Antara Rasio dan Perasaan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T454B
Nara Sumber: 
Ev.Sundunata Kurniawan, M.K.
Abstrak: 
Ada pandangan umum yang menyatakan bahwa wanita lebih mengedepankan perasaan dari pada rasio, sebaliknya dari pria. Memang sebagian besar memunyai kecenderungan seperti itu tapi keunikan masing-masing tetap ada tempatnya. Perbincangan kali ini membahas apa akibatnya bila kita terlalu mengedepankan perasaan dibanding rasio dan merumuskan solusinya
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Ada pandangan atau gambaran umum yang menyatakan bahwa wanita lebih mengedepankan perasaan dari pada rasio, sebaliknya dari pria. Memang sebagian besar memunyai kecenderungan seperti itu tapi keunikan masing-masing tetap ada tempatnya.

Akibat seseorang yang terlalu mengedepankan perasaan daripada pikirannya :

  1. Rentan untuk tertipu dan keliru dalam memutuskan sesuatu atau salam dalam menilai sesuatu.

  2. Berpikir negatif dan menghakimi

  3. Lebih mudah dikuasai perasaan-perasaan negatif

Solusinya :

  1. Kenali perasaan negatif yang muncul, supaya bisa dianalisa.

  2. Terapkan praduga tidak bersalah dan kembangkan pikiran yang positif

  3. Kumpulkan fakta dan lihat latar belakangnya. Dengan mengumpulkan fakta untuk kasus-kasus yang cukup mengganggu, kita bisa memunyai respons yang lebih terkendali, tidak meledak-ledak, tidak impulsive atau bersifat emosional. Tapi respons kita adalah respons yang terukur, logis dan berdasarkan fakta, berdasarkan pikiran rasionalitas kita. Abaikan kata-kata yang buruk, abaikan hal-hal yang menyakiti kita.

  4. Memupuk citra diri yang positif.

  5. Komunikasikan dan bangunlah dialog. Kalau orang tersebut memang bersalah, ampuni supaya kita tidak menyimpan sampah.

  6. Waspadai saat-saat sensitif kita, misalnya pada waktu lelah secara fisik, emosi, pikiran. Kering secara spiritual.

Firman Tuhan yang berkaitan dengan topik ini diambil dari Amsal 12:15-16 "Jalan orang bodoh dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, dia bijak. Bodohlah yang menyatakan sakit hatinya seketika itu juga. Tetapi bijak yang mengabaikan cemooh."