Gaya Hidup yang Dikuasai Target

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T087B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Pada awalnya pabriklah yang harus produktif menghasilkan banyak produk, tapi pada masa sekarang ini pindah ke dalam diri manusianya yang harus produktif menghasilkan sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya. Tapi yang jadi pertanyaan, apakah itu yang menjadi tujuan hidup kita?

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Mulai tahun 80-an sudah adanya suatu trend atau gaya hidup yang sangat dipengaruhi oleh konsep produksi yaitu produktif. Jadi yang diutamakan adalah menghasilkan sebanyak-banyaknya dengan waktu sedikit supaya hasilnya optimal. Sebelumnya pabrik yang harus produktif menghasilkan banyak produk, sekarang pindah ke dalam diri manusianya, harus produktif menghasilkan sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya.

Pertanyaannya apakah itu salah? Seolah-olah memang tidak ada salahnya. Tapi kenapa saya membawa masalah ini ke permukaan karena dampaknya yang akan menggerogoti orang itu, belum lagi nanti dampaknya pada keluarga. Tapi pada orang itu sendiri memang dia akan menemukan sukacita waktu dia berhasil, mencapai target, dia naik lagi. Tapi apakah arti hidupnya, apakah hidupnya hanyalah memenuhi target-target itu dan itukah yang membuat dia bahagia dan apakah itu hidup?

Cara menetapkan target atau mengukur bahwa target ini mampu memotivasi kita untuk produktif, tetapi tidak menjadi candu buat kita. Sekali lagi awalnya adalah kita mesti jelas dengan apa isi prioritas hidup kita ini, apa itu yang ingin kita cari dalam hidup.

Ada 3 pertanyaan yang harus kita jawab dengan baik dalam hidup ini yaitu:

  1. Siapakah yang kita sembah dalam hidup ini, harus jelas siapa yang kita sembah. Kita menyembah Tuhankah, kita menyembah manusiakah, kita menyembah uangkah, kita menyembah pekerjaan kitakah.

  2. Kita juga bertanya bagaimanakah kita hidup ini. penting sekali kita jawab, mau hidup kita seperti mesinkah, mau memanipulasi orangkah, mau tinju-tinju orang supaya dapat yang kita inginkan, mau menipu orang atau kita mau hidup jujur, kita mau hidup seperti yang Tuhan mau kehendaki.

  3. Dengan siapakah kita hidup, maksudnya dengan istri atau suami kita.

Nah jadi prioritaskanlah hidup itu dengan lebih sederhana, apa tujuannya kita hidup ini, kenapa kita ada di sini, siapa yang kita sembah dalam hidup ini, masih adakah yang kita sembah dalam hidup ini, nah itu perlu kita tanyakan dan itu akan menolong kita memprioritaskan hidup. Tuhan menghendaki kita mempunyai kehidupan yang berimbang, kita tidak mungkin menyenangkan hati Tuhan kalau hidup kita seperti itu. Kita tidak akan ada waktu untuk Tuhan akhirnya dan Tuhan sudah berkata dengan jelas yang Dia senangi dari kita bukannya korban bakaran tapi hati, hati yang taat, mau mendengarkan Dia.

Bagaimana agar secara bijaksana menetapkan target?

  1. Saya akan meminta pada mereka yang terlibat dalam kehidupan yang dikejar target untuk duduk berdiam diri dengan tenang dan bertanya, untuk apakah saya ada di sini.

  2. Saya minta dia untuk bertanya, nanti sebelum saya menutup mata, meninggalkan dunia ini, pikiran terakhir apakah yang saya akan bawa. Saya menduga bukan harta yang dia pikirkan tetapi dia akan memikirkan orang yang ada di sekitarnya, yang dekat dengannya, yang dicintainya dan mencintainya dan dia akan memikirkan Tuhan.

Matius 6:19-21, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi, di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga, di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada di situ juga hatimu berada."

Jadi kita mesti tetapkan bahwa harta kita bukan yang ada di dunia ini, ini sementara, ini sarana kita hidup dan Tuhan senang kita bisa hidup dengan bahagia juga.