Saudara-saudara pendengar yang kami kasihi dimanapun Anda berada, Anda kembali bersama kami pada acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso bersama Ibu Idajanti Raharjo dari Lembaga Bina Keluarga Kristen, telah siap menemani Anda dalam sebuah perbincangan dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling dan dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang. Perbincangan kali ini merupakan kelanjutan dari perbincangan pada beberapa waktu yang lalu tentang "Penderitaan Manusia". Kami percaya bahwa perbincangan ini pasti akan sangat bermanfaat bagi akan kita sekalian, dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
Lengkap
GS : Pak Paul, beberapa saat yang lalu kita membicarakan tentang penderitaan, itu sesuatu yang menyatu di dalam kehidupan kita. Juga sering kali kita salah menanggapinya dengan begitu mudah menyalahkan bahwa ini pasti Tuhan tidak mencintai saya dsb, ini pasti Tuhan yang menjadikan semua penderitaan. Dan beberapa waktu yang lalu kita sudah coba bahas bentuk-bentuk penderitaan dan sebelum kita lebih lanjut memperbincangkan tentang penderitaan manusia, mungkin Pak Paul akan mengingatkan kita dengan apa yang sudah kita bicarakan beberapa waktu yang lalu.
PG : Baik Pak Gunawan, pada dasarnya ada 8 jenis penderitaan yang saya bisa ambil atau petik dari Alkitab dan yang terakhir kita sudah bahas 4 di antaranya. Yang pertama adalah adakalanya kita enderita karena membela kebenaran Tuhan atau mentaati kehendak Tuhan.
Yang kedua adalah karena memang Tuhan mengizinkan kita menderita untuk kepentingan kita, misalnya dalam contoh rasul Paulus agar dia tidak sombong, jadi Tuhan mengizinkan dia mendapatkan duri dalam dagingnnya. Suatu bahasa ilustratif yang menunjukkan pada satu hal yaitu ia mengalami penderitaan. Yang ketiga adalah adakalanya kita menderita karena perbuatan iblis, dalam kasus rasul Paulus meskipun dia mengakui bahwa duri itu diberikan oleh Tuhan namun dia menunjuk bahwa itu adalah perbuatan si iblis, utusan iblis. Jadi adakalanya kita bisa menderita karena serangan-serangan dari iblis itu sendiri. Dan yang keempat adalah kita menderita karena perbuatan orang lain, kelalaian maupun kejahatan orang lain, misalkan kita tertabrak, dirampok dan sebagainya. Itu kira-kira empat jenis yang telah kita bahas, Pak Gunawan.
GS : Jadi kalau kita akan melanjutkan perbincangan ini, mungkin Pak Paul bisa langsung sebutkan bentuk penderitaan yang kelima.
PG : Yang kelima adalah kita menderita karena memang Tuhan menghukum kita, jadi atas perbuatan dosa adakalanyaTuhan menghukum kita. Kita bisa melihat contohnya di dalam Alkitab dan cukup banyakmisalkan Daud menderita, dia harus lari dari Yerusalem karena Absalom memberontak terhadapnya dan itu memang karena bagian dari penghukuman Tuhan, orang-orang Israel juga akhirnya menderita karena mereka tidak taat kepada Tuhan dan tidak ada satupun di antara mereka yang memasuki tanah Kanaan kecuali Yosua dan Kaleb.
Memang adakalanya Tuhan menghukum kita dan hukuman Tuhan atau ganjaran Tuhan itu sakit. Sebab itulah yang dikatakan Tuhan juga di kitab Ibrani dia akan mengganjar atau mendisiplin orang-orang yang dikasihiNya.
GS : Tadi Pak Paul singgung suatu istilah itu mendisiplin, jadi ini di dalam rangka Allah itu mendisiplin kita tapi wujudnya yang kita rasakan sebagai suatu penderitaan.
PG : Betul, karena memang sewaktu Tuhan mendisiplin kita itu menyakitkan dan adakalanya itu yang terjadi.
GS : Mungkin kalau tidak sampai sakit, kita juga tidak akan menjadi orang disiplin Pak Paul, kalau hanya sekadar seperti orang tua memukul tetapi memukulnya tidak terlalu keras atau kurang keras pasti tidak membawa dampak apa-apo?
PG : Betul, saya baru saja membaca bukunya Pdt. Charles Swindoll, The Grace Wekening. Dalam buku itu beliau menceritakan tentang kenalannya yang hidupnya luar biasa dalam daging yang tidak mengndahkan perintah Tuhan, akhirnya mendapatkan kecelakaan yang berat sekali dan dia berjanji, "Tuhan, kalau Tuhan sembuhkan saya, saya akan masuk sekolah Theologi menjadi hamba Tuhan."
Tuhan sembuhkan dia lepas dari malapetaka itu, tapi setelah dia sembuh dia lupa, hidup lagi seperti dulu dalam daging, tidak mengindahkan firman Tuhan sama sekali. Akhirnya dia kena sakit berat, dalam sakit beratnya itu akhirnya dia berkata: "Tuhan, kali ini kalau Tuhan sembuhkan saya, saya akan masuk sekolah Theologi menjadi hambaMu." Dan Tuhan lepaskan dia, akhirnya dengan tubuh yang cacat dia sekolah Theologi dan akhirnya menjadi hamba Tuhan sampai akhir hayatnya. Jadi dia menerima ganjaran yang begitu hebat tapi toh mesti dua kali diganjar benar-benar sadar.
IR : Jadi orang yang dihajar Tuhan itu berarti Tuhan itu sayang Pak Paul, untuk mendatangkan kebaikan baginya.
PG : Yang menakutkan adalah kalau Tuhan mendiamkan kita Bu Ida, itu berarti memang Tuhan tidak lagi menghiraukan kita karena kita tidak lagi bisa ditegur, nah itu menakutkan.
GS : Berarti dalam hal ini Pak Paul, sekalipun wujudnya sama yaitu penderitaan dari Tuhan bagi orang-orang yang memang menjadi milik Tuhan ini menjadi suatu disiplin, tetapi bagi mereka yang bukan menjadi milik Tuhan yang belum mengenal Tuhan Yesus dsb memang ini menjadi suatu hukuman, betul-betul suatu hukuman. (PG : Betul, sebagai pembalasan atas perbuatan dosanya) tapi satu hal yang pasti bahwa Tuhan menghukum orang berdosa.
PG : Betul, dan itu misalkan bisa kita lihat dalam kasus raja Herodes, seorang raja yang begitu kejam dan begitu congkaknya akhirnya Tuhan membiarkan dia dihukum dengan begitu dasyatnya. Sehinga dikatakan bahwa tubuhnya itu akhirnya dimakan oleh seperti cacing.
Ahab Tuhan hukum dengan begitu luar biasa hebatnya, Izebel istrinya juga Tuhan hukum secara luar biasa dan bahkan dikatakan darahnya, tubuhnya itu dimakan oleh anjing. Jadi adakalanya Tuhan menghukum orang-orang yang memang sudah begitu berdosa, itu bukan lagi bentuk ganjaran atau pendisiplinan itu memenuhi penghukuman Tuhan.
GS : Tapi dari sisi itu orang lalu melihat bahwa Allah itu kejam Pak Paul, seolah-olah karena Dia Maha Kuasa lalu Dia melakukan hal-hal yang seperti itu.
PG : Dalam contoh seperti Ahab orang yang begitu luar biasa kejamnya, Alkitab mencatat pada suatu kali Ahab itu bertobat, Ahab bertobat karena ditegur oleh nabi Tuhan dan dia menangis dan dia kmudian mencabik-cabik pakaiannya sebagai tanda pertobatan.
Dan Alkitab dengan tegas mencatat Tuhan mengasihani Ahab, bahkan Tuhan berkata kepada nabiNya: "Tidakkah engkau lihat Ahab yang sudah menyesali dosanya itu." Saya sendiri membaca itu berkata dalam hati kenapa Tuhan ampuni, kenapa Tuhan tidak langsung hukum dia, malah dia itu diizinkan untuk bertobat. Tapi memang namanya juga Ahab, dia bertobat sekali kembali lagi kepada kehidupannya yang berdosa. Maka pada akhirnya pada titik terakhir Tuhan tidak lagi menyelamatkan dia, dia pergi berperang, dia mencoba menyaru dengan memakai pakaian raja dari Yehuda raja Israel bagian Selatan akhirnya dia terkena panah dan mati dan tubuhnya akhirnya dibawa dan darahnya itu dimakan oleh anjing, itu menandakan Tuhan memang akhirnya mendiamkan dia, sudah begitu kejinya dia.
IR : Nah kalau seperti itu berarti Ahab itu tidak termasuk sebagai orang pilihan Tuhan ya Pak Paul?
PG : Saya ingin berkata sudah pasti, tapi saya tidak berani karena apa? Karena tetap untuk hal-hal seperti ini saya beranggapan hanya Tuhan yang mempunyai hak untuk mengetahui dan menetapkan sipa yang akan diterima Tuhan di sorga dan siapa yang tidak Tuhan terima di sorga.
GS : Tapi satu hal yang kita lihat sebenarnya Tuhan Allah itu memberikan kesempatan.
IR : Hanya Ahab ini mengeraskan hati ya Pak Paul?
PG : Betul, dan Alkitab mencatat dia menjual dirinya kepada Iblis, digunakan istilah itu. Dia sudah menyerahkan hidupnya dirinya kepada Iblis, tapi toh waktu dia bertobat Tuhan terima pertobatanya.
Maka firman Tuhan berkata: Kasih setiaNya luar biasa panjangnya.
GS : Itu adalah bentuk penderitaan yang kelima yang tadi Pak Paul katakan, selanjutnya bentuk penderitaan yang lainnya, Pak Paul?
PG : Kita ini menderita juga karena kita ini melawan atau sedang mengatasi pencobaan. Jadi adakalanya kita tidak mau jatuh ke dalam pencobaan, kita melawannya nah dalam perjuangan itu kita mendrita.
Jadi misalkan salah satu godaan yang besar sekali bagi seseorang adalah uang misalnya dan karena dia melawan penderitaan itu dia menderita. Nah ayatnya saya ambil dari kitab
Ibrani 2:18 yaitu Tuhan Yesus dikatakan menderita karena Dia dicobai, jadi kita pun bisa mengharapkan kita akan sedikit sakit dan susah tatkala kita melawan pencobaan itu. Dan adakalanya sewaktu kita justru menyerah kepada pencobaan malah enak.
GS : Pak Paul, itu berkaitan erat dengan yang pertama tadi ya Pak Paul, kalau seseorang itu taat kepada firman Tuhan dia menderita, nah ini tadi kalau dia melawan pencobaan 'kan juga seturut dengan firman Tuhan yaitu menghadapi cobaan.
PG : Betul, saya hanya bedakan dari sumbernya atau obyeknya, kalau dalam kasus yang pertama obyeknya itu tidak senantiasa atau harus sedang menggoda kita. Kita sedang mau menyebarkan firman Tuhn misalnya mengabarkan kebenaran Tuhan tapi dalam kasus yang kedua ini memang godaan, godaan yang sangat nikmat untuk daging kita tapi kita melawan mati-matian dan kita akan menderita.
Ini sering kali dialami oleh misalkan orang-orang yang dulunya terlibat dalam narkotika atau alkohol, kecanduan. Kalau tatkala ingin melepaskan diri dari kecanduannya dia menderita luar biasa karena godaan itu begitu besar untuk dia itu minum lagi, untuk dia pakai obat-obatan lagi.
IR : Kemudian bentuk yang lain Pak Paul?
PG : Bentuk yang ketujuh adalah kita menderita karena alam di mana kita tinggal sudah tercemar tidak lagi berimbang, jadi kita menderita misalkan karena bencana alam, banjir. Dan sekarang kita edang menantikan datangnya lanina yang akan membawa hujan yang begitu banyak dan derasnya dan ada orang-orang yang menderita karena alam kita ini sudah tercemar.
Dikatakan di kitab
Roma 8:19-22 bahwa seluruh alam ini semesta ini sedang mengerang dalam kesakitan dan menantikan hari penggenapan kedatangan Tuhan. Jadi sejak dosa memasuki dunia ini, dosa juga akhirnya mencemari sistem alam dan akhirnya kita melihat alam itu di luar kendali, benar-benar di luar kontrol dan bisa dengan ganasnya menghabiskan manusia, melukai dan membuat manusia menderita.
GS : Dalam hal ini sudah tidak pilih bulu lagi ya Pak Paul orang percaya atau ndak percaya tetap akan mengalami itu.
PG : Tepat sekali, siapapun akan kena. Dan kalau orang berkata kenapa orang Kristen tetap juga menjadi bagian dari penderitaan karena alam ini? Betul, karena kita hidup di dalam dunia yang samadengan semua orang.
Dan kalau kita ikut Tuhan dan terus kita mengharapkan terbebas dari bencana alam saya kira motivasi kita mengikut Tuhan pun tidak lagi bersih.
GS : Dan keliru mengerti tentang pemahaman itu saya rasa. (PG : Betul). Mungkin yang kedelapan Pak Paul, yang lain bentuk itu?
PG : Ini juga sering terjadi yaitu kita menderita karena kemanusiaan kita misalnya kematian, kematian adalah bagian dari kemanusiaan kita setiap orang akan meninggal dunia. Nah adakalanya kita akit, tersiksa melihat orang yang kita kasihi itu akan meninggal dunia atau telah meninggal dunia dan kita menderita.
Nah ini bagian dari hidup pula, atau kita ini sakit misalkan kena penyakit yang berat, sakit jantung dsb itu juga bagian dari kemanusiaan kita bahwa kita akan sakit pula. Dan rasa sakit itu juga akan membawa kita ke dalam suatu penderitaan pula.
IR : Nah Pak Paul, mungkin ada firman Tuhan yang mungkin bisa menjadi pegangan bagi siapapun yang mengalami penderitaan.
PG : Ada Ibu Ida saya akan bacakan dari Matius 5:4, di situ dikatakan bahwa: "Berbahagialah orang yang berdukacita karena mereka akan dihiburkan." Jadi dalam khotbahNya di atas bukt, Tuhan Yesus memberikan kita suatu kebenaran yang memang dirindukan oleh manusia yaitu bahwa nomor satu Tuhan mengatakan kita akan berdukacita.
Nah berdukacita itu sebetulnya kita ini kehilangan orang yang berharga, yang penting, yang dekat dengan kita. Tapi berdukacita juga bisa karena kita kehilangan sesuatu yang kita senangi, yang kita hormati, kita mau jadikan itu sebagai hidup kita. Misalkan kita bisa berdukacita karena kita kena stroke, tidak bisa lagi berjalan, tidak lagi bisa berfungsi nah kita berdukacita karena kehilangan fungsi tubuh kita itu. Nah jadi pertama Tuhan tekankan ada penderitaan dan karena adanya penderitaan kita juga berdukacita. Jadi dukacita adalah bagian dari kehidupan, Tuhan tidak sangkali itu, Tuhan tidak pernah berkata karena engkau ikut aku engkau akan bebas dari dukacita, hidupmu penuh dengan sukacita, itu tak pernah dijanjikan Tuhan. Dan paling menggembirakan adalah bagian keduanya memang akan ada penderitaan, memang akan ada dukacita tapi Tuhan berkata akan dihiburkan. Dan kita mengenal tema ini di Alkitab, bahwa Tuhan yang kita percayai adalah Tuhan yang menghibur manusia, Tuhan yang senantiasa sewaktu menampakkan diri kepada anak-anaknya selalu berkata: "Janganlah takut!" Malaikat-malaikat Tuhan yang mewakili Tuhan dalam penampakan diri kepada manusia selalu membawa ucapan berbahagia seperti itu janganlah takut, jadi Tuhan akan menghibur kita dalam segala penderitaan kita. CaraNya jangan kita mencoba mencerna secara pikiran manusia, tidak bisa! Cara Tuhan yang khusus, yang serius Dia bisa menghibur kita, itu nasihat yang pertama yang bisa saya bagikan.
GS : Yang lain Pak Paul?
PG : Yang lainnya adalah yang disinggung oleh bu Ida pada kesempatan yang lalu yaitu di Roma 8:28 bahwa Tuhan akan bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi yan terpanggil atau dipanggil dan yang mengasihi Tuhan.
Artinya adalah meskipun penderitaan itu tidak semuanya langsung dikaitkan dengan Tuhan seperti yang telah kita bahas, tapi toh seburuk apapun yang kita alami tetap Tuhan akan bisa memakai itu untuk mendatangkan kebaikan. Nah ini perlu kita cermati dengan baik. Adakalanya kita berkata misalkan kita baru saja ditabrak, "wah....tidak apa-apa puji Tuhan, tabrakan ini pasti baik buat saya." Nah Tuhan tidak berkata bahwa yang tidak baik itu adalah baik, tidak! kita tidak salah apa-apa terus kemudian ditabrak orang itu sudah tentu tidak baik bukan pengalaman yang baik. Tapi yang Tuhan maksud adalah meskipun itu tidak baik, nanti pada akhirnya ada yang Tuhan akan lakukan untuk mendapatkan kebaikan kepada kita. Nah apakah adakalanya kita ini berpikir kebaikannya adalah sesuatu yang eksternal, yang di luar kita. Misalkan kita rugi wah......tidak apa-apa nanti Tuhan 'kan tambahkan, itu belum tentu terjadi yang Tuhan janjikan bukanlah Tuhan akan gantikan dengan bentuk yang tepat, yang sama. Yang Tuhan maksud adalah yang pasti adalah seperti juga yang dikatakan di
I Petrus 1 atau di Yakobus yaitu waktu kita mengalami penderitaan yang nomor satu akan terjadi adalah iman kita akan dimurnikan, itu yang nomor satu akan terjadi. Jadi sudah pasti kebaikan yang akan datang kepada kita, yang Tuhan sudah katakan dengan jelas adalah kebaikannya berkaitan dengan iman kita, kita akan menjadi orang yang lebih dewasa di dalam Tuhan.
GS : Sebenarnya memang saya percaya ada banyak ayat-ayat di dalam Alkitab bisa menghiburkan kita, menguatkan kita, menyadarkan kita akan penderitaan itu. Tapi masalahnya adalah pada saat kita mengalami penderitaan itu seolah-olah itu hilang semua Pak Paul, kita menjadi bingung menghadapi penderitaan itu. Nah sebenarnya secara garis besar Pak Paul, bagaimana kita itu menyikapi suatu penderitaan yang kita alami?
PG : Nomor satu adalah kita tidak tergesa-gesa mencari tahu siapa yang bersalah, siapa yang bertanggung jawab dalam penderitaan kita. Kita mempunyai ekstrim atau tiga sikap ekstrim, pertama adaah menyalahkan Tuhan, kedua menyalahkan orang lain dan yang ketiga menyalahkan diri sendiri.
Nah adakalanya kita harus tempatkan secara proporsional dengan tepat, jangan sampai yang memang salah kita, kita katakan salah orang lain atau salah Tuhan begitu. Jangan sampai juga orang lainlah yang berbuat, orang lain yang bertanggung jawab kita katakan kitalah yang bertanggung jawab, Tuhanlah yang memberikannya kepada kita jadi kita mesti jelas hal itu. Dalam pembahasan kita tentang delapan jenis ini yang saya kaitkan langsung dengan Tuhan adalah misalkan waktu kita menderita karena kita membela kebenaran Tuhan, yang berikutnya adalah tatkala Tuhan sedang mengganjar kita itu langsung tangan Tuhan yang berkaitan yang berhubungan dengan kita. Tapi yang lain-lainnya sebetulnya adalah bukan tangan Tuhan secara langsung yang berhubungan dengan kita. Jadi jangan terlalu cepat kita ini mengaitkan dengan Tuhan bahwa seolah-olah Tuhanlah yang bersalah. Kita juga tidak bisa terlalu cepat menyalahkan orang lain atau ada orang yang sedikit-sedikit salah sendiri, semua salah saya itu juga tidak benar. Jadi langkah pertama jangan tergesa-gesa menyalahkan siapa-siapa, kita melihat dulu apa yang sedang kita derita maksud saya jenis apa, dan setelah kita tahu jenisnya baru kita bisa menyikapinya. Misalkan karena adanya gempa bumi rumah kita runtuh, nah dalam hal seperti ini saya kira kita tidak usah menyalahkan siapapun, tidak menyalahkan Tuhan, tidak menyalahkan orang lain, tidak menyalahkan diri sendiri. Menyalahkan siapa, apakah alam semesta ya tidak juga karena kita sudah tahu bahwa alam ini memang tidak lagi berimbang, tidak lagi berada pada titik keseimbangan karena hadirnya dosa dalam alam semesta ini, jadi itu akan menjadi bagian dari hidup kita. Misalkan kematian anak kita, istri kita, suami kita, orang tua kita akhirnya sakit kemudian meninggal. Nah sakit juga adalah bagian dari kemanusiaan kita dan kalau itu terjadi itu adalah bagian dari kemanusiaan kita yang kita juga harus terima.
GS : Kalau kita sudah menyadari hal itu lalu bagaimana Pak Paul?
PG : Yang nomor tiga adalah misalkan kita tahu ini bukan hal yang berkaitan dengan hukuman Tuhan jelas kita mendapatkan atau mencari Tuhan untuk mendapatkan penghiburan dariNya. Jadi kita berdo agar Dia memberikan kita kekuatan yang sepadan dengan beban penderitaan yang sedang kita tanggung, itu yang mungkin bisa kita minta dariNya hanya itu saja.
GS : Kadang-kadang memang Tuhan itu mengijinkan kita atau memberikan teman yang bisa menolong kita mendengarkan keluhan-keluhan kita dsb.
PG : Betul sekali, itu usulan yang baik sekali Pak Gunawan. Jadi dalam penderitaan sebaiknya kita bisa membagi duka atau beban kita ini dengan teman atau saudara kita, itu sangat menolong. Sayakira kita yang sehat kadang kala lupa bahwa orang sakit paling senang dikunjungi.
Salah satu hal yang paling menyiksa orang yang sakit di rumah sakit adalah kesendiriannya atau kesepiannya.
GS : Seolah-olah tidak ada lagi orang yang memperhatikan dia, jadi penderitaannya ganda Pak Paul ya.
PG : Betul, betul sekali.
GS : Tapi memang harus kita akui sulit sekali Pak Paul, untuk mengkategorikan suatu bentuk penderitaan, karena kadang-kadang itu campuran dari beberapa bentuk penderitaan yang terjadi sekaligus.
PG : Dan sangat manusiawi juga saya harus akui kita ini sering kali menyalahkan Tuhan, karena dalam diri kita tersirat suatu asumsi bahwa nomor satu kalau saya hidup baik seyogyanyalah saya menrima imbalan yang baik pula.
Kalau saya sudah hidup menyenangkan hati Tuhan, tidak macam-macam tapi kenapa saya harus menderita seperti ini. Jadi kita tidak bisa tidak dipengaruhi oleh konsep ini. Dan yang kedua adalah konsep yang kita bawa sejak kecil, kalau kita sakit orang tualah yang repot untuk mengurus kita, mengurangi penderitaan kita dan melindungi kita dari penderitaan yang lebih lanjut, kita bawa konsep ini juga dalam hubungan kita dengan Tuhan. Kita berkata: "Tuhan, saya sakit ini, saya menderita kok Engkau tidak datang mengunjungi dan mengurangi penderitaan saya. Dan kalau ini akan terjadi dan Engkau mampu untuk mengelakkannya kenapa tidak?" Jadi saya tidak ingin kedengaran tidak sensitif sebab saya menyadari bahwa dalam penderitaan acapkali pengetahuan kita akan yang benar bisa tiba-tiba lenyap sebab apa, sebab penderitaan itu merobek hati manusia yang terdalam.
GS : Memang penderitaan itu sudah menjadi bagian kita dan setiap kita pasti pernah mengalaminya bentuknya bermacam-macam dan kadarnya pun bermacam-macam tetapi kita pasti bisa melihat bahwa penderitaan yang paling berat adalah penderitaan yang dialami oleh Tuhan Yesus Pak Paul ya.
PG : Dan dari situ kita bisa simpulkan bahwa memang Allah tidaklah begitu anti dengan penderitaan. Sebab bahkan diriNya sendiri sewaktu menjelma menjadi manusia harus melalui proses penderitaanyang begitu hebat untuk mati.
GS : Dan dari situ kita tahu bahwa kalau kita sedang berdoa dan mengeluh tentang penderitaan yang kita alami Dia mengerti dengan pasti apa yang kita keluhkan karena Tuhan Yesus sendiri pernah mengalami itu.
PG : Betul, itu yang dikatakan di kitab Ibrani, Dia juga menderita karena dicobai oleh karena itulah Dia bisa mengerti penderitaan kita.
IR : Dan Dia juga mendoakan kita Pak Paul ya.
PG : Betul sekali, satu hal yang kita mesti harus ingat adalah sewaktu kita menderita, Tuhan pun menangis kalaupun Dia diam bukan karena Dia bersenang-senang, Dia diam karena ada satu hal yang ia lakukan yang tidak kita mengerti sekarang.
Tapi yang sudah pasti adalah Allah pun menangis tatkala kita menderita.
GS : Jadi sekalipun penderitaan ini akan terus berlanjut di dalam kehidupan kita, kita bersyukur bahwa kita mengenal Allah yang begitu mengerti dan mengasihi kita masing-masing. Jadi saya percaya bahwa Tuhan sendirilah yang akan memberikan kekuatan dan ketabahan kepada kita pada masa-masa yang semakin sulit ini Pak Paul. Dan demikianlah tadi para pendengar kami telah persembahkan ke hadapan Anda sebuah perbincangan tentang penderitaan manusia. Bersama Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Dan kalau Anda berminat untuk melanjutkan acara tegus sapa ini kami persilakan anda menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Jl. Cimanuk 58 Malang. Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan banyak terima kasih untuk tanggapan dan surat-surat yang sudah ditujukan kepada kami. Namun kami tetap menantikan saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sekalian, sampai jumpa pada acara Telaga yang akan datang.