Hidup dengan Pasangan yang Tidak Seiman

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T068B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Ada banyak contoh konflik yang terjadi di dalam pasangan yang tidak seiman, namun di sini juga diuraikan bagaimana seharusnya sikap kita terhadap pasangan yang belum seiman, sesuai dengan firman Tuhan.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Menikah dengan pasangan yang tidak seiman memang seringkali menjadi dilema dan tidak jarang malahan menimbulkan konflik dalam rumah tangga. I Petrus 3:1-7 memberikan kita petunjuk bagaimana harus bersikap pada pasangan kita yang tidak seiman, di sini memang yang dibicarakan adalah tentang suami yang tidak beriman dan istrinya yang beriman. Yang dinasihatkan rasul Petrus adalah

  1. "Demikian juga kamu hai istri-istri tunduklah kepada suamimu." Ayat 7 dikatakan "Juga kamu hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia." Dengan kata lain tunaikan kewajibanmu baik sebagai istri maupun sebagai suami. Kalau engkau suami, istrimu misalkan adalah bukan orang yang percaya pada Tuhan Yesus, Tuhan meminta si suami tetap menghormati si istri. Efesus 5, kasihilah istrimu, hormatilah suamimu, ini yang Tuhan minta.

  2. Prinsip kedua adalah hematlah dengan kata-kata. Alkitab berkata tanpa satu kata pun engkau bisa memenangkan suamimu, dengan cara apa? Jangan melalui kata-kata. Bukankah kata-kata lebih sering memancing perdebatan. Firman Tuhan berkata: "Jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada firman Tuhan mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan istrinya."

  3. Hiduplah dengan saleh.
    Ada hal yang saya tekankan :

    1. Pertama, adalah bahwa kehidupan kita harus lebih baik dari pada kehidupannya. Orang yang dikuasai roh Tuhan sewaktu bertengkar pun dia tidak kasar, atau dia akan lebih cepat meminta maaf atau dia akan lebih dulu berdamai.

    2. Kedua, pasal 3 : 4, "Tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah." Bagi istri nasihat Tuhan adalah pertahankanlah atau perlihatkanlah roh lemah lembut roh yang tidak kasar dan tenteram adalah roh yang tidak argumentatif. Bahasa Inggrisnya 'quiet spirit' yaitu jiwa yang tenang, yang tidak mau marah-marah, berdebat-debat, berdalih-dalih, bersitegang, bersilat lidah. Saya kira sebagai seorang wanita kalau dia bisa menjaga emosi dan lidahnya seperti ini itu menjadi suatu ciri kesalehan yang mengundang rasa kagum dan hormat dari suaminya.

Kalau suami orang yang beriman sementara istrinya tidak, firman Tuhan di ayat 7 mengatakan: "Demikian juga kamu hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu sebagai kaum yang lebih lemah." Hidup dengan bijaksana dapat diterjemahkan hiduplah dengan penuh pengertian kepada istri sebagai kaum yang lebih lemah. Tuhan meminta agar suami memahami, mengerti istri, mengerti bahwa dia adalah kaum yang lemah. Wanita diibaratkan sebagai bejana yang mudah pecah, artinya mudah bereaksi secara emosional tatkala stres menimpanya. Cukup banyak wanita yang memang mengalami kesulitan dengan stress yang menekannya, kalau ada stres dia mungkin perlu marah, perlu menangis, dia perlu cetuskan. Stres masuk menggoyangkan dia dan goncangan itu terlihat dengan jelas, inilah yang dimaksud sebagai bejana yang mudah pecah, yang mudah retak. Jadi pria diminta Tuhan untuk mengerti, jangan dimarahi, jangan dibentak, jangan dihina-hina, justru suami perlu mengertinya.