. Masalahnya adalah makin sendiri, makin sulit ia mengembangkan kepekaan.
  2. Ketidak pekaan membuahkan prasangka buruk. Akibat terluka, kita pun mengembangkan opini bahwa orang ini berniat buruk atau berperangai tidak baik. Itu sebabnya orang yang tidak peka kerap menimbulkan kesalahpahaman dengan sesama. Sebagai akibatnya perbuatan atau perkataannya sering ditafsir keliru dan negatif oleh orang.
  3. Ketidakpekaan menyulitkan orang untuk membaca perasaan dan berlaku tenggang rasa. Akibatnya ia mudah dilihat sebagai orang yang egois sebab ia buta terhadap reaksi orang dan hanya mementingkan diri. Tanggapannya pun terhadap sesama cenderung salah sasaran sehingga sering memerkeruh relasi.
  4. Ketidak pekaan membuat orang sukar memenuhi kebutuhan sesama. Hidup tidak selalu mulus, kadang kita harus menjalani penggalan hidup yang berat. Pada saat seperti itu kita membutuhkan teman yang bukan saja dapat membaca kesulitan kita tetapi juga menawarkan bantuan, tanpa kita harus memintanya. Kadang itulah yang kita ingin dengar: tawaran untuk membantu! Kita cenderung memandang orang yang menawarkan bantuan sebagai orang yang memedulikan kita. Alhasil kita merasa berharga dan ini membuat kita makin menghargainya. Hidup bersama orang yang tidak peka sudah tentu mengecewakan sebab ia tidak tanggap terhadap kebutuhan di sekitarnya.
  5. Ketidakpekaan membuat kita merasa dimanfaatkan dan tidak dihargai sebagai seorang pribadi. Orang yang tidak peka cenderung memerlakukan sesama seperti mesin tanpa mengindahkan apa yang terkandung di dalam diri. Itu sebabnya orang yang tidak peka sukar mengumpulkan rekan kerja yang dapat diajaknya bekerja sama.
Sekarang bagaimanakah caranya kita menambahkan kepekaan?
  • Salah satu kelemahan orang yang tidak peka adalah bahwa ia tidak suka menengok ke belakang dan ke dalam untuk introspeksi. Ada baiknya bila ia membiasakan diri untuk membuka lembar kejadian selama sehari dan berupaya menempatkan diri pada diri orang yang telah ditemuinya. Usahakanlah untuk melihat dari kacamata orang, bukan hanya kacamata sendiri.
  • Silakan bertanya kepada orang lain dan mengecek reaksi terhadap perkataan atau perbuatannya. Jika ada yang tidak berkenan, jangan ragu untuk meminta maaf.
  • Belajarlah untuk membaca reaksi orang lewat ekspresi wajah. Jika tidak yakin, tanyakanlah apakah memang penilaiannya tepat.
  • Berinisiatiflah untuk berbuat sesuatu tatkala mendengar ada kebutuhan di sekitarnya. Kendati tidak dapat berbuat maksimal, tetaplah berusaha melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Misalnya, bertanyalah akan apa yang menjadi pergumulan seseorang dan apa yang dapat dilakukannya.
  • Terakhir, waspadalah bahwa ketidakpekaan dapat menjalar ke wilayah rohani pula. Jangan sampai memadamkan suara Roh Kudus! Raja Saul bukan saja tidak peka kepada sesamanya, ia pun tidak peka kepada suara Roh Kudus. Akhirnya ia binasa dalam dosanya. Berdoalah bersama Pemazmur, "Selidikilah aku, ya Allah dan kenalilah hatiku, ujilah aku dan kenalilah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong dan tuntunlah aku di jalan yang kekal." (139:23-24)

Comments

terima kasih atas renungannya, mohon ijin untuk mensharekan ke blog kami di http://goo.gl/mpt0qj

Silakan, Pak Purbo Rahadianto.  Semoga bermanfaat bagi para pembaca. Tuhan memberkati.